SuaraJatim.id - Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya Herlina Harsono Njoto meluapkan emosinya karena mengetahui adanya ketidaksinkronan data yang dimiliki Badan Pusat Statistik (BPS) dan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
Ketidaksinkronan tersebut menyebabkan data yang dimiliki Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
Herlina menyebut ketidaksinkronan tersebut diketahuinya setelah ada komparasi data dari BPS Surabaya dengan yang dimiliki Pemkot berdasar SK Wali Kota Nomor 188.45/94/436.1.2/2019 Tanggal 10 April 2019.
"Berdasarkan SK Wali Kota Tanggal 10 April 2019, ada 799.540 jiwa, yang artinya hampir 800 jiwa masyarakat Kota Surabaya yabg dikategorikan berpenghasilan rendah. Ini otomatis sangat berbeda jauh dengan data yang disampaikan oleh BPS terkait dengan masyarakat berpenghasilan rendah di Kota Surabaya, yang jumlahnya hanya 140 ribu," ujar Herlina kepada awak media seusai audiensi pada Senin (7/10/2019).
Herlina menjelaskan, hal ini bukan perkara jumlah dari hasil survei BPS. Namun karena adanya ketidaksinkronan tersebut, masyarakat akan semakin tidak percaya dengan data yang dimiliki pemerintah.
"Sebenarnya bukan pada masalah banyak atau sedikitnya data. Saya berpendapat, bahwa ketika masyarakat berpenghsilan rendah disampaikan sebanyak 800 ribu, maka ini adalah hal yang tidak membuat gembira. Baik untuk Pemkot, maupun DPRD. Kenapa seperti ini? Coba bayangkan, ketika tiga juta masyarakat Kota Surabaya ternyata 30 persen di antaranya itu masyarakat yang tidak mampu. Nah, saya sendiri cukup sanksi dengan data yang disajikan dinas sosial dalam hal ini," katanya.
Selain itu, Herlina juga mendamprat BPJS karena banyak Warga Surabaya yang dinonaktifkan kepesertaannya jaminan kesehatannya oleh lembaga tersebut. Meski begitu, ia mengaku hal tersebut terjadi karena tidak sinkronnya data antara BPS dan Pemkot Surabaya.
"Ketika saya mengaitkan dengan data penonaktifan BPJS, saya tidak bisa 100 persen menyalahkan langkah BPJS dalam hal ini. Karena, pemerintah kota tidak punya data yang valid tentang yang mana mereka harus ditanggung sebagai BPJS," katanya.
Saat audiensi, Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya Khusnul Khotimah, juga ikut terpancing emosi karena ketidaksinkronan dua data tersebut.
Baca Juga: BPJS Ketenagakerjaan Bagikan Kartu Jaminan Sosial pada Pekerja Rumah Tangga
Kontributor : Dimas Angga Perkasa
Berita Terkait
Terpopuler
- Ayah Brandon Scheunemann: Saya Rela Dipenjara asal Indonesia ke Piala Dunia
- Di Luar Prediksi! 2 Pemain Timnas Indonesia Susul Jay Idzes di Liga Italia
- Berbalik 180 Derajat, Mantan Rektor UGM Sofian Effendi Cabut Pernyataan Soal Ijazah Jokowi
- Erika Carlina Bikin Geger, Akui Hamil 9 Bulan di Luar Nikah: Ini Kesalahan Terbesarku
- Tak Perlu Naturalisasi, 4 Pemain Keturunan Jebolan Akademi Top Eropa Bisa Langsung Bela Timnas
Pilihan
-
Karhutla Riau Makin Meluas sampai 'Ekspor' Asap ke Malaysia
-
Singgung Jokowi, Petinggi Partai Sebut PSI Bisa Gulung Tikar, Apa Maksudnya?
-
Kongres PSI: Tiba di Solo, Bro Ron Pede Kalahkan Kaesang Pangarep
-
Profil dan Agama Erika Carlina, Seleb Dijuluki Ratu Pesta yang Ngaku Hamil di Luar Nikah
-
Hasil Timnas Indonesia U-23 vs Filipina: Lemparan Robi Darwis Bawa Garuda Muda Unggul 1-0 di Babak I
Terkini
-
Gubernur Khofifah Wujudkan MPLS Ramah, Kampanyekan Ramah Anak, Edujatif, Inklusif dan Anti Bullying
-
Check-Up Rutin: Investasi Kesehatan untuk Cegah Kanker
-
Tren Skincare Anti-Aging 2025: Dari Serum Retinol hingga Perawatan Laser, Apa yang Paling Efektif?
-
Rahasia Hubungan Intim Suami Istri dalam Islam: Ibadah Bernilai Pahala & Tips Lengkapnya
-
Gen Z Lelah Cari Kerja? Profesi Zaman Dulu Kembali Jadi Incaran, Ini Daftarnya