SuaraJatim.id - Kabar terbaru datang dari dunia paleontologi. Spesies dinosaurus baru ditemukan di Australia baru-baru ini. Uniknya, dinosaurus ini disebut-sebut yang terbesar di dunia.
Kabar ini diungkap para ahli paleontologi setempat. Mereka mengidentifikasi spesies dinosaurus baru, Australotitan Cooperensis. Tidak hanya sebagai yang terbesar pernah berkeliaran di benua itu, tetapi juga disebut sebagai dinosaurus terbesar di dunia.
Australotitan, atau Titan Selatan adalah sauropoda berleher panjang yang diperkirakan mencapai panjang 25-30 meter (82-98 kaki) dan tinggi 5-6,5 meter (16-21 kaki). Hal ini tentu menjadikannya sepanjang lapangan basket dan setinggi gedung dua lantai.
Temuan fosil purba dinosaurus yang diidentifikasi sebagai pemakan tumbuhan oleh para ahli di Australia ini dipublikasikan dalam jurnal PeerJ pada Senin (07/06/2021).
Baca Juga: Diintai 3 Tahun, FBI dan Polisi Australia Berhasil Jerat Ratusan Penjahat Internasional
"Ini sudah lama ada, tapi kami sangat bangga untuk memamerkan spesies dinosaurus terbesar di Australia," kata Scott Hocknull, paleontolog di Museum Queensland dan salah satu penulis studi tersebut seperti dilansir di Al Jazeera.
"Kami tahu itu adalah dinosaurus pemakan tumbuhan. Itu memiliki leher yang sangat panjang dan ekor yang sangat panjang dan memiliki tampilan brachiosaurus yang khas. Tapi itu sangat besar. Itu adalah Titanosaurus," ujarnya.
Dijuluki Cooper karena dekat sungai dimana ia pertama kali ditemukan pada tahun 2006. Dinosaurus ini diperkirakan telah hidup lebih dari 90 juta tahun yang lalu, selama periode Cretaceous, dan diperkirakan memiliki berat sekitar 67 ton.
"Ini adalah dinosaurus terbesar yang pernah berjalan di bumi dan berdasarkan perbandingan ukuran tungkai yang diawetkan, Titanosaurus baru ini diperkirakan berada di lima besar terbesar di dunia,” kata Robyn Mackenzie, direktur Museum Sejarah Alam Eromanga, yang pertama kali melihat sisa-sisa dinosaurus bersama suaminya di pertanian keluarganya di Queensland barat daya.
Sejak penggalian fosil dinosaurus dimulai pada 2005 di daerah yang dikenal sebagai Cekungan Eromanga, dua sauropoda besar lainnya juga telah ditemukan. Mereka dijuluki George dan Zac.
Baca Juga: Bukan T-rex, Ini Jenis Dinosaurus Terbesar Hidup di Australia
"Penemuan dinosaurus ini telah membuka dunia yang sama sekali baru, tidak hanya untuk keluarga kami, tetapi juga untuk orang-orang di seluruh Australia," kata Mackenzie seperti dikutip oleh penyiar 9News. "Ini adalah perjalanan yang paling memperkay," tambahnya.
Hocknull mengatakan kepada Al Jazeera bahwa itu adalah "tugas yang sangat panjang dan melelahkan" untuk memastikan bahwa Cooper adalah spesies dinosaurus baru.
Penelitian ahli paleontologi mengandalkan model pemindaian 3D tulang untuk membandingkan dinosaurus dengan kerabatnya di Australia dan di tempat lain di dunia.
"Bila anda memiliki tulang dinosaurus seberat 200 kilogram (440 pon), anda tidak bisa begitu saja memasukkannya ke dalam mobil dan membawanya ke museum lain untuk perbandingan. Jadi, kami menggunakan teknologi 3D untuk memindai tulang, sehingga saya bisa membandingkannya di museum yang berbeda dan koleksi yang berbeda," katanya.
Prosesnya memakan waktu bertahun-tahun, tetapi selama periode itu Hocknell berkata: "Kami telah mengetahui bahwa tidak hanya itu berbeda, tetapi ini adalah spesies dinosaurus terbesar di Australia," tegasnya.
Ahli paleontologi itu mengatakan, penelitian tersebut menemukan bahwa Australotitan paling dekat hubungannya dengan tiga sauropoda lain yang hidup di Australia selama periode Kapur, yakni Wintonotitan dan Diamantinasaurus dan sauropoda Savannasaurus yang lebih kecil.
"Itu berarti mereka adalah satu keluarga besar yang bahagia," ujarnya.
Spesies baru ini juga berbagi hubungan dengan titanosaurus dari Amerika Selatan dan Asia, kata Hocknell. Ini menunjukkan bahwa mereka mungkin telah melakukan perjalanan ke benua dari Amerika Selatan melalui Antartika selama periode pemanasan global.
Atau, kata ahli palentologi asal Australia ini, mereka, Australotitan Cooperensis ini mungkin berpindah pulau melintasi kepulauan pulau kuno, yang pada akhirnya akan membentuk wilayah Asia Tenggara dan Filipina saat ini.
Berita Terkait
-
Konsep Pidana di Indonesia Berubah Jadi Alasan 5 Anggota Bali Nine Akan Dipulangkan
-
Ulasan Buku 'Di Tanah Lada': Pemenang II Sayembara Menulis Novel DKJ 2014
-
Hasil Penelitian Universitas Monash Australia: Pilkada Aceh Paling Banyak Ujaran Kebencian, Sumbar Terendah
-
Nasib di Tangan Sendiri, Timnas Indonesia Bisa Lolos Langsung Piala Dunia 2026 dengan Cara Ini
-
Jadi Lawan Timnas Indonesia Selanjutnya, Pelatih Australia: Kami Harus...
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
Pilihan
-
Viral Pertamax Dituding Jadi Biang Rusaknya Fuel Pump Mobil, ITB Sampai Dipanggil
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
-
1.266 Personel Diterjunkan, Polres Bontang Pastikan Keamanan di 277 TPS
-
Masa Tenang, Tim Gabungan Samarinda Fokus Bersihkan Alat Peraga Kampanye
Terkini
-
Fraksi di DPRD Jatim Minta Pemprov Bagi Adil Sekolah Negeri dan Swasta
-
Posisi Terbaru Persebaya di Klasemen Usai Kalahkan Persija: Kembali Rasakan Puncak
-
Jauh Terpencil, Kampung di Banyuwangi Ini Sempat Bertahun-tahun Kesulitan Listrik
-
Banjir Bandang di Ponorogo: Akses Jalan Putus, Warga Harus Dievakuasi
-
Bawaslu Jatim Minta Hormati Masa Tenang: Jangan Ada Pengumuman Hasil Survei