SuaraJatim.id - Sebuah kampus di Jawa Timur mempunyai 70 persen mahasiswanya terpapar radikalisme. Di mana?
Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Polisi Hamli tidak mau mengungkapnya. Dia hanya mengatakan salah satu sumber radikalisme di lingkungan kampus adalah jenjang pendidikan di bawahnya.
"Dari SMA-nya, pondok pesantrennya, mereka sudah terpapar," ujar Hamli dalam siaran persnya, Jumat (26/7/2019).
Hamli meminta data yang disampaikannya tidak ditanggapi secara reaktif terkait kampus yang mempunyai mahasiswa radikal itu. Terutama oleh kalangan kampus, sebagaimana dahulu sewaktu BNPT mengungkap temuan radikalisme di sejumlah perguruan tinggi negeri di Indonesia.
"Dahulu rektornya marah semua. Asal data BNPT dipertanyakan. Akan tetapi, ini hasil pengamatan lapangan. Setelah dijelaskan detailnya, mereka baru sadar dan ramai-ramai bergerak melakukan penanggulangan," ujar Hamli.
Ia menuturkan bahwa temuan radikalisme di lingkungan kampus bukan hal baru. Pada tahun 1983, ditemukan adanya aktivitas keagamaan di salah satu masjid, lingkungan kampus yang berlangsung hingga pukul 03.00 WIB.
"Ini seharusnya menjadi perhatian kampus. Kenapa sampai ada aktivitas di masjid kampus sampai pukul tiga pagi? Pencegahan bisa diawali dari kecurigaan-kecurigaan atas hal-hal yang janggal," kata Hamli.
Ia mengingatkan pentingnya keterlibatan kalangan kampus dan lingkungan sekitarnya dalam pencegahan terorisme. Hal itu, menurut dia, akan menjadi sebuah sinergi nyata dalam upaya penanggulangan terorisme.
"Pendekatan keras dalam penanggulangan terorisme sebenarnya tidak perlu dilakukan. Penanggulangan terorisme akan efektif jika dilakukan dengan pendekatan lunak. Hal itu membutuhkan keterlibatan masyarakat," ujar Hamli. (Antara)
Baca Juga: Perbanyak Acara Hiburan Malam, Cara Arab Saudi Tangkal Paham Radikal
Berita Terkait
-
UGM Diduga Terpapar Radikalisme, Rektor: Informasi Baru Akan Kami Pelajari
-
8 PTN Terpapar Radikalisme, Begini Penjelasan Menhan
-
UNDIP Tolak Komentar Riset Ada Kelompok Islam Trans Nasional di Kampusnya
-
UNNES Jawab Riset Ada Kelompok Islam Trans Nasional di Kampusnya
-
UNY Diduga Terpapar Islam Radikal, Rektor: Saya Ragukan Penelitian Itu
Terpopuler
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
-
Dari LPS ke Kursi Menkeu: Akankah Purbaya Tetap Berani Lawan Budaya ABS?
Terkini
-
Mahasiswa UMM Racik Alat Penyembuh Luka Diabetes, Begini Cara Kerjanya...
-
Kecelakaan Bus di Probolinggo, Gubernur Khofifah Sampaikan Duka Cita & Instruksikan Evaluasi Armada
-
Detik-Detik Kecelakaan Maut Rombongan RS Jember: Saksi Mata Ungkap Kondisi di Lokasi
-
8 Karyawan RS Jember Tewas dalam Kecelakaan Maut di Bromo
-
Golds Gym Surabaya Mendadak Tutup, Kementerian Perdagangan Panggil Manajemen