SuaraJatim.id - Buku pelajaran yang berisi tentang muatan yang menyebut jika NU Radikal masih beredar di sekolah dasar (SD) di Surabaya. Padahal buku tersebut sudah ditarik setahun lalu oleh Menteri Pendidikan.
Diketahui, buku yang berisi muatan sebutan NU Radikal ini berawal dari laporan masyarakat atau wali murid yang melihat isi buku tersebut. Hal itu kemudian dilaporkan ke PCNU untuk mendapatkan tindak lanjut.
"Awalnya itu ada masukan dari masyarakat yang mengetahui isi buku tersebut ke kami. Kami kemudian menindaklanjutinya ke Dinas Pendidikan Kota Surabaya dan langsung segera ditindaklanjuti," jelas Ketua PCNU Surabaya Muhibbin Zuhri saat dihubungi Kontributor Suara.com pada Selasa (11/2/2020).
Seharusnya, kata Muhibbin, buku tersebut sudah tidak beredar lagi. Karena itu, Dinas Pendidikan Kota Surabaya menindaklanjutinya dengan melakukan perobekan halaman yang berisi sebutan NU Radikal tersebut.
Baca Juga: Kocak, Akun Katolik dan Nahdlatul Ulama Serah Terima Deddy Corbuzier
"Iya itu sekolah-sekolah menindak lanjuti perintah dinas pendidikan. Maka dari itu di sekolah-sekolah yang masih terdapat buku itu diperintahkan kepala dinas untuk dirobek," ujarnya.
Terpisah, Kepala Sekolah SDN Mojo 3 Surabaya Sumarlik membenarkan adanya seruan untuk merobek halaman buku yang berisi muatan sebutan NU Radikal.
"Iya benar mas, memang ada imbauan untuk melakukan perobekan buku itu karena ada unsur radikal-radikalnya," katanya saat dikonfirmasi.
Perobekan itu, lanjut dia telah dilakukan sejak Senin (10/2/2020) kemarin di sekolahnya secara massal.
"Perobekan itu sudah kami lakukan kemarin di sekolahan," jelasnya.
Baca Juga: Siang Ini Jokowi Hadiri Harlah Nahdlatul Ulama di JCC
Untuk diketahui, penyebutan NU sebagai organisasi radikal yang menimbulkan kontroversi tersebut ditemukan dalam buku kurikulum 2013 untuk kelas V tema tujuh pada pembelajaran 4, halaman 45 yang berjudul 'Masa Awal Radikal 1920-1927-an'.
Pada halaman tersebut tertulis organisasi radikal pada masa 1920-1927-an adalah Perhimpunan Indonesia, Partai Komunis Indonesia (PKI), Nahdlatul Ulama (NU) dan Partai Nasional Indonesia (PNI).
Kontributor : Arry Saputra
Berita Terkait
-
Harlah ke-92 NU, Ma'ruf Amin: Nahdliyin Harus Lebih Mandiri
-
Disebut Pembohong, GP Ansor Ancam Somasi Pendiri Sunda Empire Rangga Sasana
-
Petinggi Sunda Empire Ngaku Kader NU Tulen, GP Ansor: Pembohong!
-
PBNU: Pelarangan Ibadah Sama dengan Pelanggaran Konstitusi
-
NU Tak Setuju Kelompok Majelis Taklim Harus Terdaftar di Kemenag
Tag
Terpopuler
- Ogah Ikut Demo Besar-besaran Ojol di Jakarta 20 Mei, KBDJ: Kami Tetap Narik Cari Rezeki!
- 10 Mobil Bekas di Bawah Rp100 Jutaan: Kabin Lapang, Keluaran Tahun Tinggi
- 8 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Vitamin C, Ampuh Hilangkan Noda Hitam
- 7 Sunscreen Mengandung Salicylic Acid, Ampuh Atasi Jerawat dan Kulit Berminyak
- Kritik Suporter PSS ke Manajeman Viral, Bupati Sleman: Ya Harus segera Berbenah
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP Samsung Rp 3 Jutaan RAM 8 GB Terbaik Mei 2025, Performa Handal Memori Lega
-
5 Rekomendasi Sunscreen Terbaik: Cocok untuk Semua Jenis Kulit, Cegah Penuaan Dini
-
Ratusan Pengusaha Tekstil Tolak Keras BMAD Benang Impor, Ancaman PHK Massal di Depan Mata!
-
Sah! Prabowo Tunjuk Petinggi TNI Jadi Bos Bea Cukai
-
Cerita Driver Ojol Ungkap Penghasilan: Dulu Rp 500 Ribu Per Hari, Sekarang Babak-belur
Terkini
-
Ribuan Ojol Penuhi Jalanan Surabaya, Program Hemat Dinilai Rugikan Mitra
-
Cuma Klik 5 Link DANA Kaget, Saldo DANA Langsung Nambah Ratusan Ribu
-
Peringatan Harkitnas 2025, Gubernur Khofifah Ajak Masyarakat Bangkit Hadapi Dinamika Ekonomi Global
-
Semangat Kebangkitan Nasional: 7 Kontribusi BRI dalam Memperkuat Ekonomi RI
-
Rp799 Ribu Saldo DANA Kaget Dibagikan! Ini Cara Kamu Kebagian