SuaraJatim.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengeluarkan imbauan agar cairan disinfektan tidak disemprotkan ke tubuh manusia. Pasalnya, cairan disinfektan berbahaya bagi kulit dan pernafasan.
Namun, imbauan tersebut sepertinya tak mengendorkan niat banyak orang dengan tujuan mengantisipasi penyebaran virus corona (Covid-19).
Buktinya, di beberapa ruas jalan, perumahan, perkampungan, hingga perkantoran di Kota Surabaya masih saja menggunakan bilik disinfektan maupun penyemprotan secara langsung menggunakan alat semprot atau tangki penyemprot yang biasa digunakan petani untuk menyemprot hama di sawah.
Salah seorang driver ojek online (Ojol) Edy (43) mengeluhkan penyemprotan yang tidak bisa dipastikan keamanannya bagi tubuh manusia.
Bahkan, dia merasa seperti hama wereng ketika disemprot menggunakan tangki penyemprot yang biasa digunakan petani untuk menyemprot hama di sawah.
"Saya sering disemprot saat di jalan maupun saat akan masuk ke perumahan untuk mengantarkan orderan. Saya sudah seperti hama wereng ketika disemprot," kata Edy pada Suara.com, Sabtu (11/4/2020).
Dalam sehari, lanjut Edy, bisa empat sampai lima kali dirinya disemprot di beberapa tempat. Namun apa daya, jika menolak, dipastikan dia tidak akan bisa mengantarkan orderan atau pesanan pada pelanggannya.
"Saya pernah menolak saat disemprot di depan pintu masuk. Akhirnya pilihannya saya tidak boleh masuh karena itu sudah jadi aturan. Terpaksa saya menuruti meski saya agak jengkel," cerita Edy.
Warga Wonocolo Surabaya itu pun sempat merasakan sakit di matanya karena terkena cairan disinfektan. Beruntung keesokan harinya rasa sakit itu hilang.
Baca Juga: Keringanan Kredit Tak Ada, Sopir Ojol Nangis: Saya Nyerah Pak Jokowi
"Sempat terkena mata. Untung besoknya sudah tidak apa-apa," keluhnya.
Untuk diketahui, dalam surat edaran Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengeluarkan Surat Edaran Kementerian Kesehatan Nomor: HK.02.02/III/375/2020.
Dalam surat edaran itu, Kemenkes salah satunya menyatakan tak merekomendasikan penggunaan bilik disinfeksi di permukiman maupun tempat dan fasilitas umum.
Melalui surat edaran itu, Kemenkes menyebutkan, yang dimaksud dengan disinfeksi adalah proses menghilangkan sebagian besar atau semua mikroogranisme patogen kecuali spora bakteri yang terdapat di permukaan benda mati.
Disinfeksi ini dilakukan terhadap berbagai permukaan benda seperti lantai, dinding, pakaian, alat pelindung diri (APD), maupun peralatan lainnya.
Akan tetapi, saat ini, bilik disinfeksi banyak digunakan untuk mendisinfeksi permukaan tubuh yang tidak tertutup, baik pakaian maupun barang-barang yang dibawa.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Zahaby Gholy Starter! Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Tinggal Klik! Ini Link Live Streaming Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Siapa Justen Kranthove? Eks Leicester City Keturunan Indonesia Rekan Marselino Ferdinan
-
Menko Airlangga Ungkap Dampak Rencana Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
Modal Tambahan Garuda dari Danantara Dipangkas, Rencana Ekspansi Armada Kandas
Terkini
-
HUT ke-80 TNI AL, Gubernur Khofifah: Korps Marinir Jadi Penjaga Kedaulatan Laut Indonesia
-
Hemat di Kantong, Ini 5 Rekomendasi Hotel di Jogja Murah dan Nyaman
-
Komitmen BRI untuk UMKM: Hadirkan Akses Pembiayaan, Edukasi, dan Perlindungan Usaha Mikro
-
Kesaktian Sang Singa Buntet: 9 Kisah Menggetarkan dari Kiai Abbas di Perang Surabaya
-
Senin Semangat, 5 Link DANA Kaget Untuk Mood yang Baik Ada Saldo Rp 335 Ribu