
SuaraJatim.id - Fenomena banyaknya pemimpin hingga pejabat daerah yang positif Virus Corona atau Covid-19 hingga menyebabkan meninggal dunia, kini mulai menjadi sorotan. Terakhir, Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin dinyatakan meninggal akibat Covid-19.
Banyaknya agenda rapat pertemuan secara tatap muka selama masa Pandemi Covid-19, menjadikan pejabat publik rentan tertular virus asal Kota Wuhan tersebut.
Merespon fenomena tersebut, Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo mengatakan, protokol kesehatan yang ketat seharusnya sudah dilakukan mulai dari pejabat publik baik yang melakukan kunjungan hingga menerima tamu di rumahnya secara pribadi.
"Ini berlaku untuk semua, tidak hanya kepala daerah saja. Pimpinan nasional siapapun itu. Entah menteri, bupati, gubernur bahkan sampai presiden. Itu harus mempunyai protokol yang jauh lebih ketat karena mereka pemimpin," kata Windhu kepada SuaraJatim.id, Senin (24/8/2020).
Baca Juga: Muncul Klaster COVID-19 di Pabrik Tangerang, 43 Buruh Positif Corona
Menurut Windhu, dalam lingkup pemerintahan secara berkala harus dilakukan tes rapid hingga melakukan swab/PCR.
"Kalau non-reaktif diulang seminggu sampai 10 hari yang akan datang, kalau reaktif harus masuk swab tes. Itu harus dilakukan secara rutin minimal seminggu sekali," tuturnya.
"Atau ya, kalau misalnya, pimpinan daerah makin ke bawah levelnya ya dua minggu sekali lah. Presiden seminggu sekali dilakukan. Di kalangan asisten rumah tangga seminggu sekali harus swab test dilakukan. Menerima tamu harus berlapis, semua protokol harus dilakukan," tambahnya.
Windhu mencontohkan, apabila ada pertemuan dengan presiden, atau bupati bertemu dengan menteri maka sebelum berangkat pertemuan harus melakukan tes swab. Pihak yang akan di datangi pun juga harus melakukan hal yang sama.
"Kecuali kalau pertemuannya betul-betul tidak bertemu bertatap muka. Karena kita sering masih membutuhkan tatap muka. Ya jadi tatap muka harus dihindari dan dikurangi. Kecuali kerahasiaan dan confidensial 4 mata. Kecuali online," ujarnya.
Baca Juga: 1 Pasien COVID-19 'Kepala Batu' Bikin 14 Warga Tasikmadu Positif Corona
Windhu pun tak memungkiri bahwa biaya yang dikeluarkan untuk menerapkan protokol kesehatan yang lebih ketat itu cukup tinggi. Namun, dengan pengketatan itu maka resiko penularan atau terkena virus Covid-19 kemungkinannya sangatlah kecil.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Kau Pergi, Tapi Tak Pernah Hilang: Doa dan Cinta untuk Doni Monardo
-
Juni 'Mengerikan' Menanti Prabowo: Beban Utang Jatuh Tempo Capai Rp 178 Triliun, Warisan Pandemi
-
Pasar Saham Indonesia Terjun Hebat, Lebih Parah dari IHSG Era Pandemi COVID-19?
-
Trump Sempat Telepon Presiden China Soal Asal-Usul COVID, Ini Kata Mantan Kepala CDC!
-
Survei: Milenial Rela Rogoh Kocek Lebih Dalam untuk Rumah Modern Minimalis
Terpopuler
- BREAKING NEWS: Mahasiswa PPDGS FKG Unhas Ditemukan Tak Bernyawa di Rumah Kontrakan
- 1 Detik Setelah Pascal Struijk Naturalisasi, Harga Pasar Timnas Indonesia Termahal ke-4 di Asia
- PSSI Pertimbangkan Tambah Pemain Keturunan Buntut Kasus Kevin Diks dan Dean James
- Breaking News! Laga Timnas Indonesia vs China Tak Tayang di TV
- Mengenal Siti Purwanti, Ibu Maxime Bouttier yang Meninggal di Rumah Luna Maya
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Jumbo Terbaik Mei 2025. Awet Lebih dari Sehari
-
Kabar Duka! Pendaki Asal Bandung Meninggal Dunia di Gunung Lawu
-
Juru Parkir Liar di Masjid Raya Sheikh Zayed, Dua Remaja Diamankan Tim Resmob
-
Jangan Salah Pilih, Kenali Ciri-ciri Produk Skincare Tidak Cocok untuk Kulit
-
Link Live Streaming PSBS Biak vs Persis Solo: Menang atau Masuk Jurang!
Terkini
-
Pertemuan Prabowo - Megawati Makin Dekat, Bahlil: Sudah Seyogyanya
-
Jasad Siswa SMK Mojokerto Ditemukan di Sungai Brantas, Keluarga Sebut Ada Kejanggalan
-
Daftar 5 Link DANA Kaget Terbaru Pekan Kedua Mei 2025, Akhir Pekan Full Senyum
-
Patok Tanpa Izin, Pengadilan dan BPN Turun Ukur Ulang Lahan Perusahaan di Lamongan
-
Lari Sambil Curhat ke DPRD Jatim, Aspirasi Run 2025 Buka Jalan Warga Bertemu Wakil Rakyat