Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Sabtu, 02 Mei 2020 | 20:48 WIB
Pengrajin tahu di Kediri. (BeritaJatim)

SuaraJatim.id - Kota Tahu tidak boleh tenggelam di tengah wabah virus corona. Itu sebutan dari Kota Kediri di Jawa Timur. Tak ada 'panen raya' tahu di Kediri selama wabah corona di bulan ramadan.

Omzet harian para pengrajin tahu sudah anjlok drastis dibanding hari-hari biasa sebelum Corona melanda. Cerita sedih disampaikan Santoso, pengusaha tahu dengan merek Bintang Barokah di Gg. II Kelurahan Tinalan, Kecamatan Pesantren.

“Biasanya bikin 32 masakan, sekarang hanya 17 masakan saja,” kata Santoso, Sabtu (2/5/2020).

Satu kali masakan sejumlah 200 tahu, jadi biasanya ia mengolah 6.400 potong tahu takwa, kini tinggal 3.400 potong saja.

Baca Juga: Kabar Baik, Artis Sekaligus Dokter Twindy Rarasati Sembuh dari Corona

Menurut Santoso, jumlah pembelinya menurun drastis. Biasanya weekend seperti ini apalagi puasa, banyak orang dari luar kota pulang kampung. Mereka akan membeli pengangan khas ini. Juga nanti Lebaran, saatnya panen. Namun mengingat kondisi sekarang, Santoso pesimis Lebaran akan panen rezeki seperti biasanya.

Ditambah lagi, ketika salah satu warga Tinalan postif Covid-19 beberapa waktu lalu. Ini juga dirasakan oleh para pengusaha tahu di Tinalan ini meskipun tempatnya sebetulnya jauh walau satu kelurahan. Kawasan industri ini bukan termasuk yang diisolasi karena di luar radius terdampak.

“Sekarang hanya mengandalkan pasar tradisional saja yang masih membeli. Kalau pembeli eceran, hanya dari pembeli lokal,” kata Santoso.

Ia masih mengirim untuk permintaan pasar di sekitar Kota Kediri mulai dari Trenggalek, Kertosono, dan Nganjuk. Surabaya yang biasanya juga pangsa pasar produksi, kini PSBB sehingga produknya tidak bisa dikirim.

Pun para penjual oleh-oleh sebagai salah satu tempat penjualan tahu sepi pelanggan. Sentra oleh-oleh di Jl. Pattimura misalnya, sepi pembeli.

Baca Juga: Ridwan Kamil Rencana Tes Massal Virus Corona Warga Jabar saat PSBB

“Biasanya dari luar kota, sekarang tidak ada,” kata Nurul, salah satu penjaga toko oleh-oleh “Poo” yang legendaris di Kota Kediri.

Load More