Scroll untuk membaca artikel
Erick Tanjung
Senin, 31 Agustus 2020 | 03:05 WIB
Lokasi penemuan mayat bayi di sungai kecil, Kampung Malang Utara V, Surabaya, Jawa Timur pada Minggu (30/8/2020) [Istimewa]

SuaraJatim.id - Warga Kampung Malang Utara V, Surabaya, Jawa Timur digegerkan penemuan mayat bayi mengambang di sungai, Minggu (30/8/2020). Jasad bayi tak berdosa itu ditemukan pertama kali oleh seorang warga setempat, Sukarningsih.

Sukarningsih semula mengira jasad yang tersangkut di pipa saluran air sungai itu adalah bangkai kucing. Namun setelah diamati ternyata mayat bayi, perempuan pun itu menjerit.

Mendengar jeritan tersebut, Hadi, adik Sukarningsih bersama warga berbondong-bondong mendatangi sumber suara dan melihat penemuan jasad bayi tersebut. Namun, Hadi dan warga lain tidak ada yang berani mengangkat bayi tersebut.

Setelah melaporkan peristiwa itu kepada pihak berwajib, mereka lebih memilih menunggu petugas.

Baca Juga: Gagal Selamat, Korban Kebakaran di Kranggan Tewas di Bawah Gardu Listrik

"Yang menemukan kakak saya. Awalnya dikira hewan karena penuh dikerumuni lalat. Setelah dicek dan mengetahui itu bayi, kakak langsung teriak histeris," kata Hadi Minggu malam.

Pria paruh baya itu menjelaskan, penemuan bayi itu sekitar pukul 16.30. Saat pertama kali ditemukan, tali pusar masih menempel. Bahkan, masih terlihat bercak darah di beberapa bagian tubuh.

"Masih ada tali pusar dan darah, bisa jadi bayi itu baru saja dilahirkan. Kalau dari aroma yang mulai membusuk, bayi itu sudah dibuang dua tiga hari lalu," tutur Hadi.

Sementara itu, Kanitreskrim Polsek Tegalsari Iptu I Made Sutanaya mengatakan bahwa pihaknya masih melakukan penyelidikan atas penemuan mayat bayi tersebut.

"Ya mas benar, saat ini saya dan anggota masih melakukan penyelidikan termasuk mencari bidan di sekitar lokasi," kata Made saat ditemui di lokasi.

Baca Juga: Toko di Pasar Blauran Kebakaran, Sekitar 5 Orang Dikabarkan Tewas

Made menuturkan, mayat bayi tersebut bisa saja tidak dari sekitar lokasi. Pasalnya sungai itu mengalir cukup jauh dan tanpa ada pembatas.

"Dulu ada pembatas setiap beberapa meter, saat ini tidak ada. Bisa jadi dari jauh," pungkas Made.

Kontributor : Dimas Angga Perkasa

Load More