SuaraJatim.id - Pemberlakuan larangan mudik bagi semua warga yang berlaku mulai 6 Mei 2021 hingga 17 Mei 2021 membuat sejumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Lamongan memilih mudik duluan sebelum periode tersebut.
Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Lamongan, tercatat ada 15 TKI yang kembali ke kampung halamannya. Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim) Kabupaten Lamongan Arif Bachtiar mengemukakan, 15 TKI yang mudik tersebut terdata sejak Januari lalu.
"Data Disnakertrans Lamongan, sudah ada 15 TKI asal Lamongan yang sudah pulang kampung sejak Januari 2021 lalu. Mereka berasal dari berbagai kecamatan di Lamongan," kata Arif Bachtiar seperti dilansir TIMES Indonesia-jaringan Suara.com pada Selasa (20/4/2021).
Arif merinci, TKI asal Lamongan tersebut berasal dari Kecamatan Karang Binangun, Sukorame, Sugio, Deket, Sukodadi dan Kedungpring, masing-masing satu orang TKI. Kemudian dari Kecamatan Bluluk ada tiga orang, dan Kecamatan Kalitengah, Brondong serta Solokuro masing-masing 2 orang.
Baca Juga: Gubernur NTB Tidak Larang Mudik Lebaran 2021: Yang Penting Puasa
"Kesemuanya masih aman dan tidak terjangkit virus COVID-19 dari negara tempat mereka bekerja," ujarnya.
Dia juga menambahkan, sebelum kembali ke daerah asal, seluruh TKI tersebut dipastikan telah menjalani karantina di Wisma Atlet. Setibanya di daerah masing-masing, mereka langsung diperiksa Tim Satgas Covid-19 kabupaten dan kecamatan.
"SE (surat edaran) satgas tentang pembatasan perjalanan internasional masih berlaku, diantaranya terkait wajib PCR, karantina 5x24 jam dan usai karantina tetap tes PCR lagi," tuturnya.
Selain 15 TKI yang sudah berada di kampung halaman, Arif mengungkapkan, bakal ada sembilan TKI lainnya yang akan pulang kampung.
"Mereka sebelumnya sudah menjalani karantina dan pulang sebelum Menaker mengeluarkan kebijakan larangan mudik 2021 ke Pekerja Migran Indonesia (PMI/TKI)," ucapnya.
Baca Juga: Satgas Covid-19 Minta Masyarakat Turunkan Ego Tidak Mudik Lebaran
Berita Terkait
-
Pemulangan 7 Jenazah WNI Korban Kecelakaan di Sarawak Terkendala Biaya
-
Timnas Day: Suporter Wajib Catat, Ini Rute Termudah dari Lamongan Menuju Stadion GBK
-
10 Alasan Mengapa Roemah Kuliner Bisa Menjadi Favorit Penggemar Masakan Nusantara di Jakarta!
-
Menakar Efektivitas Lembaga Pengurus PMI di Kabinet Prabowo : Solusi Atau Bagi-bagi Jabatan?
-
Pemain Keturunan Lhokseumawe Tolak Bela Timnas Indonesia, Kini Nasib Anak TKI Itu Menyedihkan
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
-
Tak Ada Muka Jokowi, Ini Daftar Pahlawan di Uang Kertas Rupiah
-
Jelang Akhir Pekan, Harga Emas Antam Berbalik Merosot
-
Maskapai Rela Turunkan Harga Tiket Pesawat Selama Libur Nataru
-
Review Hidup Peternak Lele: Game Simulasi Bagaimana Rasanya Jadi Juragan Ikan
-
Jangan Lewatkan! Lowongan Kerja OJK 2024 Terbaru, Cek Syaratnya Di Sini
Terkini
-
Pilkada Situbondo: Petahana Ucapkan Selamat, Akui Kekalahan?
-
Terungkap! Rahasia di Balik Pembunuhan Sadis yang Menggemparkan Gresik
-
Komisi E DPRD Jatim Soroti Fenomena Guru Takut Dipolisikan
-
Kebakaran Panti Pijat Emperor Spa Surabaya, 2 Terapis Sesak Napas
-
Tim Khofifah-Emil Rekap Dokumen C Hasil dari Saksi, Sama dengan Quick Count?