SuaraJatim.id - Usaha tambak ikan di Bojonegoro ikut terdampak pandemi Covid-19. Sejumlah tambak tidak bisa beroperasi.
Namun inovasi dan kreasi bisa membuat bekas tambak ikan menjadi tempat wisata baru. Menarik banyak pengunjung.
Seperti yang dilakukan Syaiful Salam di Bojonegoro. Mengutip dari suarajatimpost.com -- jaringan suara.com
Lahan tambak ikan yang menganggur dimanfaatkan pria asal Bojonegoro ini untuk membuat objek wisata Negeri Atas Air.
Sesuai namanya objek wisata ini berada di atas air dan memanfaatkan spot air menjadi destinasi utamanya.
Menempati lahan seluas 400 meter persegi di area Perumahan Griya Permata Asri, di Jalan Kyai Mojo, Kelurahan Mojokampung, Kecamatan Bojonegoro Kota, pria bernama Syaiful Salam mengkreasikan tempat wisata dengan memanfaatkan bahan - bahan bekas.
Dari bahan - bahan bekas ini ia sulap menjadi karya seni dan dirangkai menjadi sebuah spot yang menjadi daya tarik wisata.
Terinspirasi dari keberhasilan mengonsep rumahnya, menjadi sebuah tempat wisata memanfaatkan barang – barang tak terpakai. Kini Pemilik Wisata Syaiful Salam kembali berinovasi memanfaatkan lahan tambak tak jauh dari rumahnya.
“Sebenarnya ini berawal dari iseng – iseng main – main, kebetulan ada lahan yang dulunya sawah saat ini dimanfaatkan tambak. Karena pandemi Covid-19, tambaknya nggak jalan, nggak dipakai, akhirnya saya olah,” ucap Syaiful Salam ditemui suarajatimpost, pada Sabtu (23/1/2021).
Baca Juga: Rekomendasi 10 Hotel Ternyaman di Jogja, Ini Tarif dan Alamat Lengkapnya
Sejumlah spot - spot seperti menonton televisi di atas air, spot foto roda gila, dan spot berjalan di atas air menarik minat wisatawan.
Selain unik, bila diabadikan melalui kamera ponsel, spot - spot tersebut cukup instagramable.
Salah satu spot terbarunya di tahun 2021 yakni spot foto angka 202, dimana bila wisatawan berkunjung ke spot tersebut maka akan menjadi angka 2021 saat diambil gambarnya.
Belum lagi efek tata pencahayaan saat malam hari menambah suasana kian syahdu dan menarik. Namun bukan berarti kalau ada cahaya matahari tampak tidak bagus. Pengunjung justru bisa mendapat hasil foto yang tak kalah kece.
Syaiful menjelaskan sengaja mengonsep tambak dengan pencahayaan, supaya tetap bisa dimanfaatkan berfoto di malam hari.
"Kalau yang sudah - sudah di rumah itu kan, hanya siang hari. Nah di tambak ini kita mainkan juga untuk malamnya dengan efek - efek lampu, tapi tetap yang murah meriah, manfaatin barang nggak kepakai," tuturnya.
Untuk mengonsep hal itu ia mengaku hanya memerlukan waktu satu minggu baginya untuk mendesainnya. Sedangkan proses pengerjaan mulai dari awal memerlukan satu bulan.
"Proses pengerjaan satu bulan, cukup lama karena yang membuat semuanya saya sendirian. Sempat dibantu teman tapi kok penempatannya nggak cocok ya akhirnya saya bongkar lagi," ujar pria yang bekerja sebagai staf RS Bhayangkara Bojonegoro ini.
Dengan memanfaatkan bahan - bahan seperti bambu, ban bekas, hingga ornamen - ornamen tak terpakai, is membuat konsep perkampungan suku Indiana di atas air.
"Bahan - bahannya sebenarnya murah karena memanfaatkan bambu - bambu yang tidak terpakai yang masih bagus, ada ban bekas juga, terus ornamen plastik dirakit jadi bunga. Temanya Indiana Apache tapi di atas air. Jadi seolah - olah pengunjung bisa berjalan di atas air, padahal itu di bawahnya ada penyangga bambunya," terangnya.
