SuaraJatim.id - Raden Saleh salah satu mestro lukis tanah air yang dihormati di negeri asing. Warga Kota Maxen di Jerman misalnya, kemarin ikut memperingati hari kelahiran Raden Saleh, Senin (24/05/2021).
Raden Saleh, pelukis Indonesia beretnis Arab-Jawa yang mempionirkan seni modern (saat itu Hindia Belanda), memang sempat berkarya di Maen kurang lebih selama 10 tahun, mulai 1839 hingga 1849.
Seperti disampaikan Kedutaan Besar RI di Berlin, peringatan hari ulang tahun Raden Saleh yang ke-210 itu digelar di Rumah Biru (Blaues Häusel) di kota Maxen yang didirikan oleh bangsawan Jerman Friedrich Anton Serre.
"Hari ini adalah Hari Indonesia. Di depan Rumah Biru ini kita memperingati kelahiran seorang pelukis Jawa 210 tahun lalu, namanya Raden Saleh dan ia pernah menjadi bagian penting dari kota Maxen," kata Jutta Tronicke, salah satu dari sejumlah warga Maxen yang aktif mempromosikan tokoh Raden Saleh di Jerman, bersama dengan KBRI Berlin.
Baca Juga: Tragis! Werder Bremen Terdegradasi Setelah 40 Tahun di Liga Bundesliga
Di depang bangunan tersebut, dia menjelaskan bahwa Raden Saleh datang ke kota tersebut pada 1839 dan berkawan baik dengan Friedrich Serre, yang kemudian membangun pavilyun itu pada 1848 sebagai tanda penghormatan bagi Raden Saleh.
Raden Saleh mengawali perjalanannya ke Maxen dengan mengunjungi kota Dusseldorf, kemudia Frankfurt dan Berlin untuk melanjutkan studi melukisnya dengan para pelukis Jerman, hingga akhirnya tiba di kota Dresden dan Maxen, di mana ia tinggal selama 10 tahun.
Masyarakat kota Maxen sendiri menerima kehadiran pelukis itu dengan terbuka. Bahkan pada saat itu, dikatakan bahwa Raden Saleh disebut sebagai 'Pangeran dari Jawa'.
"Dia adalah jembatan kultur antara Indonesia dan Jerman sehingga kedua bangsa bisa saling mengenal, mengisi, dan memperkaya," ujar pengunjung dalam acara peringatan tersebut, Michael Simon dan Giselle Simon.
Menurut keduanya, Raden Saleh telah memperkenalkan Jawa kepada orang-orang Jerman melalui karya seni.
Baca Juga: Robert Lewandowski Sabet Top Skor Liga Jerman Empat Musim Beruntun
"Bayangkan seorang Jawa bisa hadir di Maxen ratusan tahun lalu dan menjadi bagian dari masyarakat Maxen dan dihormati karena karya lukisnya yang luar biasa," ujarnya di sela-sela acara peringatan yang diiringi pertunjukan angklung Sunda dan tarian tradisional Dayak itu.
Berita Terkait
-
Didikan Klub Top Bundesliga, 3 Pemain Keturunan Jerman Eligible Bela Timnas Indonesia
-
3 Pemain Keturunan Indonesia dari Liga Jerman, Eligible Bela Skuad Garuda
-
Bayer Leverkusen Disingkirkan Klub Gurem, Xabi Alonso: Itu Menyakitkan
-
Kevin Diks Wajib Siap Mental! Ultras Gladbach Keras Tanpa Kompromi
-
Gagal ke Final Piala Jerman, Bayer Leverkusen Jutru Disingkirkan Tim Kasta Ketiga
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Megawati dan Prabowo Subianto Akhirnya Bertemu, Begini Respon Jokowi
-
PM Malaysia Anwar Ibrahim Tegaskan ASEAN Solid dan Bersatu
-
Emas dan Bitcoin Banyak Diborong Imbas Ketegangan Perang Dagang AS vs China
-
Red Sparks Bangkit Dramatis, Paksa Set Penentuan di Final Liga Voli Korea 2024/2025
-
RESMI Lawan Manchester United di Malaysia, ASEAN All-Stars Bakal Dilatih Shin Tae-yong?
Terkini
-
Dua Gudang Penyimpanan Bahan Baku Sandal Milik Pabrik Sepatu Legendaris di Surabaya Ludes Terbakar
-
Pemprov Jatim Didesak Ikuti Jabar Tentang Pajak Kendaraan Bermotor, Kiai Asep Pasang Badan
-
Tembok Roboh di Area Pasar Kupang Gunung Surabaya, 1 Orang Tewas
-
Kartini Modern dan Peran KUR BRI Dalam Mendukung Suryani Sebagai Pejuang Ekonomi
-
Kondisi Muhammad Hidayat, Siap Tampil Saat Persebaya Lawan Persija Jakarta?