Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Senin, 04 November 2019 | 10:40 WIB
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (kanan) menerima sumbangan jersey dan raket dari legenda bulutangkis Indonesia, Minarti Timur, untuk Museum Olahraga di rumah dinasnya di Surabaya, Jawa Timur, Senin (7/10/2019). [Suara.com/Dimas Angga Perkasa]

SuaraJatim.id - DPD Golkar Jawa Timur semprot Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini karena Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) terkunci saat Menpora Zainudin Amali sidak kelokasi untuk meninjau kesiapan stadion tersebut sebagai venue Piala Dunia U-20 2021. Bahkan GBT saat itu bau sampah.

Hal itu dikatakan Sekretaris DPD Partai Golkar Jatim Sahat Tua Simanjuntak, Minggu (3/11/2019) kemarin.

"Misi utama pak menteri itu kan datang langsung untuk Indonesia. Kenapa kok sampai Wali Kota Surabaya tidak membuka dan menutup pintu," ujar Sahat Tua Simanjuntak.

Sahat menampik terkuncinya Stadion GBT saat menpora berkunjung ada kaitannya dengan politik. Menurutnya ini hanya masalah komunikasi.

Baca Juga: Risma Yakin Surabaya Bakal Sukses Helat Piala Dunia U-20 2021

"Saya pikir kalau itu wali kota tidak bisa dihubungi, paling tidak kepala disporanya lah. Saya tahu kadispora provinsi sudah (berusaha) komunikasi," tegasnya.

Politisi yang juga duduk sebagai Wakil Ketua DPRD Jawa Timur itu meminta Pemkot Surabaya untuk berkomunikasi dengan kemenpora. Menjadwal ulang kunjungan menpora melihat kesiapan stadion yang terletak di Surabaya Utara tersebut.

Menurut Sahat, menteri adalah pembantu presiden. Kedatangan Menpora Zainudin Amali membawa program Presiden Joko Widodo. Seharusnya mendapat sambutan yang positif.

"Saya sangat sayangkan mentalitas birokrasi seperti itu di dalam era demokrasi yang terbuka seperti ini," kata Sahat.

Sementara itu dikonfirmasi soal bau sampah yang selama ini menjadi perdebatan, Sahat mengatakan bahwa memang ada permasalahan di sana berupa aroma itu. Tinggal sekarang duduk bersama mencari solusi terkait masalah sampah tersebut.

Baca Juga: Tolak Tawaran Mega dan Puan jadi Menteri, Risma: Aku Sudah Berdarah-darah

"Saya pikir bukan hanya gubernur, semua orang. Ini dapil saya Surabaya. Saya ini kan 10 tahun jadi anggota DPRD dari Dapil 1 Surabaya. Dari dulu memang bau sampah dan bagaimana cara mengatasi. Pak menteri datang kan dalam rangka memberi kebaikan," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainuddin Amali gagal mengunjungi Stadion Gelora Bung Tomo kemarin siang. Penyebabnya, pintu stadion tertutup. Menteri yang juga politisi Partai Golkar itu hanya bisa melihat-lihat di sekeliling stadion.

"Padahal kami datang untuk melihat kalau ada yang masih bisa kami bantu perbaiki. Tapi ini kami mau lihat saja tertutup begini, bagaimana kami mau bantu apa," ujar Amali saat itu.

Menurut Kepala Dispora Jawa Timur Suprayomi, kata Amali, sudah dilakukan komunikasi dengan pihak pemkot. Kepala Dispora Surabaya dihubungi, namun tidak dijawab. Kunjungan menpora ke Stadion GBT ini guna melihat persiapan menuju Piala Dunia U-20 2021 mendatang. Terlebih setelah terjadi kerusuhan, Amali berniat meninjau langsung stadion berkapasitas 50 ribu penonton tersebut.

"Kebuntuan komunikasi seperti ini harus dicari jalan keluar. Harus bisa menurunkan ego masing-masing. Sepakbola ini milik kita," ungkapnya.

Gagal masuk, menteri berdarah Gorontalo itu menuju ke Gedung Negara Grahadi untuk bertemu tokoh olahraga Jatim dan para atlet. Seusai pertemuannya dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan para stakeholder olahraga di Jatim, Amali kembali mengutarakan kekecewaannya tidak bisa masuk ke Stadion GBT.

"Sangat disayangkan kami tidak bisa masuk. Saya tidak tahu bagaimana komunikasinya sehingga itu terkunci," tegasnya.

Terlepas dari itu, ada sejumlah catatan yang harus segera dibenahi jika Stadion GBT menjadi veneu Piala Dunia U-20 2021. Pertama, soal akses menuju stadion. Menurutnya perlu ada fasilitas jalan yang lebih memadai lagi. Kedua, lingkungan. Amali menilai perlu ada penataan agar sekitar stadion lebih rapi lagi. Termasuk aroma di sekitar stadion.

"Pertama jalan menuju ke sana (GBT), tentu masih harus tambah lagi. Kalau saya pribadi, kemudian lingkungannya, apalagi kalau tim-tim Eropa kalau disuguhkan suasana seperti itu bagaimana," tandasnya.

Load More