SuaraJatim.id - Warga yang berada di sekitar Sungai Driyorejo yang berada di Kabupaten Gresik Jawa Timur digegerkan dengan kematian massal ikan yang berada di aliran sungai tersebut. Berbagai jenis ikan yang mati tersebut meliputi ikan Bader Merah ,Bader Putih, Keting, Rengkik, Wader dan Mujair.
Fenomena kematian massal ikan tersebut diduga merupakan imbas dari pencemaran limbah industri bersifat racun. Peristiwa tersebut diketahui warga terjadi sejak Sejak Senin (22/7/2019) hingga Selasa (23/7/2019).
Meski belum diketahui penyebab pastinya, puluhan warga pun menampung ikan yang mati di sungai Driyorejo. Bahkan, ikan mati massal (munggut) tersebut menjadi rebutan bagi warga sekitar seperti di Desa Ngambar, Desa Bambe, dan Desa Driyorejo.
Melihat adanya fenomena tersebut, Lembaga kajian Ekologi dan Konservasi lahan basah atau Ecological Observation end Wetlands Conservation (Ecoton) menilai peristiwa tersebut akibat adanya limbah industri yang bersifat beracun, sehingga membuat ikan menjadi munggut karena kekurangan oksigen.
Baca Juga: Penampakan Ratusan Ton Ikan Mati di Waduk Kedung Ombo Sragen
Menurut Direktur Operasional Ecoton, Amir Udin Ikan mati yang terjadi di Kali tersebut akibat dari kekurangan oksigen. Setelah melakukan kajian dan investigasi, kematian ikan tersebut didiga karena racun limbah industri.
"Ikan-ikan yang mati ini akibat dari limbah industri yang memiliki sifat racun. Kita mengimbau dinas lingkungan hidup provinsi dan kabupaten/kota untuk memberikan sanksi pidana dan pencabutan izin," kata Amir.
Amir menambahkan, ikan mulai banyak yang dipungut warga setelah masuk wilayah desa Driyorejo Kabupaten Gresik. Untuk diketahui, aliran Sungai Driyorejo tersebut berasal dari Kali Mas yang melintasi Kota Surabaya.
Disinyalir, limbah industri berasal dari kota pahlawan tersebut berdampak pada ekosistem ikan di Sungai Driyorejo dan beberapa aliran sungai lain yang dilalui. Kondisi tersebut diperparah dengan musim kemarau saat ini yang menyebabkan debit air sungai menyusut, sehingga tidak mampu menampung beban limbah industri di Kali Surabaya.
Amir mengemukakan, ketika industri tidak melakukan pengelolan limbahnya dengan baik dan membuang melebihi baku mutu akan membuat ikan menjadi mati. Pun yang terjadi di Kali Surabaya, mengancam kepunahan spesies dan menurunkan populasi ikan lokal Kali Surabaya.
Baca Juga: Ikan Mati di Danau Maninjau Jadi 20 Ton
"Kondisi debit air kali Surabaya yang berkurang tidak mampu menampung beban limbah industri di Kali Surabaya. Hal ini bisa membuat kepunahan ikan lokal," ujarnya.
Sementara itu seorang warga Krembangan yang sehari-harinya mencari ikan, Sulkah (48) mengatakan pada Juli ini sudah terjadi empat kali ikan munggut. Bahkan, hari ini (Selasa, 23/7/2019) jumlahnya sangat banyak, berbeda dengan kejadian sebelumnya.
"Kejadian sekarang yang munggut ribuan. Beda dengan yang dulu. Ikan yang saya punggut ini untuk konsumsi pribadi, tidak saya jual. Kalau beli ikankan mahal," ujar Sulkah.
Hal yang sama dikatakan Warga Desa Ngambar Kecamatan Driyorejo, Aji (18). Dia mengemukakan ikan munggut masuk wilayah desa ngambar sejak hari Senin kemarin, hingga hari ini masih banyak yang mencari ikan untuk konsumsi keluarga.
Ia mengaku ikan munggut ini dari limbah industri yang ada di kali Surabaya yang menyebabkan ikan menjadi mati kemudian mengalir ke Kali kawasan Driyorejo.
"Ada banyak jenis ikan, ada Wader, Mujaer, Keting dan lain-lain yang mati, ada ratusan yang kita punggut hari ini. Ya, bisa jadi ini akibat limbah industri di Kali Surabaya," ucap Aji.
Kontributor : Tofan Kumara
Berita Terkait
-
Ngeri, Penampakan Ribuan Ikan Mati Akibat Gelombang Panas di Vietnam
-
Nilai Investasi Tembus Rp 5 T, di Hannover Messe 2024 Indonesia Tandatangani MoU Daur Ulang
-
Septic Tank BIO: Solusi Berkelanjutan untuk Pengolahan Limbah Industri yang Ramah Lingkungan
-
Ribuan Ikan Mendadak Mati Di Sungai Cileungsi, Polisi Turun Tangan
-
LSM Desak Kementerian LHK Turun Tangan Atasi Limbah Industri Nikel Cemari Laut Halmahera dan Morowali
Terpopuler
- Keponakan Megawati jadi Tersangka Kasus Judol Komdigi, PDIP: Kasus Alwin Jabarti Kiemas Contoh Nyata Politisasi Hukum
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Hukum Tiup Lilin Dalam Islam, Teganya Geni Faruk Langsung Padamkan Lilin Ultah saat Akan Ditiup Ameena
- Kevin Diks: Itu Adalah Ide yang Buruk...
- Sebut Jakarta Bakal Kembali Dipimpin PDIP, Rocky Gerung: Jokowi Dibuat Tak Berdaya
Pilihan
-
Uji Tabrak Gagal Raih Bintang, Standar Keamanan Citroen C3 Aircross Mengkhawatirkan
-
Erick Thohir Sebut Aturan Kredit Pembiayaan Rumah Ribet, Target Prabowo Dibawa-bawa
-
Hore! Harga Tiket Pesawat Domestik Turun 10% Sepanjang Libur Nataru
-
Broto Wijayanto, Inspirator di Balik Inklusivitas Komunitas Bawayang
-
Bye-Bye Jari Bertinta! 5 Tips Cepat Bersihkan Jari Setelah Nyoblos
Terkini
-
Menang di Kampung Halaman, Emil Dardak Tak Sia-sia Pulang Sebelum Coblosan
-
Kronologi Truk Box Terbakar di Ngawi: Sopir Sempat dengar Suara 'Duks'
-
Khofifah-Emil Dardak Unggul Versi Hitung Cepat, Jokowi Beri Pesan Khusus
-
Kabar Duka, Anggota Linmas Kediri Meninggal Dunia Saat Bertugas di TPS
-
CS BRI Gunakan Komunikasi Berupa Bahasa Isyarat Bagi Nasabah Penyandang Disabilitas Tuai Aplaus Publik