SuaraJatim.id - Wabah mengerikan sedang menyerang Turki. Namanya wabah ingus laut, sebuah bahan organik berlendir tebal di Laut Marmara yang bisa mempengaruhi kehidupan mahkluk laut mulai dari ikan dan sejenisnya.
Bahkan, karang pun bisa menjadi sasaran wabah ini. Wabah tersebut telah menyebar melalui Laut Selatan Istanbul, menyelimuti pelabuhan, garis pantai dan petak-petak air laut. Dikutip dari The Independent, Turki bersumpah menghadapi wabah ini sebab bisa mengancam ekosistem laut.
Efek dari wabah ini, biota laut bisa mati lemas bila terkena ingus laut tersebut. Zat kental tersebut mengancam kehidupan laut dan industri perikanan karena sebagian materinya tenggelam di bawah gelombang, mencekik kehidupan di dasar laut.
Menteri Lingkungan Turki, Murat Kurum, mengatakan segera mengungkapkan rincian rencana manajemen bencana untuk melindungi wilayah laut. Hal ini disampaikannya saat berada di kapal penelitian kelautan, Minggu (6/6/2021),
"Kami akan mengambil semua langkah yang diperlukan dalam waktu 3 tahun dan mewujudkan proyek-proyek yang akan menyelamatkan tidak hanya saat ini tetapi juga masa depan bersama-sama," kata Kurum.
Rekaman drone baru-baru ini di atas Laut Marmara telah menunjukkan feri dan kapal kargo melintasi pelabuhan dan air laut tertutup zat tersebut, sementara penyelam telah melaporkan sejumlah besar ikan mati.
Pada hari Sabtu, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menyalahkan wabah itu pada air yang tidak diolah dari kota-kota termasuk Istanbul, yang merupakan rumah bagi 16 juta orang, dan berjanji untuk membersihkan laut kita dari momok lendir.
Dia mencatat bahwa mungkin ada masalah "besar" untuk daerah itu jika lendir menyebar ke Laut Hitam, dan ia menambahkan bahwa para pejabat harus segera bertindak jangan sampai menunda.
Pemerintah Erdogan juga telah mengirimkan 300 tim pejabat untuk menilai daerah tersebut dan memeriksa fasilitas pengolahan air dan sumber polusi potensial .
Baca Juga: Ada Limbah Beracun di Laut Punggur, Nelayan Tidak Berani Tangkap Udang dan Gonggong
Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa perubahan iklim dan polusi telah berkontribusi pada proliferasi bahan organik, yang mengandung berbagai macam mikroorganisme dan dapat berkembang ketika limbah yang kaya nutrisi mengalir ke air laut.
Diperkirakan peningkatan jumlah ingus laut itu terkait dengan suhu laut yang tinggi serta pembuangan limbah yang tidak diolah menuju laut.
Awal pekan ini, ahli hidrobiologi Levent Artuz memperingatkan bahwa masalah ekologi seperti wabah ingus laut itu akan berlanjut kecuali ada perubahan perilaku, mencatat peningkatan pembuangan limbah ke perairan Turki dalam beberapa tahun terakhir. ANTARA
Berita Terkait
-
Ada Limbah Beracun di Laut Punggur, Nelayan Tidak Berani Tangkap Udang dan Gonggong
-
Sempat Adu Jotos, 2 WNA Asal Turki Pembobol Mesin ATM Berhasil Ditangkap
-
Turki Dituding Kerahkan Robot Pembunuh di Libya
-
Profil Timnas Turki di Piala Euro 2020: Pelatih, Pemain Andalan dan Skuad
-
Gembong Mafia Turki Tuduh Presiden Erdogan Danai Jihadis di Suriah
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Dukung MotoGP Mandalika 2025, BRI: Ciptakan Peluang Ekonomi di Wilayah Sekitarnya
-
Dorong UMKM, BRI: Pemberdayaan yang Konsisten Jadi Bekal bagi Pelaku Usaha untuk Berkembang
-
Inovasi Pemuda Lumajang Ubah Limbah Makan Bergizi Gratis Jadi Produk Ramah Lingkungan
-
Prabowo Pantau Kasus Ambruknya Ponpes Al Khoziny: 36 Meninggal dan 27 Santri Masih Terjebak
-
DVI Jatim Ungkap Identitas 3 Korban Ponpes Al Khoziny: Ini Datanya!