SuaraJatim.id - Seorang pria paruh baya di Dukuh Ngadirejo, Desa Sambungmacan, Sragen berhasil mengumpulkan ribuan fosil. Benda berusia puluhan ribu tahun itu menjadi incaran kolektor konglomerat, bahkan hendak ditawar seharga ratusan juta.
Sudarsono (62) telah memiliki ribuan fosil yang disimpan di rumahnya. Jumlahnya ada sekitar 4.000 fosil.
Rumah koleksi fosil milik Sudarsono di Sragen ini sudah dikunjungi berbagai ilmuan dari mancanegara. Rata-rata mereka adalah para arkeolog yang tertarik meneliti benda purbakala di daratan Jawa.
Dia tidak memungkiri ada banyak tawaran menggiurkan baik dari kolektor maupun para tamu dari mancanegara. Mereka bermaksud membeli fosil-fosil itu dengan harga fantastis mulai dari Rp50 juta hingga Rp200 juta tiap fosil.
Akan tetapi, Sudarsono tidak berniat menjual fosil-fosil itu meski ditawar dengan harga fantastis.
"Saya tidak silau uang. Kalau dijual, nanti akan habis. Bagi saya, penghasilan dari hasil jualan bonsai sudah lebih dari cukup untuk mencukupi kebutuhan," ujar Sudarsono dikutip dari Solopos -- jaringan Suara.com, Minggu (14/6/2020).
Awalnya, koleksi fosil yang berhasil ia kumpulkan itu hanya ditumpuk begitu saja. Baru pada masa kepemimpinan Bupati Agus Fatchur Rahman, Sudarsono menyimpan fosil miliknya di tiga lemari etalase hibah.
Lemari itu digunakan untuk menyimpan sekitar 2.000 fosil yang sudah diidentifikasi. Sementara sekitar 2.000 fosil yang belum diidentifikasi masih menumpuk di rak.
Lama kelamaan Sudarsono menjadikan gubuknya sebagai rumah fosil. Sesuai amanat UU No. 11/2010, masyarakat diperbolehkan merawat benda cagar budaya secara mandiri.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Minta Polisi Tindak Pengancam Tenaga Medis di Sragen
Fosil yang tersimpan di rumah Sudarsono terdiri atas tengkorak manusia purba, serpihan tulang hewan purba seperti rahang gajah, pecahan gading, kura-kura, kerang, siput, berbagai kapak, hingga botol bekas yang rata-rata peninggalan akhir abad 18 hingga awal 19.
Sudarsono menceritakan awal mula mengoleksi fosil-fosil, semua fosil itu ditemukan di proyek sodetan Sungai Bengawan Solo pada 1975. Dulu dibiarkan teronggok, bercampur material tanah dan batu.
"Pada saat itu saya masih kecil. Saya iseng saja mengumpulkan barang-barang itu di rumah," tutur Sudarsono.
Mempelajari fosil bertujuan membantu mengetahui kehidupan pada masa prasejarah. Fosil dapat memberikan informasi tentang kehidupan makhluk hidup di masa lalu, termasuk tentang kehidupan manusia purba, dari sisa-sia makhluk hidup yang terawetkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
- 
            
              Gandeng Raksasa Pengembang Jepang, Sinar Mas Land Hadirkan Kota Wisata Ecovia
- 
            
              Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
- 
            
              Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
- 
            
              Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
- 
            
              Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
Terkini
- 
            
              Keracunan Susu di Surabaya: 6 Siswa SD Dilarikan ke Puskesmas!
- 
            
              Pulau Jawa Tenggelam? Ini Penyebabnya
- 
            
              7 Fakta Menarik Tentang Suku Osing: Pewaris Kerajaan Belambangan di Ujung Timur Jawa
- 
            
              Jawa Timur Jadi Kunci Pertumbuhan Indosat: Tambah 500 BTS 4G dalam 3 Bulan!
- 
            
              DANA Kaget Spesial Rp 325 Ribu untuk Pengguna Setia: Traktir Kopi Hari Ini