SuaraJatim.id - Namanya kopi ethek khas Ponorogo, Jawa Timur. Ini semacam starling atau penjual kopi keliling. Bedanya, kopi ethek dijual keliling di tengah sawah. Pelanggannya para petani atau siapa saja yang ada di sawah.
Kemudian, yang unik dari kopi di Desa Pijeran Kecamatan Siman ini adalah alat membayarnya. Umumnya orang beli kopi pakai uang. Tapi kalau kopi ethek khas Ponorogo ini bayarnya pakai gabah.
Ciri khas lain, pedagang kopi ini keling dengan memikul barang dagangannya lalu menjajakan kepada para petani di sawah hanya saat musim panen padi. Karena itu mereka melayani pembelian menggunakan gabah.
Salah satu penjual kopi ethek, Suraji, mengaku dirinya jual kopi ethek sudah dilakoninya lebih dari 10 tahun. Selama itu pula ia selalu bertransaksi secara barter dengan hasil panen padi, yakni berupa gabah. Besaran gabah yang diberikan pun terserah pemilik lahan.
Baca Juga: Heboh! Makam di Ponorogo Dicat Warna-warni Jadinya Lucu, Enggak Angker Lagi
"Saya tidak mematok harus berapa kilo, semua tergantung pemilik lahan dan orang yang ada di sawah mau memberikan gabah seberapa," kata Suraji, seperti dikutip dari jatimnet.com, jejaring media suara.com, Rabu (17/03/2021).
Selain menjajakan kopi, Suraji juga menawarkan minuman lain seperti teh dan susu panas. Jajanan berupa gorengan seperti pisang goreng, gandos, ketela goreng selalu ia bawa karena memang menjadi favorit para pemanen padi.
Sedangkan air panas sendiri sudah ia masukkan ke dalam kotak besi yang selalu dipanasi menggunakan kayu bakar. Kakek tiga cucu ini menuturkan jika sekali jalan ia mampu menjual 50 gelas minuman dan puluhan gorengan selalu habis saat ia pulang kerumah.
Sedangkan hasil barter gabah yang ia dapatkan tidak menentu, namun rata-rata dalam sehari ia mampu mendapatkan 40 sampai 60 kilo gabah dari hasil ia berkeliling.
"Saya berangkat pukul enam pagi sampai habis, kadang kalau ramai jam sembilan sudah habis, kalau sepi ya sampai setengah hari," ungkap pria paru baya berusia 65 tahun tersebut.
Baca Juga: Miris, Enam SD di Ponorogo Tutup karena Kekurangan Hingga Tak Punya Murid
Suraji nenuturkan jika diusia senjanya ia bersyukur masih diberi kesehatan untuk bisa memikul ethek yang beratnya mencapai 80an kilo saat awal berangkat. Bahkan jika kondisi usai hujan jalan untuk menuju sawah satu ke sawah lainnya tak jarang sangat licin dan becek.
"Kalau terpelset sudah tidak terhitung, tapi alhamdulillah tidak sampai dagangan tumpah," kata Suraji.
Berita Terkait
-
Reog Ponorogo Masuk Daftar UNESCO, Lindungi Budaya Indonesia dari Klaim Asing!
-
Siapa KH Hasan Besari? Tokoh Agama Ponorogo Disebut-sebut Leluhur Gus Miftah
-
Bangga! Kebaya Diakui UNESCO Jadi Warisan Dunia dari Indonesia
-
Jadwal Gus Iqdam Oktober 2024: Samarinda, Solo, Tenggalek, Kediri, Ponorogo Hingga Lamongan
-
Deretan Budaya Indonesia yang Pernah Diklaim dari Malaysia, Urusan Batik sampai Bikin IShowSpeed Bingung
Terpopuler
- Janji Anies Tarik Pajak 100 Orang Terkaya Dibandingkan dengan Kenaikan PPN, Warganet: Udah Dispill Caranya...
- Koh Dennis Lim Bicara soal Hukum Mengucapkan Selamat Natal, Satu Suara dengan Ustaz Felix Siauw
- Nasib Uang Donasi Pak Tarno dari Raffi Ahmad Usai Kena Stroke, Istri Pertama Heran Kenapa Tetap Jualan
- Ditanya Target Capaian 2025 oleh Anak 16 Tahun, Jawaban Gibran Tuai Sorotan: Kamu Sudah Bisa Nyoblos?
- Total Kekayaan Fadli Zon, Disebut Tak Pantas Jadi Menteri Kebudayaan!
Pilihan
-
Kevin Diks: Aku Kehilangan Jati Diri
-
Shin Tae-yong Punya Buzzer? Sumardji: Saya Gak Bisa Jawab tapi...
-
Review Hello Town, Game Renovasi Toko yang Bikin Ketagihan
-
Hasto Kristiyanto Jadi Tersangka, Jokowi Sembari Tersenyum: Hormati Proses Hukum
-
Fakta Unik Boxing Day yang Jarang Diketahui, Bukan Cuma Pertandingan Bola!
Terkini
-
Gunung Semeru Kembali Erupsi: Hari Ini 16 Kali
-
Mencekam! Pria di Gresik Berlari dengan Tubuh Terbakar di Depan Rumah Pacar
-
Kecelakaan di Jalan Raya Ponorogo-Pacitan, Evakuasi Pengemudi Mobil Berjalan Dramatis
-
Viral Balita di Surabaya Hanyut dalam Selokan, Tim SAR Susuri Hingga ke Sungai
-
Drama Ransomware BRI: CISSReC Ungkap Kejanggalan & Data Lama dari Scribd