- Patung macan putih di Kediri, Jawa Timur, viral sebab bentuknya tidak sesuai ekspektasi warganet.
- Pembuat patung mengerjakan karya tersebut sendirian selama delapan belas hari mengikuti arahan desa.
- Sang pembuat merasa malu atas sorotan publik dan menyebutkan ia hanya menerima upah kecil.
SuaraJatim.id - Patung macan putih yang berdiri di Desa Balongjeruk, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, mendadak menjadi sorotan publik.
Patung yang berada di perbatasan Kediri dan Jombang itu viral di media sosial setelah warganet menilai bentuknya tidak menyerupai harimau seperti yang dibayangkan.
Beragam reaksi pun bermunculan. Ada yang melontarkan kritik, ada pula yang mengomentari dengan nada bercanda.
Di tengah ramainya perbincangan tersebut, muncul pertanyaan dari publik terkait proses pembuatan patung, latar belakang pembuatnya, hingga sumber pendanaan proyek yang digadang-gadang sebagai ikon desa itu.
Dalam sebuah video yang beredar, sosok pembuat patung akhirnya memberikan penjelasan secara langsung. Ia mengungkapkan bahwa patung macan putih tersebut dikerjakan sepenuhnya oleh dirinya sendiri, tanpa bantuan pekerja lain.
“Saya ini mengerjakan sendiri. Tidak bawa kuli. Sendirian,” ujarnya dalam video yang diunggah oleh akun Instagram @kediriraya_info.
Proses Pembuatan Dilakukan Sendirian
Pembuat patung menjelaskan bahwa sejak awal hingga patung tersebut selesai, ia bekerja seorang diri. Tidak ada tim maupun tenaga tambahan yang membantunya dalam proses pengerjaan.
Ia menyebutkan bahwa pengerjaan patung memakan waktu sekitar 18 hari. Selama hampir tiga pekan itu, ia mengerjakan patung secara bertahap dengan keterbatasan tenaga dan peralatan.
Baca Juga: Terungkap! Kisah Spiritual di Balik Berdirinya Pondok Pesantren Lirboyo yang Melegenda
“Sendirian. Delapan belas hari,” katanya
Pengakuan ini memberikan konteks penting di balik hasil akhir patung yang kini menuai perhatian luas. Patung tersebut bukan hasil kerja tim profesional dengan peralatan lengkap, melainkan dikerjakan oleh satu orang dengan kemampuan dan sumber daya yang terbatas.
Terkait bentuk dan warna patung yang menjadi perbincangan, pembuat patung menegaskan bahwa ia hanya mengikuti arahan dan permintaan dari pihak desa. Ia menyebut bahwa desain patung sudah ditentukan sebelumnya dan tidak boleh diubah.
“Tidak boleh diubah, Pak. Harus seperti gambar,” ujarnya sambil menjelaskan bahwa ia bekerja berdasarkan contoh desain yang diberikan.
Awalnya, motif loreng macan direncanakan berwarna kuning. Namun kemudian muncul permintaan agar warna loreng diubah menjadi hitam dan putih.
“Awalnya loreng kuning. Permintaan dari Bapak Kepala Desa minta loreng hitam putih,” jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Hari Ibu 2025, Gubernur Khofifah Dorong Penguatan Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan Jatim
-
BRI Raih Penghargaan atas Komitmen terhadap Penguatan Ekonomi Kerakyatan
-
Dihujat Publik, Ini Pengakuan Pembuat Patung Macan Putih yang Viral di Kediri
-
Muslimat NU Gandeng KLH Perkuat Gerakan Pelestarian Lingkungan Berbasis Masyarakat
-
La Suntu Tastio, UMKM Sukses yang Angkat Tradisi Lewat Produk Tas Tenun