Scroll untuk membaca artikel
Bangun Santoso
Jum'at, 10 April 2020 | 10:13 WIB
Sebagai ilustrasi: TKI baru pulang dari Malaysia dicek virus corona.(Antara)

SuaraJatim.id - Penyebaran virus corona jenis baru atau Covid-19 di Jawa Timur terpantau terus meluas. Data per Rabu 8 April 2020, sebanyak 196 pasien positif yang tersebar di 25 kabupaten/kota.

Pemprov Jatim pun telah menetapkan semua daerah yang terdapat pasien positifnya menjadi zona merah. Paling banyak berada di Surabaya dengan 84 pasien positif. Sedangkan Banyuwangi, Bondowoso, Batu, Kota Kediri, Kabupaten Blitar, Kota Blitar, Trenggalek, dan Kabupaten Madiun masing-masing satu pasien positif Covid-19.

Rata-rata virus ini menyebar di Jatim dari luar Jatim. Tim Rumpun Tracing Gugus Tugas Covid-19 Pemprov Jawa Timur mencatat setidaknya ada 20 hingga 24 klaster atau kelompok penyebaran.

"Ada 24 klaster yang berhasil kami lacak (per Rabu 8 April 2020). Karena ada beberapa tambahan. Tapi ya itu tadi klaster ini semua masih belum fiks. Belum ketemu sambungannya," ujar Ketua Tim Rumpun Tracing Gugus Tugas Covid-19 Pemprov Jawa Timur, Kohar Hari Santoso, sebagaimana dilansir Jatimnet.com (jaringan Suara.com), Kamis (9/4/2020).

Baca Juga: Di Jatim Banyak Pasien Berstatus PDP yang Meninggal, Total 61 Orang

Selama ini, kata Kohar, banyak kendala yang dihadapi tim tracing dalam memetakan pola penyebaran. Salah satunya keluarga yang tidak terbuka.

"Kami mesti cari data. Kan kayak detektif," katanya.

Namun ia memastikan, dari seluruh klaster paling besar adalah pelatihan petugas haji di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya.

Hasil tracing tim gugus tugas, sebanyak 20 orang dinyatakan positif terjangkit covid-19 dari klaster ini. Tersebar mulai dari Ponorogo, Lamongan, Pamekasan hingga Situbondo.

Pemprov Jatim menaruh kosentrasi pada klaster ini, sebab mulai melebar penyebarannya.

Baca Juga: Dua Kasus Positif dan Satu Meninggal, Kini Tuban Masuk Zona Merah di jatim

"Seperti di Lamongan, ada delapan orang (dari 13 pasien positif) itu dari ikut klaster pelatihan haji, kemudian ada yang penularannya ke level kedua (menular ke orang lain bukan petugas haji)," katanya lagi.

Load More