Salah seorang pengunjung Endah Kurniawati menyatakan, ia sengaja berkunjung ke Wisata Negeri Atas Air lantaran penasaran dari foto - foto di media sosial yang ada.
"Penasaran kok ada foto seolah - olah berjalan dan ngambang di atas air. Akhirnya ke sini, ternyata ada pijakan di airnya tapi gak kelihatan jadi seolah - olah kita bisa berjalan di atas air tanpa bantuan apapun. Unik kalau dijadikan foto dan diunggah di media sosial, instagramable tapi ramah kantong," paparnya.
Kini lanjut Syaiful, tak kurang 50 - 70 orang berkunjung dan menikmati spot Negeri Atas Air-nya. Jumlah itu bahkan diklaim meningkat saat akhir pekan atau libur panjang.
"Kalau weekend atau libur panjang bisa sampai 100 orang. Tapi kita tetap batasi karena ini kan masa pandemi. Jadi pengunjung biasanya kalau di sini (di tambaknya) padat kita arahkan ke rumah wisata dulu, demi menjaga jarak," bebernya.
Selain itu penerapan protokol kesehatan Covid-19 bagi, pengunjung juga diwajibkan, dengan penggunaan masker dan mencuci tangan saat memasuki area wisata.
Bagi anda yang menikmati spot - spot foto unik ini, cukup dengan membayar Rp 15 ribu per orang dewasa, sedangkan untuk anak - anak membayar Rp 10.000 per orang. Sang pemilik juga menawarkan paketan tiket dengan minuman atau makanan ringan.
"Kalau untuk paket tiket makanan ringan dan minuman itu kita banderol Rp 25 ribu, kalau yang tiket dan minum saja Rp 20 ribu. Kami buka setiap hari sejak pukul 07.00 - 21.00 WIB," jelasnya.
Bagaimana tertarik menikmati konsep foto di atas lahan tambak ikan yang diubah sedemikian rupa menjadi spot foto ala - ala Indiana. Jangan lupa mengunjungi Negeri Atas Air, bila berada di Bojonegoro.
Berita Terkait
Terpopuler
- Skincare Reza Gladys Dinyatakan Ilegal, Fitri Salhuteru Tampilkan Surat Keterangan Notifikasi BPOM
- Tanggal 18 Agustus 2025 Cuti Bersama atau Libur Nasional? Simak Aturan Resminya
- 3 Klub yang Dirumorkan Rekrut Thom Haye, Berlabuh Kemana?
- Pemain Liga Inggris Rp 5,21 Miliar Siap Bela Timnas Indonesia di SEA Games 2025
- Selamat Datang Jay Idzes! Klub Turin Buka Pintu untuk Kapten Timnas Indonesia
Pilihan
-
Satu Kota Dua Juara: Persib dan Satria Muda Siap Cetak Sejarah Baru
-
Onitsuka Tiger Buatan Jepang vs Indonesia: Apa Sih Bedanya? Ini Ulasannya
-
Fenomena Rohana dan Rojali Sampai Kuping Bos OJK
-
PSSI-nya Wales Raup Untung Rp648 Miliar Meski Prestasi Timnas Berantakan
-
Irak Mulai Panik, Ketar-ketir Lihat Perkembangan Timnas Indonesia
Terkini
-
Geger! Warga Temukan Jasad Bayi Dikubur di Samping Rumah di Tulungagung
-
Tembus Pasar Amerika, Batik Madura UMKM Binaan Bank Mandiri Naik Kelas ke Panggung Global
-
PPATK Blokir Rekening Pasif, BRI Tegaskan Perlindungan Nasabah
-
Pengusaha Pakan Ternak Ponorogo Buktikan KUR BRI Dorong Usaha Lebih Maju
-
KUR BRI Jadikan Aiko Maju UMKM Tangguh di Program MBG Kepulauan Siau