SuaraJatim.id - Menyusui tidak hanya membuat ibu dan bayi memiliki kedekatan intim. Lewat menyusui, bayi mendapatkan sumber nutrisi terbaiknya yaitu air susu ibu (ASI).
Pakar mengatakan ada alasan mengapa ASI jauh lebih unggul daripada susu formula.
Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDA) Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.(A)K mengatakan ada lima hormon utama yang membuat ASI jaduh lebih unggul daripada susu formula.
Adalah IGF-1, leptin, ghrelin, insulin dan adiponektin, 5 jenis hormon di ASI dan membuat cairan susu alami ini unggul, bahkan mampu mencegah stunting atau gagal tumbuh pada anak secara fisik maupun kognitif (kemampuan berpikir).
Baca Juga: Menyusui Bisa Jadi Metode Kontrasepsi Alami, Bagaimana Penjelasannya?
"Ada 5 hormon seperti pancasila dalam ASI ini yang tidak orang tahu. Jadi 5 hormon ini yang akan mengontrol mencegah stunting, IGF-1, ghrelin, leptin, adiponektin, dan insulin, seperti pancasila persis," ujar Dr. Aman dalam webinar Invest ASI Indonesia, Rabu (12/8/2020).
Dokter yang mengaku ahli hormon ini juga memastikan kelima kandungan hormon ini tidak ada dalam susu formula. Alhasil jika anak setelah lahir hingga 6 bulan tidak mendapat ASI jadilah anak tersebut rugi seumur hidup, karena tidak bisa diulang.
"Jadi kalau ada orang tidak mau memberikan ini dalam 2 tahun, ini rugi besar seumur hidup untuk anak ini. Jadi momentum ini tidak bisa terlewat lagi, paling tidak kita minta 6 bulan pertama diberikan ASI," ungkap Dr. Aman.
Untuk mencapai ini, maka pemerintah dan pihak terkait khususnya perusahaan tempat ibu yang baru melahirkan, harus memberikan perlindungan dan hak kepada para ibu diberikan ruang laktasi, atau tempat menyusui yang layak.
Tidak hanya mencegah stunting Dr. Aman mengungkap penelitian tentang ASI yang mampu merangsang pertumbuhan otak bayi lahir dengan berat badan kurang.
Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin: Jaminan Ibu Berikan ASI ke Bayi Diatur Undang-Undang
Saat ibu menyusui meski berat badan dan panjang badan tidak bisa dikejar seperti anak kebanyakan. Tapi bagian lingkar kepala di otak tetap bisa dikejar seperti anak normal.
Berita Terkait
-
Dari Sate Pak Kempleng Hingga KRB Cafe, Ini 5 Wisata Kuliner Hits di Boyolali
-
Jangan Biarkan Nyeri Sendi Menghambat Aktivitas: Solusi Alami dari Manfaat Susu Kambing dan Herbal
-
Viral Ibu Bagi-Bagi ASI saat Bulan Ramadan sampai Ditegur Tokoh Agama, Begini Klarifikasinya
-
Puasa saat ASI Eksklusif? Dokter SpOG Ini Beri Peringatan Keras!
-
Inovasi Susu Kambing Etawalin: Kombinasikan Nutrisi dan Khasiat Herbal untuk Kesehatan Optimal
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
Jadwal Timnas Indonesia U-17 vs Yaman, Link Live Streaming dan Prediksi Susunan Pemain
-
Minuman Berkemasan Plastik Berukuran Kurang dari 1 Liter Dilarang Diproduksi di Bali
-
Nova Arianto: Ada 'Resep Rahasia' STY Saat Timnas Indonesia U-17 Hajar Korea Selatan
-
Duh! Nova Arianto Punya Ketakutan Sebelum Susun Taktik Timnas Indonesia U-17 Hadapi Yaman
-
Bukan Inter Milan, Dua Klub Italia Ini Terdepan Dapatkan Jay Idzes
Terkini
-
KBS Jadi Pilihan Destinasi Wisata di Surabaya, Fotografer Keliling Ketiban Rezeki Nomplok
-
Posko Mudik BUMN dari BRI Berikan Layanan Kesehatan dan Ruang Istirahat Saat Arus Balik Lebaran
-
Mensos Gus Ipul Pastikan Pemulihan Pasca Bencana Longsor di Jalur Pacet-Cangar
-
Dari Desa untuk Warga, THR dan Jaminan Sosial Wujud Kepedulian Desa Wunut
-
Wanita Probolinggo Ditemukan Tewas Misterius di Pinggir Jalan