SuaraJatim.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan balita menjadi kelompok pasien anak Covid-19 paling banyak meninggal dunia.
Sekjen Kemenkes drg. Oscar Primadi, MPH. menyampaikan, dari seluruh jumlah balita yang meninggal dunia, data Kemenkes menunjukan paling banyak kematian terjadi pada anak di bawah usia satu tahun, sebanyak 34 persen.
"Situasi kasus Covid-19 pada anak-anak juga memperlihatkan kematian yang cukup tinggi pada kisaran usia antara 0-4 tahun sebesar 54 persen dengan tingkat kesembuhan 22 persen," kata Oscar saat webinar Hari Anak Nasional, Senin (20/7/2020).
Kasus Covid-19 terhadap anak-anak di Indonesia memang perlu perhatian khusus. Data yang dihimpun Kementerian Kesehatan hingga 19 Juli 2020, jumlah infeksi virus corona pada anak mencapai 8,1 persen atau sekitar 6.700 anak dari seluruh total kasus.
Sedangkan angka kematian covid-19 pada anak sebesar 1,6 persen atau sekitar 130 orang.
Oscar menambahkan, angka kesembuhan terbanyak dialami oleh para remaja usia 16-18 tahun, yakni 28 persen. Sedangkan angka kematiannya mencapai 16 persen.
Sebelumnya, Ketua Satgas Covid-19 IDAI Dr. Yogi Prawira, Sp.A(K) mengatakan bahwa jumlah kasus Covid-19 pada anak-anak di Indonesia tidak berbeda seperti di negara lain. Rata-rata proporsinya sekitar 5-10 persen dibandingkan pasien Covid-19 orang dewasa dan lansia.
Meski begitu, diakuinya bahwa angka kematian anak akibat virus corona di Indonesia justru lebih tinggi.
"Pada awalnya kita fokus bagaimana menjaga anak yang sudah terpapar mendatkan perawatan baik. Sekarang, waktunya kita memikirkan bagaimana anak-anak tetap sehat jangan sampai malah terinfeksi lalu menjadi healthy carrier dan menyebarkan pandemi ini," tuturnya.
Baca Juga: Update Covid-19 di Kulon Progo, Balita Usia 3,5 Tahun Dinyatakan Sembuh
Salah satu penyebab kematian pasien Covid-19 anak-anak juga disebabkan penyakit penyerta atau komorbid.
"Beberapa anak ternyata mengalami komorbid yang beragam salah satunya masalah gizi yang menyebabkan stunting," katanya.
Berita Terkait
-
Ancaman Bencana Kedua Sumatra: Saat Wabah Penyakit Mengintai di Tenda Pengungsian
-
Banjir Sumatra Picu Risiko Penyakit Menular, Kemenkes Dorong Imunisasi Darurat
-
Makan Bergizi Gratis Jadi Andalan Tekan Stunting di Tamansari Bogor
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Purbaya Sewot Teknologi AI Bea Cukai Dibandingkan dengan Milik Kemenkes: Tersinggung Gue!
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Sukacita Natal Hadir Lebih Awal, Kisah Haru Penerima Bantuan Sembako dari BRI Peduli
-
Berapa UMP Jatim 2026? Naik Rata-rata 6,09 Persen
-
Libur Nataru Lebih Mudah, BRI Perkuat ATM, EDC, dan QRIS
-
BRI Pastikan Layanan Siap dan Aman Hadapi Lonjakan Transaksi Nataru
-
Sopir Bus Terminal Patria Blitar Kabur Usai Tes Urine Mendadak BNN, Positif Sabu!