SuaraJatim.id - Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. dr. Zubairi Djurban, Sp.PD menyebutkan adanya hubungan antara obesitas dan risiko kematian akibat Covid-19. Dalam cuitan Twitter @ProfesorZubairi, ia menyebut bahwa orang dengan obesitas 74 persen lebih berisiko memerlukan penanganan ICU. Dan angka kematian juga lebih tinggi 48 persen dibandingkan pasien Covid-19 non obesitas.
“Sederhananya, seseorang dikatakan obesitas itu jika IMT (Indeks Massa Tubuh) nya sama dengan atau di atas 30,” cuitnya di Twitter, Minggu (7/3/21).
Menurutnya, tidak sedikit juga orang yang IMT-nya mencapai 40. Artinya, kondisi orang tersebut lebih serius lagi, dan kondisi ini tidak boleh diremehkan.
Kondisi berat badan berlebih atau obesitas ini dapat menyebabkan kekebalan tubuh terganggu, sistem imun tidak ideal, hiperkoagulasi (sindrom kekentalan darah), dan peradangan kronik.
“Itu semua yang menyebabkan kondisi orang dengan obesitas lebih berat, dan lebih mudah meninggal jika terinfeksi COVID-19,” paparnya.
Ia menjelaskan kembali, biasanya pada orang yang obesitas memang lebih mudah terkena macam-macam penyakit, seperti jantung, paru-paru, diabetes, sindrom metabolik, darah tinggi, dan lainnya
“Sehingga, mereka akan semakin gawat jika terinfeksi virus corona,” jelasnya.
Bukti obesitas dengan imunitas yang terganggu, menurut penelitian pada tikus, membuktikan bahwa tikus yang obesitas didapati kehilangan fungsi limfosit T dan kemampuannya melawan penyakit. Sehingga kondisinya jauh lebih buruk dibanding tikus yang tidak obesitas.
Sementara, bukti pada manusia dilihat dari pelaksanaan vaksinasi influenza di Amerika.
Baca Juga: Orang Bisa Terinfeksi 2 Varian Baru Virus Corona Sekaligus, Apa Efeknya?
“Apa hubungannya? Ya, orang dengan obesitas dan sudah divaksinasi itu didapati masih mungkin mendapati influenza dua kali lebih sering ketimbang yang non obes, itu faktanya,” jelasnya.
Tidak hanya itu, beban mental juga dirasakan oleh orang yang obesitas. “Mereka merasa mendapat stigma dari masyarakat sehingga jarang kontrol ke dokter. Karena nasihatnya akan selalu sama, turunkan berat badanmu,” ungkapnya.
Jika ingin ke dokter, ada baiknya orang dengan obesitas ditemani sahabat atau anggota keluarga. Sehingga komunikasinya nyaman dengan dokter. “Kalau sudah nyaman, program penurunan berat badan yang diberikan juga bisa terlaksana dengan baik. Pasti bisa,” tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pemain Keturunan Rp260,7 Miliar Bawa Kabar Baik Setelah Mauro Zijlstra Proses Naturalisasi
- 4 Link Video Syur Andini Permata Bareng Bocil Masih Diburu, Benarkah Adik Kandung?
- 41 Kode Redeem FF Terbaru 10 Juli: Ada Skin MP40, Diamond, dan Bundle Keren
- 4 Rekomendasi Sepatu Running Adidas Rp500 Ribuan, Favorit Pelari Pemula
- Eks Petinggi AFF Ramal Timnas Indonesia: Suatu Hari Tidak Ada Pemain Keturunan yang Mau Datang
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Prediksi Oxford United vs Port FC: Adu Performa Ciamik di Final Ideal Piala Presiden 2025
-
Ole Romeny Kena Tekel Paling Horor Sepanjang Kariernya, Pelatih Oxford United: Terlambat...
-
Amran Sebut Produsen Beras Oplosan Buat Daya Beli Masyarakat Lemah
-
Mentan Bongkar Borok Produsen Beras Oplosan! Wilmar, Food Station, Japfa Hingga Alfamidi Terseret?
Terkini
-
AgenBRILink Jadi Pilar Inklusi Keuangan, BRI Terus Inovasi Layanan
-
10 Mitos Kulit Kijang yang Sering Dipakai Sebagai Jimat Supranatural
-
Spesifikasi Moisturizer Hanasui, Manfaat Penggunaan, dan Harganya
-
Gubernur Khofifah Apresiasi 105 Siswa "ADEM" Papua di Jatim Berhasil Tembus PTN
-
Fakta 8,5 Jam Pemeriksaan Khofifah oleh KPK: Gubernur Jatim Ungkap Rumitnya Alur Dana Hibah