Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Selasa, 23 Juni 2020 | 21:10 WIB
AM melapor ke kantor Polsek Banyuwangi Kota. [TIMES Indonesia]

SuaraJatim.id - Nasib sial dialami Duta Daerah Kabupaten Banyuwangi berinisial AM (22) yang disekap line producer usai mengikuti casting FTV yang digelar di wilayah tersebut.

AM yang pernah terpilih sebagai juara 2 ajang pemilihan duta daerah tersebut mengemukakan kisahnya saat mengikuti casting FTV tersebut.

Kepada TIMES Indonesia-jaringan Suara.com, dia mengaku, mengikuti casting FTV tersebut karena diajak temannya. Ajang pencarian bakat tersebut diketahui berdasarkan informasi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi.

"Saya diajak teman yang juga ikut casting itu. Sumber informasinya dari ya dari Dispar itu," kata AMK, Selasa (23/6/2020).

Baca Juga: Cekcok Tak Diberi Uang Orang Tua, Pemuda Banyuwangi Nekat Gantung Diri

AM mengaku, casting dilakukan di sebuah kamar hotel di Banyuwangi. Dari puluhan peserta yang ikut, satu per satu diminta masuk ke dalam kamar untuk casting. Saat berada di dalam kamar, peserta disodorkan naskah skenario yang nantinya diminta melakukan akting.

"Saya dan teman saya, casting di hotel itu didampingi oleh pimpinan sanggar tari dan pihak Dinas Pariwisata. Semua dikumpulkan di bawah, terus dipanggil satu-satunya naik ke atas," katanya.

Kebetulan, dirinya mendapat giliran pertama. Selama casting, AM disodori sejumlah pertanyaan. Anehnya, hingga peserta yang terakhir, dia tetap diminta tinggal di dalam kamar. Padahal, peserta lain dapat meninggalkan kamar saat casting selesai.

"Saya ditahan di kamar, tim sanggar tari yang di kamar disuruh keluar. Produsernya bilang, kamu jadi pemeran utamanya. Dan disuruh nunggu lainnya dulu," katanya.

Dari casting, tersebut terpilih dua perempuan, yakni AMK dan temannya. Obrolan kemudian berlanjut ke pembahasan honor. Disebutkan, bahwa di Banyuwangi untuk melakukan sesi iklan atau syuting per hari dibanderol Rp 1 juta hingga Rp 3 juta.

Baca Juga: Waduh! Pasien Positif Corona Banyuwangi Kabur ke Surabaya

Namun setelah beberapa lama, teman AM diminta pulang oleh si produser. Bahkan orang dari Dinas Pariwisata yang masuk ke dalam kamar, juga diminta pergi keluar setelah tak beberapa lama melakukan pembicaraan.

"Sekitar jam 22.00 itu teman saya disuruh pulang naik ojek online. Masuk lagi orang, habis ngobrol disuruh keluar lagi. Tapi saya diminta tetap di dalam," katanya.

Akhirnya, AM berada di dalam kamar hotel berduaan dengan si produser tersebut. Saat itulah perempuan tersebut diperlakukan tidak pantas oleh si produser.

"Dia tiba-tiba tanya, harga kamu per malam berapa. Di situlah saya merasa tersinggung dan marah," katanya.

Mengetahui AM marah, sang produser kemudian menutup pintu kamar hotel. Setelah itu, sambil berbicara si produser mengeluarkan sebilah pisau dan mengarahkannya ke arah AMK.

"Dia ngancam saya, kalau saya keluar maka teman lainnya akan digituin juga. Dan dia mengeluarkan pisau," katanya.

Karena merasa terancam, AMK kemudian lari dan mengunci diri di dalam kamar mandi. Kurang lebih 20 menit, ia kemudian mendengar suara temannya berteriak menyusul ke dalam kamar.

Saat mendengar pintu kamar terbuka, AMK memberanikan diri untuk berlari keluar menyelamatkan diri.

"Setelah beberapa saat, terdengar suara teman saya di luar. Waktu pintu kamar dibuka, saya keluar kamar mandi dan lari," katanya.

AM sendiri diketahui telah melaporkan perbuatan tersebut ke polisi. Hal tersebut dibenarkan Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Arman Asmara Syarifuddin.

"Iya benar yang bersangkutan sudah melapor. Saat ini kita masih melakukan penyidikan dan pemeriksaan saksi-saksi," katanya.

Load More