Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Selasa, 14 Juli 2020 | 04:05 WIB
Warganet menuliskan angkutan bus yang tidak menerapkan protokol kesehatan. [Tangkapan layar dari Grup Facebook Info Cegatan Blitar]

SuaraJatim.id - Warganet di Kota Blitar dihebohkan dengan satu unggahan foto yang menggambarkan suasana angkutan bus penuh penumpang pada masa Pandemi Corona. Foto yang diunggah pemilik akun Facebook Iwan Ferdian Fahrudi tersebut diunggah dalam satu grup Info Cegatan Blitar.

Dalam unggahan foto pada Minggu (12/7/2020) menggambarkan suasana penumpang yang mengabaikan protokol kesehatan. Para penumpang terlihat berdesakan dalam bus trayek Blitar-Surabaya lewat Pare. Bahkan, ada penumpang yang harus berdiri demi tiba di tempat tujuan.

"Yang masih pingin menerapkan protokol kesehatan selama pandemi ini, sebaiknya dipikir lagi ketika naik kendaraan umum, meskipun kursi disilang-silang untuk jaga jarak, kenyataannya tetap full, sampai berdiri-diri dan ada yang nggak pakai masker atau pakai maskernya nggak benar. Semoga kita semua selalu diberikan kesehatan. Terimakasih untuk respon netizen yang sangat luar biasa. Semua kembali pada anda. Foto: Bus Blitar-Surabaya via Pare. Minggu, 12 Juli 2020," tulis pemilik akun Facebook Iwan Ferdian Fahrudi melalui grup Facebook Info Cegatan Blitar.

Unggahan tersebut kemudian mendapat banyak komentar dari warganet. Banyak dari warganet yang menyayangkan adanya kejadian tersebut, selain itu juga ada yang masih memakluminya.

Baca Juga: Kasihan Ojol Tua Kena Caci Maki Pelanggan, Warganet: Mari 'Dihijaukan'

Kepala Terminal Patria Kota Blitar Verie Sugiharto membenarkan unggahan foto tersebut. Bus tersebut memiliki trayek Blitar menuju Surabaya via Pare.

"Bus terakhir itu. (Berangkat) jam 16.35 wib. Itu pas hari Minggu. Jadi yang kerja ke Surabaya pada balik ke sana," kata Verie ketika dikonfirmasi pada Senin (13/7/2020) malam.

Menurut Verie, lonjakan penumpang itu terjadi ketika bus sudah berada di luar Kota Blitar. Penumpukan terjadi karena warga yang dilalui trayek pergi ke Surabaya. Selain itu, penumpukan penumpang terjadi karena perusahaan otobus (PO) juga sedang mengurangi kendaraan yang beroperasi sejak Pandemi Corona ini.

Verie mengaku telah mengklarifikasi kepada pemilik perusahaan otobus. Kepada Verie, mereka mengaku tak punya pilihan lain hingga mengabaikan protokol kesehatan, termasuk membawa penumpang di luar kapasitas sebagai upaya mengganti kerugian sebelum New Normal.

"Kami selalu cek setiap hendak berangkat. Sesuai SE Kemenhub nomor 11 tahun 2020, jumlah penumpang untuk zona oranye dan zona kuning 50 hingga 70 persen dari kapasitas. Lha itu paling cuma lima (penumpang) pas berangkat," ungkap Verie.

Baca Juga: Laptop Jadi Sarang Semut, Bikin Warganet Merinding

"Kami sudah hubungi pihak PO-nya. Kami berikan teguran lisan ya setidaknya agar tidak terulang," sambungnya.

Verie mengaku, tak punya kewenangan dalam memantau pergerakan bus selama menjalani trayek. Sehingga perlu ada solusi khusus, semisal cek poin di beberapa titik agar pemilik bus mematuhi protokol kesehatan.

Ia menambahkan berdasarkan informasi yang diterima, rencananya pemilik PO ingin mengajukan kenaikan tarif ke Gubernur Jawa Timur terkait dengan dampak Pandemi Corona. Ia tak begitu merinci secara pasti usulan kenaikan tarif tersebut, karena hal itu luar wewenangnya.

Kembali pada postingan penumpang bus berdesakan, pada pukul 17.35 wib, postingan tersebut ditanggapi oleh 2.792 warganet dengan 658 komentar. Postingan tersebut juga dibagikan 14 kali. Namun sayang, pada pukul 20.40 wib, postingan tersebut sudah dihapus oleh admin grup meski kolom komentar sempat dinonaktifkan.

Kontributor : Farian

Load More