SuaraJatim.id - Peserta vaksinasi Covid-19 akan menerima dua kali suntikan. Setelah suntikan vaksin covid pertama, ada jeda waktu tertentu untuk kemudian melakukan suntikan kedua.
Banyak yang bertanya, apa yang akan terjadi pada tubuh jika hanya mengikuti satu kali suntikan vaksin saja. Sementaka suntikan kedua tidak ikut?
Ketua POKJA Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan, mengatakan vaksinasi COVID-19 yang terdiri dari dua suntikan harus dipatuhi agar jumlah antibodi dalam tubuh terbentuk secara optimal.
"Kalau tidak disuntik lagi (vaksinasi kedua), antibodi yang terbentuk tidak optimal untuk membentuk kekebalan," kata Erlina dalam bincang-bincang daring Kalbe, dikutip dari Antara, Selasa (09/03/2021).
Baca Juga: Solihin GP dan Tokoh Sepuh Jabar Disuntik Vaksin Covid-19 Besok
Pada suntikan pertama, antibodi akan terbentuk namun prosesnya tidak instan. Antibodi mulai terbentuk pada hari ke-12 dalam jumlah sedikit. Jumlahnya meningkat setelah suntikan kedua dan diharapkan sudah mencapai level optimal pada hari ke-28.
Setelah mendapatkan vaksin, tetap ada risiko terjangkit COVID-19 namun risikonya jauh lebih rendah. Jika memang terjangkit, gejalanya akan lebih ringan dibandingkan orang yang belum mendapat vaksin.
Setelah mendapatkan vaksin, ada kemungkinan terjadi reaksi. Namun hasilnya akan berbeda-beda tergantung individu. Dia mengatakan, demam ringan dan nyeri otot atau ruam-ruam pada bekas suntikan adalah hal yang wajar.
Tujuan vaksinasi COVID-19 adalah menurunkan kematian dan kesakitan akibat COVID-19, mencapai kekebalan kelompok demi melindungi kesehatan masyarakat.
Juga melindungi dan memperkuat sistem kesehatan secara menyeluruh, juga menjaga produktivitas serta meminimalisasi dampak sosial dan ekonomi.
Baca Juga: Pola Tidur Tak Teratur Menjadi Penyebab Bupati Bogor Belum Dapat Vaksin
Erlina menegaskan pentingnya mencapai kekebalan kelompok untuk melindungi orang lain dalam suatu komunitas. Semakin banyak orang yang mendapatkan vaksin, semakin cepat pula kekebalan kelompok bisa tercapai.
Jika itu belum terjadi, penularan masih sangat rentan terjadi. Kendati demikian, pencegahan penularan virus COVID-19 tidak bisa hanya mengandalkan vaksin.
"Protokol kesehatan 5M dan menjaga imunitas masih sangat diperlukan untuk pencegahan."
Berita Terkait
-
Solihin GP dan Tokoh Sepuh Jabar Disuntik Vaksin Covid-19 Besok
-
Pola Tidur Tak Teratur Menjadi Penyebab Bupati Bogor Belum Dapat Vaksin
-
Daftar Penerima Vaksin COVID-19 AstraZeneca, Salah Satunya Ojek Online
-
CDC: Orang Sudah Divaksin Covid-19 Lengkap Boleh Kumpul Tak Pakai Masker
-
BPOM Setujui Vaksin AstraZeneca, Seberapa Besar Tingkat Efikasinya?
Terpopuler
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Riko Simanjuntak Dikeroyok Pemain Persija, Bajunya Hampir Dibuka
- Pencipta Lagu Tagih Royalti ke Penyanyi, Armand Maulana: Padahal Dulunya Memohon Dinyanyikan
- Berapa Biaya Pembuatan QRIS?
Pilihan
-
Bobotoh Bersuara: Kepergian Nick Kuipers Sangat Disayangkan
-
Pemain Muda Indonsia Ingin Dilirik Simon Tahamata? Siapkan Tulang Kering Anda
-
7 Rekomendasi HP Rp 5 Jutaan Terbaik Mei 2025, Memori Lega Performa Ngebut
-
5 Mobil Bekas Murah di Bawah Rp80 Juta, Kabin Longgar Cocok buat Keluarga Besar
-
Simon Tahamata Kerja untuk PSSI, Adik Legenda Inter Langsung Bereaksi
Terkini
-
Akhir Musim, Persebaya Bakal Dikawal Ratusan Bonek "Terbang" ke Australia
-
Khofifah Turun Tangan Langsung! Pencarian Korban Longsor Trenggalek Dipercepat dengan Anjing Pelacak
-
Dari Daun Kelor ke Cuan: Kisah Sukses Pengusaha Wanita Manfaatkan KUR BRI
-
Klaim Saldo DANA Kaget! Jadi Solusi di Tanggal Tua: Berpeluang Raih Rp549 Ribu
-
Gubernur Khofifah Luncurkan SPMB Berbasis AI Jenjang SMAN/SMKN: Objektif, Transparan, Berkeadilan