Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Rabu, 04 Maret 2020 | 10:57 WIB
Longsor di sempadan Sungai Kalijompo merobohkan 10 unit ruko di kawasan pusat pertokoan Jalan Sultan Agung, Jember, Jawa Timur. [Suara.com/Ahmad Suudi]

SuaraJatim.id - Jalan Raya Sultan Agung Kabupaten Jember Jawa Timur akan ditutup selama sebulan. Hal ini buntut 10 ruko Kaliwates Jember ambruk ke Sungai Kalijompo.

Hal ini dikemukakan Ajun Komisaris Besar Moch. Risya Mustario, Kepala Seksi Jianrek Sub Bidang Jemenopsrek pada Sub Direktorat Keamanan dan Keselamatan Korps Lalu Lintas Kepolisian RI, saat berkunjung ke Jember, Selasa (3/3/3020) kemarin.

“Karena ini jalan nasional, untuk rekayasa lalu lintas dialihkan menuju Jalan Cokroaminoto dan Jalan Samanhudi. Jalan Sultan Agung ini sementara tidak difungsikan dulu karena ada pengerjaan proyek di bantaran Kali Jompo untuk merobohkan bangunan yang masih tersisa,” kata Risya.

Kendaraan tak boleh masuk ke Jalan Sultan Agung. Namun aktivitas perekonomian di Pasar Tanjung tetap berlangsung. Warga bisa melewati jalur lalu lintas yang ditetapkan kepolisian dan Dinas Perhubungan.

Baca Juga: Ruko Aset Pemkab Jember Dirobohkan, Pedagang Minta Relokasi atau Ganti Rugi

“Nanti kami akan koordinasi dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, kan ada Forum Lalu Lintas, bagusnya bagaimana: apakah dibuat one way atau dua arah, atau ada rekayasa. Yang jelas ini memang harus dinormalisasi karena berada di atas aliran Sungai Jompo,” kata Risya.

Sudah dibongkar

Pedagang yang menepati rumah toko atau Ruko Kaliwates aset Pemkab Jember di Jalan Sultan Agung, Kelurahan Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember, Jawa Timur mulai melakukan pembongkaran. Ruko itu ada persis di sebelah 10 ruko yang roboh ke Sungai Kalijompo.

Mereka menyelamatkan bagian bangunan, terutama yang berbahan besi. Selain isinya mereka membayar beberapa tenaga sebelum perobohan.

Jimmy (50) salah satu pedagang di 31 ruko aset Pemkab Jember mengatakan pihaknya mendapatkan pemberitahuan akan adanya perobohan sekitar 4 bulan lalu. Dirinya mengaku tak keberatan berpindah tempat karena tahu risiko bahaya jatuhnya ruko ke sungai sebab pondasi yang sudah berlubang.

Baca Juga: Pedagang Bongkar Ruko Kaliwates di Jember Sebelum Ikut Ambruk

"Iya (sewa), punya saudara, saya yang jalanin (usahanya)," kata Jimmy di ruko Arkadia Komputer itu, Selasa (3/3/2020).

Dia mengatakan untuk sementara barang-barang dari toko yang selama ini mempekerjakan 5 orang karyawan itu, akan disimpan di rumahnya. Saudaranya yang merasa memiliki aset tersebut sedang berupaya memperjuangkan haknya atas tempat relokasi atau ganti rugi melalui jalur musyawarah.

Dimulai dari kemarin, setelah jatuhnya 10 unit ruko kosong ke Sungai Kalijompo, sebagian ruko dalam deretan itu yang masih dipakai mulai dikosongkan. Ditagetkan hari ini mereka selesai mengosongkan ruko untuk selanjutnya dirobohkan menggunakan alat berat.

21 Lainnya Harus Dirobohkan

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau 10 rumah toko (ruko) aset Pemkab Jember yang roboh di Jalan Sultan Agung, Kelurahan Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember Kidul, Jawa Timur. Dia sepakat bahwa 21 unit lainnya yang berada di tepi jalan nasional dan di atas Sungai Kalijompo yang menjadi kewenangan provinsi itu, untuk dirobohkan.

Dia mengatakan sebetulnya perobohan total 31 ruko yang dibangun tahun 1976 itu telah direncanakan setahun sebelumnya setelah muncul rekahan di jalan beraspal di depan ruko. Namun beberapa kendala menghalangi pengosongan, pembongkaran dan perobohan toko, hingga jalan yang retakpun tak kunjung bisa dibangun ulang.

"Kemarin pagi kita lihat ambruk itu, hari ini memang kita harus melakukan percepatan proses pembongkaran yang sekarang masih tersisa ini. Jalan Sultan Agung ini akan ditutup sementara sampai proses pembongkaran ini selesai," kata Khofifah, Selasa (3/3/2020) dini hari.

Dia mengatakan persoalan ruko aset Pemkab Jember melibatkan sungai yang menjadi kewenangan provinsi dan jalan nasional yang menjadi kewenangan pemerintah. Sehingga pihaknya meminta lintas sektor tersebut melakukan penanganan secara integratif agar berbagai sisi terselesaikan.

Dia mengatakan ruko-ruko harus dibongkar karena mengalami pengeroposan di bagian pondasi sempadan sungai. Tiang cor penyangga tak lagi mampu menahan bangunan, apalagi ikatan dengan tanah lemah terbukti dari rekahannya di depan ruko. Pengosongan 21 ruko sisanya ditargetkan selesai hari ini.

"Ini harus dibongkar karena ada pengeroposan di bawah, dan itu menjadikan ini dari sisi kemanan menjadikan ini tidak scure," kata Khofifah.

Bupati Jember Faida mengatakan pihaknya kini fokus mengangkat puing-puing 10 ruko yang roboh agar tidak menyebabkan banjir bila volume dan kecepatan air meningkat. Bangunan ruko di dalam sungai dihancurkan dan diangkat menggunakan alat berat. Termasuk perobohan 21 ruko sisanya membuat jalan pusat perekonomian itu harus ditutup sedikitnya selama 2 minggu.

"Dan untuk ruko noor 11 sampai 31 tadi kita berunding untuk teknisnya, diputuskan langkah terbaik dirobohkan ke arah jalan. Karena kalau dirobohkan ke arah sungai selain berisiko merusak rumah-rumah di sekitarnya dan menghambat sungai dan sulit untuk dievakuasi ke atas," kata Faida.

Kepala Dinas Pembangunan Umum Sumber Daya Air (PU SDA) Provinsi Jawa Timur, M Abduh M Mattalitti mengatakan pihaknya berharap dalam jangka pendek runtuhan bangunan ruko segera dibersihkan. Lantaran awal Maret masih memasuki puncak musim hujan hingga dikhawatirkan sumbatan sungai itu bisa menyebabkan banjir.

"Jangka panjangnya, mungkin jika terjadi sedimentasi akan dilakukan pengangkatan oleh Pemerintah Provinsi (Jatim)," kata Abduh melalui panggilan seluler.

Load More