SuaraJatim.id - Benda purbakala berupa sendok dan garpu yang diduga berasal dari zaman manusia prasejarah ditemukan Tim peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) di Gua Lowo, Sampung Kabupaten Ponorogo.
Temuan benda purbakala tersebut didapat dari penelitian yang berlangsung sejak 28 September 2019 lalu. Selain benda tersebut, tim juga menemukan perlengkapan sehari-hari berupa pisau. Benda-benda itu terbuat dari potongan tulang hewan.
Tak hanya itu, sejumlah peralatan berbahan batu juga ditemukan, seperti mata panah. Kekinian, tim yang melakukan penelitian hingga 15 Oktober 2019, telah menemukan delapan alat berbahan batu dan 20 alat berbahan tulang yang kondisinya cukup baik.
“Ada banyak sekali dan masih bagus-bagus,” kata Peneliti Arkenas Jatmiko seperti dilansir jatimnet.com-jaringan Suara.com pada Selasa (8/10/2019).
Baca Juga: Ditemukan Jam Matahari dan Jam Batu Lain Buatan Manusia Purbakala
Jatmiko juga mengatakan tim menemukan puluhan benda purbakala lain, baik berbahan batu maupun tulang hewan yang kondisinya kurang baik. Dia mengemukakan dengan adanya temuan dari masa prasejarah, Gua Lowo diperkirakan tempat hunian manusia sekaligus tempat produksi perlengkapan keseharian.
Alasan tersebut diperkuat dengan adanya lokasi mata air yang berdekatan dengan Gua Lowo.
“Di dekat sini dulu ada sungai purba,” katanya.
Untuk diketahui, penelitian manusia prasejarah dan jejak kehidupan sehari-harinya di Gua Lowo bukan kali pertama dilakukan oleh Arkenas. Pada 2008 silam, tim Arkenas juga telah melakukan penelitian serupa.
“Gua Lowo ini dikenal sebagai Sampung bone industry,” katanya.
Baca Juga: BPCB Trowulan Kumpulkan Warga Penemu Benda Purbakala Situs Sekaran
Bagi kalangan arkeolog, Gua Lowo sejak lama dikenal sebagai lokasi penemuan benda-benda prasejarah dengan keunikan tersendiri. Pada masa kolonial, tepatnya tahun 1928, Belanda pernah melakukan penelitian di gua tersebut.
Dalam penelitian tersebut, mereka menemukan kerangka manusia prasejarah yang diperkirakan hidup pada 7.000-3.000 tahun lalu.
"Sayangnya, hasil penelitian tersebut dibawa pihak Belanda," katanya.
Meski tersohor menyimpan banyak jejak prasejarah, penelitian di gua ini memiliki sejumlah kendala. Selain tenaga peneliti yang terbatas, tim Arkenas harus bekerja keras untuk mendapat hasil terbaik. Lantaran sebagian besar benda-benda itu terbungkus kapur yang menyulitkan peneliti untuk mengidentifikasi.
Berita Terkait
-
Teliti Makam Yesus, Ilmuwan Ungkap Fakta Mengejutkan Mengenai Kematian dan Kebangkitan
-
Bongkar Misteri Bashiri: Mumi Mesir yang Tak Berani Dibuka Arkeolog
-
Arkeolog Temukan Kerangka Biarawati yang Dirantai, Bukti Ritual Penyiksaan Mengerikan di Masa Lalu
-
Misterius! Arkeolog Temukan Boneka Tanah Liat Berusia 2400 Tahun di Atas Piramida Kuno
-
Gemetar! Arkeolog Temukan Harta Karun Koin Perak Era Raja Edward, Simpan Sejarah Kejam
Terpopuler
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Daftar Pemain Timnas Belanda U-17 yang Gagal Lolos ke Piala Dunia U-17, Ada Keturunan Indonesia?
- Titiek Puspa Meninggal Dunia
- Gacor di Liga Belanda, Sudah Saatnya PSSI Naturalisasi Pemain Keturunan Bandung Ini
- Eks Muncikari Robby Abbas Benarkan Hubungan Gelap Lisa Mariana dan Ridwan Kamil: Bukan Rekayasa
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Diwarnai Parade Gol Indah, Borneo FC Tahan Persib Bandung
-
Persija Terlempar dari Empat Besar, Carlos Pena Sudah Ikhlas Dipecat?
-
Momen Timnas Indonesia U-17 Gendong ASEAN Jadi Pembicaraan Media Malaysia
-
Terbang ke Solo dan 'Sungkem' Jokowi, Menkes Budi Gunadi: Dia Bos Saya
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik April 2025
Terkini
-
Wakil Wali Kota Surabaya Dilaporkan Polisi Usai Sidak Aduan Dugaan Pengusaha Tahan Ijazah
-
Preman Palak Investor di Kawasan Industri PIER, Langsung Kena Batunya
-
Warga Rungkut Harapan Surabaya Ditemukan Tewas dengan Luka di Wajah Bersama Hewan Peliharaannya
-
Jelang Haul Abad Syaikhona Kholil: Khofifah Ceritakan Peran Ulama Kharismatik di Balik Lahirnya NU
-
Heboh Sejoli Ditemukan Tewas di dalam Kamar Kos Sidosermo Surabaya, Penyebabnya Masih Misteri