SuaraJatim.id - Sebuah Al Quran tulisan tangan dari Kanjeng Raden Tumenggung Wiroyudo masih tersimpan rapi di Masjid Jami' Padukuhan Wonojoyo Kalurahan Genjahan Kapanewonan Ponjong Kabupaten Gunungkidul. KRT Wiroyudo adalah keturunan Majapahit yang akhirnya menyebarkan agama Islam di Gunungkidul.
Takmir masjid Jami' Wonojoyo, Jayani Zaini (67) sampai saat ini masih setia merawat Al Qur'an tulisan tangan tersebut. Meski saat ini Al Quran tersebut sudah mulai lapuk, namun ia berusaha merawatnya dengan membersihkannya dalam kurun waktu tertentu. Ia sengaja membuatkan kotak khusus untuk menyimpan Al Qur'an Tulisan Tangan tersebut.
"Saya simpan di kotak biar aman. Memang jarang dibuka meski sekedar dibaca, takut rusak,"paparnya, Senin (19/10/2020) saat ditemui di Masjid Jami'.
Al Quran tersebut sejatinya milik Muhammad Ihsan, putera dari KRT Wiroyudo. Di waktu kecil, Muhammad Ihsan dan saudaranya, Hasan disekolahkan di Arab Saudi selama beberapa tahun. Keduanya menuntut ilmu di Arab Saudi dan akhirnya kembali ke Indonesia.
Sekembalinya ke Indonesia, keduanya membantu KRT Wiroyudo menyebarkan agama Islam di daerah Wonosari. Sesudah itu, KH Muhammad Ihsam mendekati raja di Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat dengan mengabdi sebagai abdi dalem. Kemudian karena jasanya tersebut, KH Muhammad Ihsan diberi tanah Merdikan sekitar 1 hektare di Padukuhan Wonojoyo.
Di samping itu, KH Muhammad Ihsan juga mendapatkan putri Triman (puteri pemberian raja) untuk dipersunting olehnya. Setelah memiliki anak dan istri kemudian ia mendapatkan pesan untuk mendirikan rumah limasan dan joglo yang sangat sederhana.
"Rumahnya dulu di depan Masjid ini," terangnya.
Kemudian lama-kelamaan, KH Muhammad Ihsan mendirikan pondok pesantren yang diberi nama Rodhatul Qulud. Para santri di Pondok Pesantren tersebut tidak hanya sekitar sini saja tetapi juga luar daerah. Para santri ngaji dan mencari ilmu di pondok pesantren tersebut.
Karena rumahnya jauh sehingga para santri menginap di Pondok Pesantren. KH Muhammad Ihsan juga mendirikan masjid yang sekarang dinamakan Masjid Jami Wonojoyo. Karena santrinya banyak kemudian diberikan kepada raja ketika sudah jadi
Baca Juga: Niat Jual Sepeda Curian di Sleman, Pria Gunungkidul Diringkus Polisi
"Kemudian dari kerajaan beliau ditunjuk sebagai khotib dan imam masjid Jamik Wonojoyo," paparnya.
Jayani sendiri tidak mengetahu kapan persisnya Al Quran tersebut dibuat. Jayanu mulai merawat Al Quran tersebut sejak tahun 1997 karena dulu pergi dari rumah ke Jakarta. Dan tahun 1997 ia kembali ke kampung halamannya sudah mendapati Al Qur'an tulisan tangan tersebut sudah seperti sekarang ini, yaitu tanpa sampul dan mulai rapuh.
Dulunya, Al Qur'an tersebut diberikan kepada Muhammad Ihsan untuk pembelajaran agama Islam. Kemudian tahun kapan ditulis dan berapa lama disusun, ia sendiri tidak mengetahuinya secara pasti. Karena ia hanya tinggal merawatnya agar tidak rusak.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
Terpopuler
- Pendidikan Gustika Hatta, Pantas Berani Sebut Indonesia Dipimpin Penculik dan Anak Haram Konstitusi
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
Pilihan
-
Heboh Warga Solo Dituduh Buron 14 Tahun, Kuasa Hukum Tak Habis Pikir: Padahal di Penjara
-
7 Rekomendasi HP Gaming Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Agustus 2025, Murah Performa Lancar
-
Neraca Pembayaran RI Minus Rp109 Triliun, Biang Keroknya Defisit Transaksi Berjalan
-
Kak Ros dan Realita Pahit Generasi Sandwich
-
Immanuel Ebenezer: Saya Lebih Baik Kehilangan Jabatan
Terkini
-
Bella Anjani Mahasiswi IKADO Surabaya Dorong Generasi Z LAWAN 'Narsisme' dengan Buku Ilustrasi
-
Niat Sholat Rebo Wekasan di Bulan Safar, Amalan Tolak Bala Beserta Pandangan Ulama
-
Festival Mangrove, Gubernur Khofifah Ajak Warga Jaga Ekosistem dan Bangun Ekonomi Berkelanjutan
-
DPRD Jatim Kritik Anggaran untuk Isu Perempuan dan Anak di Rancangan P-APBD 2025
-
DPRD Jatim Soroti Defisit dan Ketergantungan SiLPA di P-APBD 2025 yang Membengkak