SuaraJatim.id - Belajar online bukan perkara siswi pintar dan rajin, tapi juga ketersediaan ponsel untuk belajar anak di rumah secara online. Bagi Karlik (41), ini menjadi hal berat.
Karlik harus menjual murah kambing peliharaannya seharga Rp 700 ribu. Uang hasil penjualan kambing tersebut hendak digunakan membeli HP atau ponsel android.
Namun karena masih kurang. Lalu warga Desa Marmoyo, Kecamatan Kabuh, ini membongkar celengan milik sang anak.
Dari penjualan kambing dan mecah celengan itu terkumpul Rp 1,5 juta. Barulah Karlik bisa mendapat satu unit HP jenis android. Telepon pintar itu sebenarnya bukan untuk Karlik, namun untuk anaknya yang masih sekolah.
Karena sejak pandemi Covid-19, pihak sekolah melakukan pembelajaran secara daring (dalam jaringan) atau online. Tentu saja, HP menjadi kebutuhan.
Ternyata, satu HP dalam satu keluarga belum mencukupi. Jadilah HP tersebut dipegang secara bergantian. Pagi untuk belajar, siang sampai malam untuk mainan.
Pagi digunakan untuk anak Karlik yang masih duduk di bangku kelas II SDN Marmoyo, siangnya digunakan anak pertamanya yang berusia 20 tahun.
“Jadi ya gantian. Anak saya yang pertama usianya sudah 20 tahun. Kemudian yang kedua masih kelas dua sekolah dasar. Sebelumnya kami tidak memiliki HP. Karena di Desa Marmoyo tidak ada sinyal. Mulai ada pembelajaran online inilah saya membelikan HP untuk anak. Itupun uang hasil jual kambing,” kata istri dari Samirin (45) ini.
Pada Rabu (22/7/2020) pagi, Karlik menunggui sang anak, Karin Mardi Lestari (7), yang sedang belajar secara daring di rumah Sekdes (Sekretaris Desa) Marmoyo, Sumandi.
Baca Juga: Ganjar Dengar Curhat Banyak Orangtua Stres Ajarkan PR Anak
Ada empat anak yang berada di kediaman perangkat desa tersebut. Mereka sedang mengerjakan tugas yang diberikan secara online.
Anak-anak di pinggiran hutan itu terpaksa menumpang wifi gratis di rumah Sekdes Sumandi. Kalau belajar di rumah, kata Karlik, tidak mungkin dilakukan. Karena di Desa Marmoyo tidak ada jaringan operator seluler.
“Susah kalau belajar di rumah,” katanya mengeluh.
Karlik kembali menceritakan soal penjualan kambing miliknya. Hal itu terpaksa dilakukan, karena saat ini belum musim panen tembakau. Penghasilan sang suami juga pas-pasan. Hanya cukup untuk makan sehari-hari.
“Ada sawah sedikit. Namun suami saya nyambi jadi buruh tani untuk menambahkan penghasilan,” kata ibu dua anak ini.
Karlik berharap pandemi Covid-19 segera sirna. Karena hal itu semakin menyusahkan orang kecil seperti dirinya. Dia harus membagi waktu antara menunggui anaknya belajar dan bekerja di sawah. Belum lagi sang anak yang sering lupa belajar ketika sudah asyik bermain.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Banjir Lamongan Rendam 328 Hektare Sawah Warga, 13 Dusun Terdampak
-
Bubuk Mercon Diduga Penyebab Ledakan di Pacitan, 3 Rumah Hancur!
-
Heboh Ledakan Hancurkan 3 Rumah di Pacitan, Sejumlah Warga Luka-luka
-
BRI Perluas Layanan Lewat AgenBRILink untuk Akses Keuangan Merata, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik
-
Gubernur Khofifah Sapa Warga di Pasar Murah Bangkalan: Logistik Masyarakat Jelang Nataru Dipenuhi