Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Senin, 20 April 2020 | 16:14 WIB
Fathurrahman (39) guru di SDN Batuputih Laok III. (BeritaJatim)

SuaraJatim.id - Bagi Fathurrahman (39) guru di SDN Batuputih Laok III, mengajar online di tengah wabah corona itu sulit. Begitu juga untuk murid-muridnya, sulit belajar online.

Fathurrahman, guru SD di Kecamatan Batuputih, Kabupaten Sumenep. Kesulitan itu membuat, Fathurrahman harus keliling kampung mendatangi muridnya satu persatu untuk mengajar.

Kondisi ini terpaksa dia lakukan karena pemerintah melarang anak-anak sekolah di tengah wabah corona.

Guru yang kerap dipanggil Oong ini mulai keliling mengajar sejak ia menyadari bahwan imbauan pemerintah agar murid-murid belajar di rumah karena wabah Covid-19 berlangsung cukup panjang.

Baca Juga: 15 Ribu Warga Kota Bandung Bakal Jalani Tes Swab Selama PSBB

Awalnya ia berpikir akan memberikan pelajaran melalui telepon. Tetapi beberapa kali ia menelepon, hand phone dipegang orangtua dan dalam kondisi di sawah.

“Sebagian besar orangtua murid saya itu kan petani. Jadi pas saya nelepon, mereka lagi di sawah. Jadi saya tidak bisa berkomunikasi langsung dengan murid,” tutur Fathorrahman.

Ia kemudian mencoba menawarkan untuk memberikan materi pengajaran melalui pesan whatsapp (WA). Ternyata sebagian besar hand phone orang tua murid itu bukan smartphone. Hanya handphone biasa sekedar untuk menerima telepon.

Fathurrahman melakukannya hampir setiap hari. Berangkat pukul 07.00.WIB dan kembali pulang ke rumahnya menjelang pukul 14.00 WIB. Bergiliran ia sambangi murid-murid tercintanya, sambil mengajar dan bercerita.

Fathurrahman pun harus berpikir keras, bagaimana cara menyampaikan pelajaran maupun tugas pada siswa, selama siswa diminta belajar di rumah. Ketika ia mendengar bahwa TVRI menyediakan program khusus untuk belajar, ia sempat merasa lega dan terbantu.

Baca Juga: Warganet Nekat Kukus Uang Jutaan Rupiah, Takut Virus Corona?

“Tapi ternyata tidak semudah itu. Karena beberapa orang tua murid saya tidak punya televisi. Jadi murid saya tidak bisa menonton pembelajaran melalui televisi,” ujarnya.

Load More