SuaraJatim.id - Beberapa waktu lalu wilayah selatan Jawa Timur ( Jatim ) diguncang gempa bumi cukup dahsyat. Gempa Malang dan Blitar bermagnitudo 5 sampai 6,1.
Kemudian ada puluhan lagi gempa berkekuatan kecil di wilayah selatan Jawa Timur itu. Gempa tersebut masih kecil bila melihat potensi ancaman gempa di kawasan tersebut.
Bahkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat di sana, khususnya Jawa Timur bagian selatan selalu waspada terhadap potensi ancaman gempa dahsyat Magnitudo 8, bahkan lebih.
Dikutip dari Rilis.id, Kepala BMKG Stasiun Geofisika Malang, Ma'muri membenarkan adanya potensi ancaman bencana alam gempa bumi. Hal ini juga dikatakan banyak ilmuan Geofisika.
"Sebab, secara umum wilayah Selatan Jawa itu masuk dalam zona subduksi," kata Ma'muri, dikutip dari timesindonesia.co.id, jejaring media suara.com, Rabu (26/05/2021).
Baca Juga: Mabuk usai Pesta Miras, Pemuda Banyuwangi Setubuhi Gadis di Bawah Umur
Data BMKG menunjukkan, total gempa bumi di Jawa Timur pada 2021 hingga 24 Mei, ada 330 kali gempa yang terjadi. Angka itu didominasi terjadi dengan titik wilayah laut selatan.
Gempa bumi yang paling besar belakangan ini terjadi pada 10 April 2021 dan 21 Mei 2021 lalu. Akibatnya, ribuan rumah dan gedung-gedung runtuh, bahkan memakan korban jiwa. Untungnya, kedua gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Ma'muri berharap potensi gempa dahsyat di wilayah selatan pulau Jawa tidak sampai terjadi. Menurutnya, dengan adanya gempa kecil, bisa mengurangi energi gempa dahsyat yang tersimpan.
Diberitakan TIMES Indonesia sebelumnya, seorang pengamat Geofisika Kebencanaan Universitas Brawijaya (UB) Profesor Adi Susilo menyebut bencana alam gempa di Malang Magnitudo 6,1 yang terjadi pada Sabtu (10/4/2021), merupakan gempa terbesar yang terjadi di wilayah Malang Raya sejak 1967.
"Ini salah satu gempa yang dirasakan paling besar. Dulu pada tahun antara 1967-1968 juga terjadi dengan korban yang cukup banyak. Sejak kisaran tahun itu, belum pernah terjadi (gempa) seperti ini," katanya.
Baca Juga: Unik! Ibu Hamil di Pandeglang Mesti Buat Bubur Pasca Gempa Bumi, Ternyata Ini Tujuannya
Guru Besar Bidang Geofisika Kebencanaan dan Eksplorasi Sumberdaya Alam itu membeberkan bahwa daerah yang paling parah adalah bangunan yang berdiri di atas tanah lempung atau daerah berkontur gamping.
Berita Terkait
-
KPK Ungkap Alasan Belum Tahan Anwar Sadad Cs di Kasus Dana Hibah Jatim
-
Geledah Rumah La Nyalla dan Lokasi Lain di Kasus Dana Hibah Jatim, KPK Sita Sejumlah Barang Bukti
-
Nyawa Taruhannya, Radio Ini Lawan Junta Myanmar dari Bawah Tanah: Kisah Pendiri Federal FM
-
Usai 'Acak-acak' Rumah La Nyalla Mattalitti, KPK Geledah Kantor KONI Jatim
-
Geledah Lokasi Lain Selain Rumah La Nyalla, KPK: Saat Ini Belum Bisa Dibuka
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Penurunan Fungsi Kognitif Akibat Kebiasaan Pakai AI: Kemajuan atau Ancaman?
-
'Di Udara' Efek Rumah Kaca: Seruan Perjuangan yang Tidak Akan Pernah Mati
-
Terus Pecah Rekor! Harga Emas Antam 1 Gram Kini Dibanderol Rp1.975.000
-
Gaikindo Peringatkan Prabowo soal TKDN: Kita Tak Ingin Industri Otomotif Indonesia Ambruk!
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
Terkini
-
Layanan Wealth Management BRI Diakui Dunia, Raih Penghargaan Internasional dari Euromoney
-
Kronologi Kebakaran Rumah di Tegalsari Surabaya, 2 Orang Meninggal Dunia
-
Khofifah Bahas Kerja Sama Pendidikan hingga Energi Terbarukan dengan Delegasi Tomsk Rusia
-
Harga Gabah Kering Jatuh, DPRD Jatim: Panen Raya Terancam Tak Dinikmati Petani
-
Kasus Penahanan Ijazah Masuk Babak Baru, Wali Kota Surabaya Intruksikan Cek Semua Perusahaan