SuaraJatim.id - Media sosial sedang ramai membicarakan kebijakan pemutihan pajak kendaraan yang dilakukan di Pemprov Jawa Barat. Pemerintah Provinsi Jawa Timur diminta untuk melakukan hal serupa.
Publik meminta Pemprov Jatim tidak hanya sekedar melakukan pemutihan denda, tetapi juga pajak pokok kendaraan.
Pendiri Pondok Pesantren Amanatul Ummat Surabaya KH Asep Saifuddin Chalim ikut berkomentar soal hal tersebut.
Dia mengungkapkan banyak hal yang harus dipertimbangkan untuk mengambil suatu kebijakan. Salah satunya, dengan mempertimbangkan pendapatan kabupaten/kota.
Baca Juga: Gubernur Khofifah Luncurkan Si Mas Ganteng 2: Beri Dampak Positif Sosial Ekonomi Pelosok Tuban
“Untuk pajak kendaraan, tidak semua masuk ke Pemprov Jatim. Per Januari 2025, ada sharing pendapatan antara kabupaten atau kota dengan provinsi. Dalam aturan itu, provinsi hanya mendapat 30 persen. Sisanya diberikan kepada pemerintah daerah,” katanya, Selasa (8/4/2025).
Pemerintah provinsi pastinya akan penuh perhitungan dan hati - hati. Tidak tergesah-gesah. Apalagi over - acting. Baginya, sikap tergesah - gesah itu tidak disarankan oleh agama. Karena, akan merugikan banyak hal. Apalagi terkait kebijakan untuk masyarakat luas. “Sikap tergesa - gesa itu dari setan. Sedangkan bertindak tenang dan berpikir jernih itu dari Allah SWT,” ucapnya.
Menurut Kiai Asep, Gubernur Khofifah selalu memakai referensi dalam menjalankan pemerintahan. “Referensi yang selalu beliau kemukakan adalah tasyarraful imam ‘alarra’iyah manutun bil maslahah. Bahwa kebijakan seorang pemimpin itu harus diorientasikan kepada kemaslahatan rakyatnya,” katanya lagi.
Di sisi lain, menurutnya, seharusnya yang diberikan reward atau apresiasi adalah kepada masyarakat yang rajin bayar pajak. Sehingga, masyarakat semangat dalam membayar pajak. Pun melihat realisasi terhadap pajak yang selama ini mereka bayarkan.
“Kalau kebijakan pemutihan denda dan pajak itu diberlakukan, masyarakat tentunya memilih untuk tidak membayar pajak. Sementara masyarakat yang rajin bayar pajak, tidak mendapatkan reward apapun. Ujung-ujungnya mereka memilih untuk tidak bayar pajak kendaraan mereka,” ungkapnya.
Baca Juga: Gubernur Khofifah Minta ASN Pemprov Jatim Tetap Produktif Selama Libur Lebaran
Pajak kendaraan merupakan salah satu pendapatan daerah terbesar. Sehingga, pemerintah bisa melakukan pembangunan fisik maupun sumber daya manusia (SDM). “Saya rasa, pemutihan seperti yang dilakukan Pemprov Jatim selama ini sudah tepat. Tetap ada pembayaran pajak, tapi masyarakat tidak terbebani denda keterlambatan,” ucapnya.
Berita Terkait
-
Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Tangerang, Ini Syarat dan Jadwalnya
-
Pemutihan Pajak Kendaraan 2025: Kapan Berakhir? Cek Jadwal Lengkap di Jawa, Kalimantan, Sulawesi
-
Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan Jawa Barat 2025, Cek Info Bebas Denda dan Caranya
-
7 Fakta Pemutihan Pajak Kendaraan Jawa Barat 2025, Jangan Sampai Terlewat
-
Antusiasme Warga Jateng Bayar Pajak Kendaraan, 3 Hari Tembus Rp28 Miliar
Terpopuler
- Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
- Agama Titiek Puspa: Dulu, Sekarang, dan Perjalanan Spiritualnya
- Lisa Mariana Ngemis Tes DNA, Denise Chariesta Sebut Tak Ada Otak dan Harga Diri
- 6 Perangkat Xiaomi Siap Cicipi HyperOS 2.2, Bawa Fitur Kamera Baru dan AI Cerdas
- Kang Dedi Mulyadi Liburkan PKL di Bandung Sebulan dengan Bayaran Berlipat
Pilihan
-
Kiper Belanda Soroti Ragnar Oratmangoen Cs Pilih Timnas Indonesia: Lucu Sekali Mereka
-
Di Balik Gol Spektakuler Rayhan Hannan, Ada Rahasia Mengejutkan
-
Timnas Indonesia U-17 Siaga! Media Asing: Ada yang Janggal dari Pemain Korut
-
Profil CV Sentosa Seal Surabaya, Pabrik Diduga Tahan Ijazah Karyawan Hingga Resign
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
Terkini
-
Polemik Sidak Wakil Wali Kota Surabaya, Bagaimana Hukum Perusahaan Menahan Ijazah Karyawan?
-
Rip Current, Si Pembunuh Sunyi: 6 Korban Jiwa di Laut Selatan Pacitan
-
Banjir Pamekasan, 2 Kecamatan Basah Kuyup
-
Gubernur Khofifah: Jaga Kelestarian-Keindahan Alam Jatim, TNBTS Jadi yang Terindah Ketiga Sedunia
-
Fakta Baru Meninggalnya Lelaki dan Perempuan di Kamar Kos Surabaya