SuaraJatim.id - Lantaran mengalami gangguan jiwa, warga bernama I Komang Bagong terpaksa harus dikurung keluarga di area rumah Banjar Perasi Kauh, Desa Pertima, Karangasem, Bali.
Tempat isoloasi yang didiami Bagong itu mirip seperti sebuah kandang hewan. Lelaki 40 tahun yang sejak kecil mengidap gangguan jiwa itu kerap mengamuk dan menjadi alasan keluarga untuk mengurungnya.
Faktor lain yang menjadi alasan keluarga mengurungnya, karena sebelumnya Bagong sempat hilang selama satu minggu.
Hal itu disampaikan I Ketut Sukranata, adik kandung Bagong saat didatangi Wakil Ketua DPRD Karangasem, I Nengah Sumardi, Rabu (16/10/2019).
Baca Juga: Orangtua Kurung Bocah Pengidap AIDS hingga Tewas, Permintaannya Bikin Sedih
"Adik saya ini, memang sudah mengalami gangguan kejiwaan sejak lahir, kami lakukan ini agar ia tidak hilang lagi seperti kemarin disamping takut tiba-tiba mengamuk mengganggu kenyamanan warga,” kata Sukranata seperti dikutip dari Beritabali.com--jaringan Suara.com.
Sukranata juga menceritakan, kakaktersebut juga sempat menjalani perawatan di RSJ Bangli hanya saja saat menjalani proses pengobatan adiknya dipukuli oleh pasien gangguan jiwa lainnya yang diajaknya tinggal dalam satu ruangan sehingga pihak keluarga memutuskan untuk merawat Bagong di rumah saja.
Selain itu, kondisinya juga diperparah dengan mandegnya bantuan dari pemerintah yang sebelumnya sempat Kakaknya terima setiap bulannya pada saat pemerintahan mantan Bupati Karangasem, I Wayan Gredeg sebesar Rp 300 ribu setiap bulannya.
Dia mengaku tidak mengetahui secara pasti apa alasannya, sehingga bantuan tersebut tidak lagi diberikan untuk kakaknya it setelah berakhirnya kepemimpinan I Wayan Geredeg pada tahun 2014 silam.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Karangasem, I Nengah Sumardi mengaku awalnya mendapatkan informasi dari masyarakat bahwa ada salah seorang warga yang mengalami gangguan kejiwaan yang terpaksa harus dikurung di dalam sebuah ruangan sempit.
Baca Juga: Berdalih Ingin Usir Setan, Ibu Tega Kurung Maiya dalam Mobil hingga Tewas
Menindaklanjuti informasi tersebut, Sumardi langsung turun dengan cara datang langsung ke rumah warga seperti yang diinformasikan tersebut.
Begitu tiba disana setelah melihat kondisi Bagong seperti saat ini, Nengah Sumardi mengaku sangat prihatin.
“Kami sangat prihatin melihat kondisinya, dikurung di dalam sebuah ruangan yang benar–benar jauh dari kata layak,” kata Sumardi.
Berita Terkait
-
Kebijakan Sampah di Bali Tuai Protes: Larangan Minuman Kemasan Ancam Industri Daur Ulang?
-
Pemprov Bali Disarankan Belajar Kelola Sampah dari India, Adupi: Kebijakan Melarang Bukan Solusi
-
Nikmati Perjalanan Seru di Bali dengan Quad Bike
-
Berniat Rayakan Galungan di Bali: 3 Aktivitas Ini Bikin Kamu Makin Dekat dengan Budaya Lokal
-
Liga 1: Dewa United Bertekad Gagalkan Misi Bangkit Bali United, Mampukah?
Terpopuler
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Daftar Pemain Timnas Belanda U-17 yang Gagal Lolos ke Piala Dunia U-17, Ada Keturunan Indonesia?
- Titiek Puspa Meninggal Dunia
- Gacor di Liga Belanda, Sudah Saatnya PSSI Naturalisasi Pemain Keturunan Bandung Ini
- Eks Muncikari Robby Abbas Benarkan Hubungan Gelap Lisa Mariana dan Ridwan Kamil: Bukan Rekayasa
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Diwarnai Parade Gol Indah, Borneo FC Tahan Persib Bandung
-
Persija Terlempar dari Empat Besar, Carlos Pena Sudah Ikhlas Dipecat?
-
Momen Timnas Indonesia U-17 Gendong ASEAN Jadi Pembicaraan Media Malaysia
-
Terbang ke Solo dan 'Sungkem' Jokowi, Menkes Budi Gunadi: Dia Bos Saya
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik April 2025
Terkini
-
Wakil Wali Kota Surabaya Dilaporkan Polisi Usai Sidak Aduan Dugaan Pengusaha Tahan Ijazah
-
Preman Palak Investor di Kawasan Industri PIER, Langsung Kena Batunya
-
Warga Rungkut Harapan Surabaya Ditemukan Tewas dengan Luka di Wajah Bersama Hewan Peliharaannya
-
Jelang Haul Abad Syaikhona Kholil: Khofifah Ceritakan Peran Ulama Kharismatik di Balik Lahirnya NU
-
Heboh Sejoli Ditemukan Tewas di dalam Kamar Kos Sidosermo Surabaya, Penyebabnya Masih Misteri