Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Kamis, 12 Maret 2020 | 13:39 WIB
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. (Suara.com/Achmad Ali)

SuaraJatim.id - Dalam kurun waktu dua bulan di tahun 2020, 15 warga Jawa Timur meninggal akibat terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD). Hal ini menjadi perhatian oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Khofifah menyebut jika ancaman virus DBD ditengah virus corona yang merebak menurutnya tidak kalah pentingnya. Untuk itu ia meminta masyarakat Jatim melakukan antisipasi komprehensif terhadap virus DBD.

Menurutnya, hingga saat ini sudah ada lebih dari 16.000 kasus DBD secara nasional, dengan 100 lebih di antaranya meninggal dunia.

“Jangan sampai masyarakat hanya terfokus pada isu corona. Sementara DBD yang juga sangat berbahaya malahan dianggap sepele,”ungkap Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis (12/3/2020).

Baca Juga: Selama Dua Bulan 1759 Orang Kena DBD di Jatim, 15 Pasien Meninggal Dunia

Khofifah mengatakan, DBD adalah bahaya laten yang mengancam setiap musim pancaroba hingga musim penghujan. Potensi DBD masih sangat besar mengingat curah hujan saat ini masih cukup tinggi.

Antisipasi yang harus dilakukan oleh masyarakat kata Khofifah, selalu menjaga kebersihan dan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) serentak dengan cara menguras, menutup dan menyingkirkan atau mendaur ulang barang bekas (3M) barang-barang ini dapat menyisakan genangan tempat nyamuk berkembang plus menghindari gigitan nyamuk dengan lotion anti nyamuk, pemakaian kelambu, memasang kawat kasa dan lain- lain.

“Butuh kepedulian bersama. Selain rumah, tempat lain yang juga harus dijaga kebersihannya adalah sekolah, tempat kerja, tempat ibadah dan tempat-tempat umum Fogging (pengasapan-red) hanya membunuh nyamuk-nyamuk dewasa, tapi tidak jentik-jentik nyamuknya,” imbuhnya.

Sementara untuk Fogging, lanjut Khofifah tidak menjadi alternatif pilihan kecuali ada minimal 3 penderita DBD , dan angka bebas jentik (ABJ) < 95 %. Bila tidak memenuhi syarat tersebut, cukup melakukan penyuluhan pada warga dan PSN serentak di wilayah tersebut.

Fasyankes di Jawa Timur yang terdiri dari 968 Puskesmas, melaksanakan kegiatan promotif dan preventif dengan menggerakkan masyarakat dalam PSN serentak dengan 3M plus, serta 385 RS siap dalam memberikan pelayanan pada setiap penderita DBD.

Baca Juga: Analisis Tulisan Tangan ABG Pembunuh Balita, 104 Meninggal karena DBD

"Imbauan kepada masyarakat untuk melakukan PSN serentak seminggu sekali secara rutin, bermutu dan berkesinambungan, segera datang ke Puskesmas/RS bila ada keluhan panas lebih dari 3 hari dan badan lemas, supaya tidak terlambat dalam penanganan," pungkasnya.

Kontributor : Arry Saputra

Load More