SuaraJatim.id - Tren pergerakan pasar industri makanan dan minuman atau food and beverage (F&B) di Kota Surabaya, Jawa Timur, mulai naik dan menunjukkan trend peningkatan di masa adaptasi baru ini.
Ketua Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Jatim, Tjahjono Haryono, mengatakan tren pergerakan pasar F&B di Surabaya sudah ada peningkatan sejak Juli 2020.
Indikasinya, mayoritas industri telah mampu mencapai omzet 60 persen dari kondisi normal untuk restoran/kafe yang berada di dalam mal dan 70 persen untuk restoran yang standing alone, atau berdiri sendiri.
"Ini menandakan pandemi adalah tantangan, tapi animo masyarakat sudah mulai naik setelah PSBB tidak ada lagi. Bahkan saat PSBB ada momen Lebaran yang seharusnya kita bisa panen, tetapi pengusaha berusaha cari celah," kata Tjahjono kepada wartawan di Surabaya, Senin (13/10/2020).
Seperti dikutip dari Antara, Ia mengakui saat pandemi banyak orang mengisi waktu dengan menjual makanan/minuman dari rumah, setelah itu justru sekarang mulai buka outlet di luar.
"Kami juga melihat, pandemi ini membuat uangnya masyarakat hanya diam di rumah, dan kini mulai dibelanjakan di mal untuk makan dan lainnya. Artinya, uang ini tidak kemana-mana, tapi berputar di Surabaya, karena belum banyak yang bepergian keluar pulau/negeri," katanya.
Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Timur, Sutandi Purnomosidi mengakui, sedikitnya ada 48 tenant dari sektor usaha jasa makanan dan minuman atau restoran telah berinvestasi atau berekspansi membuka outletnya di Food Society-Royal Plaza Surabaya.
"Food Society ini adalah kawasan baru di lantai dasar Royal Plaza yang mengusung konsep food lifestyle, yang isinya 80 persen adalah F&B. Jadi, segmen pasar di Food Society ini sekelas dengan Tunjungan Plaza (TP) 6 dan Pakuwon Mall," katanya.
Dia mengatakan area Food Society seluas 8.000 meter per segi ini akan memenuhi kebutuhan pasar di segmen menengah atas, atau setidaknya bisa mengambil 30 persen pasar di dalam Royal Plaza yang selama ini secara total menyasar segmen menengah ke bawah.
Baca Juga: Dihantam Pandemi, Ekspor Logam Dasar dan Makanan Justru Kian Cemerlang
"Memang kondisi belum sepenuhnya pulih. Namun dibandingkan dengan Jakarta malah semakin berat, tapi namanya pengusaha tidak akan menyerah dengan kondisi sekitar, kita terus berupaya bisa menang dari pandemi dan membuktikan dengan terus mempertahankan protokol kesehatan," katanya.
Berita Terkait
-
Dihantam Pandemi, Ekspor Logam Dasar dan Makanan Justru Kian Cemerlang
-
Artotel Rasa Luncurkan Rhythm Room Space and Bar
-
Pabrik di Jepang Ini Buat Minuman Rasa Telur Ikan, Penasaran Mau Coba?
-
Industri Makanan dan Minuman Tumbuh Lunglai, Efek Ekonomi Lesu
-
Asyik Konsumsi Minuman Bewarna dan Berasa, 11 Penyakit Ini Hantui Anda
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Polres Pasuruan Tutup 3 Perlintasan Kereta Api Jelang Nataru, Akses Mobil Dibatasi!
-
Gubernur Khofifah Resmikan OPOP Training Center ITS Surabaya, Dongkrak Produk Pesantren Jatim
-
Dalih Belajar Agama Terbongkar, WNA Amerika Dideportasi dari Tulungagung
-
Kasus Polisi Bunuh Mahasiswi UMM Diduga Motif Harta, Keluarga Bantah Korban Hamil!
-
BP BUMN dan Danantara Lepas 1.000 Relawan Kemanusiaan dari Medan