SuaraJatim.id - Covid-19 tanpa gejala atau asimtomatik ditemui di mana-mana. Menurut para peneliti, ini adalah salah satu misteri besar tentang virus corona. Banyak bukti menunjukkan hampir setengah dari kasus Covid-19 mungkin tanpa gejala. Dan masalahnya, mereka yang tidak pernah mendapatkan gejala, terutama anak-anak, sangat mungkin berpotensi menyebarkan virus sama mudahnya dengan orang yang terinfeksi dengan gejala.
Dilansir dari Huffpost, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau CDC telah mengubah pedoman pengujiannya awal pekan ini, yang sebelumnya menyatakan bahwa orang yang tidak memiliki gejala Covid-19 tidak perlu diuji, kini Direktur CDC mengklarifikasi bahwa orang-orang tersebut 'dapat dipertimbangkan' untuk pengujian.
Pakar kesehatan mengatakan akan menjadi tantangan besar untuk menangani Covid-19 jika kita bahkan tidak tahu siapa yang mengidapnya. Bahkan orang tanpa gejala dapat (dan akan) sangat memengaruhi masa depan pandemi. Para ilmuwan kemudian mengumpulkan sejumlah wawasan baru dalam beberapa bulan terakhir yang telah membantu memberikan gambaran yang lebih jelas tentang apa yang terjadi dengan orang yang terinfeksi namun tidak pernah mengalami gejala apa pun. Ini dia beberapa di antaranya, seperti dilansir dari Huffpost.
Kasus asimtomatik mungkin ada di mana-mana, namun peneliti belum memiliki angka pastinya.
Baca Juga: Lewat Air Limbah, Peneliti Dapat Mencegah Penyebaran Virus Corona Covid-19!
Sebuah penelitian yang keluar pada bulan Juni menunjukkan bahwa sekitar 40% orang yang terinfeksi yang dites Covid-19 di kota kecil di Italia tidak memiliki gejala. Di Boston, dokter menguji sekelompok orang yang tunawisma dan tinggal di penginapan dan menemukan bahwa 146 orang yang dites positif tidak memiliki gejala.
CDC saat ini menyatakan bahwa individu tanpa gejala di Amerika Serikat dapat mencapai hingga 40% kasus. Namun meskipun jelas ada banyak kasus tanpa gejala di luar sana, dokter tidak yakin seberapa lazimnya kasus tersebut. “Kami belum benar-benar tahu berapa banyak orang yang akhirnya tidak menunjukkan gejala penyakit ini,” kata Manisha Juthani, spesialis penyakit menular dari Yale Medicine.
Ilmuwan dapat memperkirakan jumlahnya melalui penelitian, tetapi statistik ini hampir tidak dapat menangkap kenyataan dari seluruh populasi.
Kasus asimtomatik cenderung terjadi pada pasien lebih muda.
Peneliti memperkirakan sebagian besar kasus konfirmasi tanpa gejala melibatkan orang berusia 20-an, 30-an dan 40-an. Namun anak-anak juga tampaknya memainkan peran yang jauh lebih besar dalam penyebaran diam-diam Covid-19 daripada yang diperkirakan sebelumnya. Alasan utamanya, menurut peneliti, adalah karena anak-anak biasanya tidak mengalami gejala Covid-19 yang parah; mereka cenderung tidak memiliki gejala atau gejala yang begitu ringan sehingga tidak diperhatikan atau diabaikan. Hal ini menjadikan mereka kandidat utama untuk membawa dan menyebarkan infeksi tanpa disadari.
Baca Juga: Pedoman Barunya Tentang Tes Covid-19 Tuai Kontroversi, CDC Beri Klarifikasi
Data yang lebih baru menemukan bahwa banyak orang lanjut usia juga tidak menunjukkan gejala. Satu studi yang diterbitkan di JAMA pada pertengahan Agustus menemukan bahwa 88% orang dewasa yang lebih tua yang dites positif Covid-19 di panti jompo Connecticut tidak menunjukkan gejala. Di sebuah panti jompo di Chicago, 37% penghuni lansia yang dites positif Covid-19 tidak pernah mengalami gejala.
Mereka membawa banyak virus di dalam tubuh mereka, tetapi tidak jelas apakah virus itu menular.
Sebuah studi baru-baru ini dari Korea Selatan menemukan bahwa orang tanpa gejala dan gejala membawa viral load yang sama di tubuh mereka, yaitu jumlah virus yang terletak di tenggorokan dan hidung. Ini menunjukkan bahwa orang tanpa gejala berpotensi menyebarkan virus corona sama mudahnya dengan mereka yang memiliki gejala.
Tetapi para ilmuwan tidak sepenuhnya yakin akan hal itu. Sebagai alternatif, materi virus yang terdeteksi pada pembawa asimtomatik mungkin tidak menular - itu bisa berupa potongan virus mati yang belum dikeluarkan dari tubuh, menurut Juthani.
Batuk dan bersin dianggap sebagai cara utama partikel virus corona keluar dan menginfeksi orang baru. Secara teoritis, jika orang yang terinfeksi memiliki gejala, ada kemungkinan mereka lebih sering batuk dan bersin serta mengeluarkan lebih banyak tetesan pernapasan ke lingkungan.
“Ini memungkinkan partikel virus menyebar lebih banyak daripada pada pasien tanpa gejala,” kata Juthani.
Pakar lain mengatakan berbicara dapat menularkan virus dengan sangat mudah juga. “Batuk berpotensi mengeluarkan lebih besar dan lebih banyak awan tetesan, tetapi sekarang kita tahu bahwa hanya berbicara menghasilkan ribuan tetesan,” tambah Benjamin Neuman, seorang ahli virologi dan kepala departemen biologi di Texas A&M University-Texarkana.
Yang juga memprihatinkan adalah fakta bahwa pembawa tanpa gejala mungkin tidak melakukan tindakan pencegahan yang sama (seperti isolasi di rumah, memakai masker) seperti orang yang jelas sakit.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- Keanehan Naturalisasi Facundo Garces ke Malaysia, Keturunan Malaysia dari Mana?
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Murah dari Merek Underrated: RAM hingga 12 GB, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
-
9 Mobil Bekas Tahun Muda di Bawah Rp100 Juta: Nyaman, Siap Angkut Banyak Keluarga
-
5 Mobil Bekas buat Touring: Nyaman Dalam Kabin Lapang, Tangguh Bawa Banyak Orang
-
6 Skincare Aman untuk Anak Sekolahan, Harga Mulai Rp2 Ribuan Bikin Cantik Menawan
-
5 Rekomendasi Mobil Kabin Luas Muat 10 Orang, Cocok buat Liburan Keluarga Besar
Terkini
-
Gubernur Khofifah Dorong Tata Kelola Internasional Usai Tahura Raden Soerjo Cetak Rekor
-
Gubernur Khofifah Apresiasi KTH dan Penyuluh Kehutanan se-Jatim: NTE Tertinggi Nasional
-
Usai Wukuf, Gubernur Khofifah akan Lempar Jumrah Aqobah di Mina dan Thowaf Ifadhah
-
Said Abdullah: Idul Adha Pengorbaan Sebagai Puncak Penghambaan
-
Gubernur Khofifah Ajak Semua Pihak Kelola Sampah, Jatim Jadi Provinsi dengan Bank Sampah Terbanyak