Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Jum'at, 20 November 2020 | 16:32 WIB
Pemain tim sepakbola putri Brasil kalah mengejar bola (Antara)

Taboao hanya mengamankan satu lapangan latihan tiga hari sebelum liga tahun ini dimulai dan para pemainnya memikul hampir semua tanggung jawab dalam mempersiapkan, berlatih, dan bermain.

"Kami tak mendapatkan bantuan lain, bahkan sepatu," kata gelandang Alieni Baciega Roschel.

"Semua pemain harus membayar perlengkapannya sendiri. Mereka membayar dengan cara mereka sendiri agar bisa pergi berlatih. Masing-masing dari mereka menghabiskan antara 20 reais dan 30 reais (Rp52 ribu dan Rp79 ribu) sehari untuk transportasi, beberapa pemain butuh waktu dua atau bahkan tiga jam agar bisa pulang, beberapa lagi datang langsung sehabis pulang kerja."

Ketersingkiran mereka berarti tidak ada pertandingan kompetitif sampai paling tidak tahun depan dan membuat masa depan tim putri ini pun diragukan.

Baca Juga: Akun Paus Fransiskus Like Foto Seksinya, Natalia Garibotto: Aku Masuk Surga

Taboao, seperti banyak klub di Brasil, menghadapi kesulitan keuangan dan memutuskan bahwa tahun depan akan memfokuskan semua sumber daya kepada tim putra.

Namun para pemain telah bersumpah untuk terus bermain. Mereka optimistis menatap masa depannya.

"Memasuki lapangan dan menyaksikan mereka (para pemain tim putri Brasil) sungguh mendebarkan, pengalaman terbaik yang pernah saya miliki," kata Ferreira tentang sejumlah lawannya yang lebih terkenal.

"Terlepas semua kesulitan ini, sepak bola adalah hal terbaik yang pernah saya lakukan dalam hidup saya. Saya bisa bercerita kepada anak cucu saya bahwa saya pernah bertanding melawan mereka," katanya dia seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Akun Paus Fransiskus Like Foto Model Brasil, Instagram Diminta Investigasi

Load More