SuaraJatim.id - Spanyol membantai tamunya Jerman dalam pertandingan UEFA Nation League dengan skor fantastis setengah lusin (6-0) tanpa balas.
Bermain di kandang sendiri, Stadion Olimpico Sevilla, Spanyol memang tampak menggila dalam pertandingan tersebut, Rabu (18/11/2020).
Permainan ciamik Spanyol ini diakui gelandang tim nasional (timnas) Jerman Toni Kroos. Ia mengatakan, Spanyol seperti mengajari Jerman cara bermain bola dengan bagus dalam pertandingan tersebut.
"Itu menyakitkan. Saat bertahan, kami tidak mendapatkan akses sama sekali. Spanyol menunjukkan kepada kami bagaimana cara bertahan, cara bermain dengan dan tanpa bola," kata Kroos kepada media penyiaran publik Jerman ARD yang dikutip Goal usai pertandingan.
Skuat Spanyol asuhan Luis Enrique mencetak tiga gol di masing-masing babak. Mereka sangat dominan dari awal hingga pertandingan berakhir dengan mencatatkan penguasaan bola 70 persen dan melepaskan 23 tembakan dibandingkan Jerman yang hanya dua kali memberikan ancaman.
Kekalahan itu adalah yang terburuk bagi Jerman dalam pertandingan kompetitif. Mereka tidak pernah kebobolan enam gol dalam satu laga sejak 1958 melawan Prancis.
Hasil tersebut memberikan pukulan telak bagi Jerman, yang terbiasa menang dengan skor telak dalam sebuah pertandingan.
Kroos mengakui bahwa Spanyol lebih unggul dalam segala hal dan memberi Jerman pelajaran penting. Penyerang Jerman, Serge Gnabry, setuju dengan Kroos.
"Tidak ada cara yang berkerja untuk kami hari ini. Kami tidak bisa mendapatkan akses. Spanyol pantas menang bahkan di level ini," kata Serge Gnabry.
Baca Juga: Link Live Streaming UEFA Nations League: Spanyol vs Jerman
"Kami mencoba untuk saling menekan. Spanyol melakukannya dengan baik, kami melakukannya dengan buruk. Sekarang mungkin kita tahu di posisi kita berdiri. Itu membuat kita berpikir. Kita masih punya sedikit waktu dan harus memanfaatkannya sebaik mungkin."
Dikutip dari Antara, kekalahan tersebut menjadi yang pertama bagi Jerman dalam 12 pertandingan. Dengan kekalahan terakhir mereka terjadi pada September 2019 ketika mereka ditekuk Belanda 2-4.
Jerman juga menunjukkan bahwa pertahananya harus dibenahi setelah hanya mencatatkan satu clean sheet dalam delapan pertandingan terakhir mereka - kebobolan tiga gol melawan Turki dan Swiss.
Hasil ini membuat Jerman finis posisi kedua di grup UEFA Nations League mereka di belakang Spanyol, yang memetik total 11 poin di fase grup kompetisi ini.
Joachim Low dipastikan tidak dipecat
Meskipun menelan kekalahan menyakitkan, namun Pelatih Timnas Jerman Joachim Low tidak akan kehilangan posisinya sebagai pelatih tim nasional Jerman setelah skuatnya secara memalukan kalah 0-6 dari Spanyol pada Rabu, kata direktur timnas Jerman Oliver Bierhoff.
Tim berjuluk Die Mannschaft mendapatkan pelajaran penting dari tim Spanyol dalam pertandingan UEFA Nations League di Seville, saat Ferran Torres mencetak trigol ke gawang kiper Manuel Neuer.
Itu adalah kekalahan terburuk Jerman sejak dihajar dengan skor yang sama oleh Austria pada 1931 dan oleh Prancis (3-6) pada 1958 di laga kompetitif.
Low ditunjuk sebagai pelatih Jerman setelah Piala Dunia 2006 dan telah mempersembahkan trofi Piala Dunia 2014, tetapi timnya secara mengejutkan tersingkir di babak grup Piala Dunia di Rusia empat tahun kemudian.
Gagalnya Jerman meraih trofi di dua kompetisi internasional sebelumnya (Euro 2016 dan Piala Dunia 2018) serta kekalahan mengejutkan tersebut, telah menimbulkan spekulasi tentang posisi Low.
Namun, Bierhoff dengan cepat meredakan spekulasi dan menjamin masa depan Low bersama Jerman dengan mengatakan bahwa pelatih berusia 60 tahun itu akan memimpin lebih lama.
Saat ditanya apakah Low akan memimpin negaranya di Piala Eropa 2020 yang dijadwal ulang musim panas mendatang, Bierhoff mengatakan bahwa Low masih mendapatkan kepercayaan.
"Tentu saja, ya. Permainan ini tidak mengubah apa pun. Kami masih mempercayai Joachim Low, tidak diragukan lagi," ujarnya yang dikutip Goal.
"Ketika berbicara tentang pelatih tim nasional, Anda harus berpikir dan menganalisa dari turnamen ke turnamen. Kami ingin mencapai yang maksimal di Piala Eropa tahun depan."
"Kami harus mencerna kekalahan ini terlebih dahulu, ini akan memakan waktu. Semuanya berjalan salah. Kami kehilangan bola dengan mudah dan tim berantakan, itu seharusnya tidak terjadi."
"Kami tidak melakukan tekel atau mempertahankan penguasaan bola. Kami harus belajar dari kekalahan ini dan menarik kesimpulan yang baik."
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Wagub Emil Dardak Turun Tangan, Evakuasi Korban Runtuhan di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Digencarkan
-
Dugaan Bangunan Ambruk di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo: Fondasi Terlalu Ringkih
-
Diduga Ini Penyebab Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk Saat Ratusan Santri Shalat
-
Evakuasi Korban Ponpes Ambruk di Sidoarjo Terus Berlanjut Hingga Malam
-
Dua Santri Masih Hidup di Bawah Reruntuhan Pesantren Al-Khoziny: Tim SAR Berpacu dengan Waktu