SuaraJatim.id - Penelitian ilmiah terkait semburan Lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur, kembali terkuak ke publik. Laporan studi ini diterbitkan oleh jurnal Scientfic Reports pada 18 Februari 2021.
Dalam jurnal itu dijelaskan kalau jumlah emisi gas metana dari semburan lumpur lapindo ternyata sangat besar. Bahkan disebut-sebut yang terbesar dari sebuah gas alam di bumi.
Metana sendiri adalah gas rumah kaca yang 18 kali lebih kuat dari karbondioksida. Gas ini keluar dari pusat kawah lumpur Lapindo Sidoarjo seluas 7,5 kilometer tersebut.
Lumpur Lapindo sendiri menyembur sejak 2006. Semburan lumpur ini merupakan bekas pengeboran minyak PT Lapindo Brantas di Sidoarjo.
Sejak 16 tahu lalu sampai sekarang Lumpur Lapindo tak henti-hentinya menyemburkan gas, air bercampur lumpur dan minyak--laporan Nationalgeographic.
Sebuah penelitian kolaborasi dari pihak internasional yang dipimpin Adriano Mazzimi dari Centre for Earth Evolution and Dynamics di Univesity of Oslo dilakukan dalam rangka memantau dan menganalisis Lumpur Lapindo selama beberapa tahun.
Hasil penelitian, bencana ini adalah fenomena geologi yang dipicu tekanan fluida yang tinggi akibat interaksi dengan gunung api magmatik yang dekat lokasi tersebut.
Oleh karena itu Lumpur Lapindo dianggap manifestasi permukaan dari sistem sedimen/hidrotermal hibrida. Karbondioksida (CO2) dan metana (CH4) ini adalah kandungan yang terdapat dalam lumpur.
Para peneliti mengukur gas ke atmosfer menggunakan pengukuran berbasis darat dan satelit (TROPOMI). Kedua teknik tersebut menunjukan total kandungan di lumpur lapindo sekitar 100.000 ton per tahun.
Jumlah ini adalah tertinggi dan terbesar yang pernah tercatat secara eksperimen maupun secara penelitian untuk manifestasi gas alam.
Baca Juga: Tim ITS Ungkap Lumpur Lapindo Mengandung Lithium, Bahan Baku Baterai
Studi baru terhadap emisi Lumpur Lapindo ini juga menunjukan kalau pengukuran emisi gas dengan bantuan satelit dapat menjadi cara ampuh mengetahui cara gas metana di darat dan meningkatkan estimasi jumlah geometana secara global.
Tag
Berita Terkait
-
Tim ITS Ungkap Lumpur Lapindo Mengandung Lithium, Bahan Baku Baterai
-
Dosen Sebut Bencana Industrial Bukan Peristiwa Kebetulan, Tapi Sistematis
-
ESDM Temukan Potensi Logam Tanah Jarang dalam Lumpur Lapindo
-
Ada Potensi Logam Tanah Jarang dalam Lumpur Lapindo
-
Apa Kabar Utang Lapindo Rp 1,91 Triliun ke Negara, Ini Kata Kemenkeu
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
Terkini
-
BRI Tegaskan Komitmen Dukung Asta Cita Lewat Akselerasi KPR FLPP
-
DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
-
Daftar 21 Tersangka Kasus Korupsi Dana Hibah Jawa Timur
-
Bakar Perlengkapan Salat, RD Klaim Perempuan Tak Boleh Salat di Masjid
-
Anggota DPR RI Minta Semua Bangunan Pesantren Diaudit