
SuaraJatim.id - Sebuah foto yang memperlihatkan sejumlah burung yang mati diduga terkena jaring dan getah, beredar di media sosial. Hal tersebut diketahui dilakukan oleh pemburu satwa ilegal alias pemburu liar.
Foto tersebut salah satunya dibagikan oleh akun instagram @profauna_indonesia. Di dalam foto tersebut terlihat ada 8 burung dengan berbagai jenis telah mati dan tergeletak di tanah.
“Ini burung-burung yang mati korban jaring dan getah yang dipasang di hutan oleh pemikat atau penangkap burung. Tidak semua burung yang terjaring itu hidup, banyak juga yang mati seperti ini,” tulis caption pada unggahan tersebut.
Akun tersebut juga menjelaskan bahwa tim PROFAUNA juga beberapa kali memergoki orang yang menangkap burung di hutan dengn getah atau jaring, mereka bisa mendapatkan sampai 100 ekor burung dalam sehari.
Baca Juga: Pengusaha Ini Terpaksa Jual Burung Gegara Tak Ada Pemasukan Selama PPKM
“Bayangkan ada berapa banyak burung yang sudah ditangkap dari alam dalam setahun?,” lanjut keterangan tersebut.
Sebenarnya, sudah ada aturan hukum yang melarang mengambil satwa liar dari dalam kawasan hutan. Tapi masih saja ada yang menangkap atau berburu satwa liar di hutan secara ilegal.
Minimnya jumlah petugas, luasnya hutan dan banyaknya jalan tikus masuk ke dalam hutan membuat penanganan masalah perburuan satwa liar ini menjadi tidak mudah. Butuh partisipasi semua pihak untuk bersama menjaga kelestarian keanekaragaman hayati ini.
Unggahan tersebut pun memantik reaksi dari warganet.
“Siapa tau burung2 yg tertangkap itu punya anak2/telur di sarangnya. Ikut mati deh mereka tanpa induknya,” ujar @swastimukti.
Baca Juga: India Melaporkan Satu Orang Meninggal Akibat Terinfeksi Virus Flu Burung, Ini Gejalanya
“Sayang sekali yaa Mas Rosek.. Masih banyak pemburu dan Penangkap Burung yg masih menangkap di Daerah yg di Lindungi.. perlu kesadaran Masyarakat dan Penyuluhan mengenai Undang2 satwa liar yg di Lindungi oleh Undang2..,” terang @poncosianturi.
“Ekosistem runtuh kalau begini, Para petugas hutan sudah bekerja dengan baik dan maksimal. Tetap berjuang untuk kasus ini. Mungkin bisa diberlakukan sosialisasi dan atau pemberitahuan informasi tentang dampak negatif seperti bisa rusaknya ekosistem jika terus melakukan hal ini. Tujukan pada komunitas burung dengan tujuan memberikan pemahaman,” kata @hanaornss.
“Selain itu komunitas2 burung kicau atau kicau mania juga merebak bak jamur, klo diingatkan mereka berdalil itu hobi dan membelinya bukan dr para pemburu tp penjual burung, lha trus para penjual burung itu kulakan kemana klo gak ke pemburu,” ujar @samael_gart_van_alfaboeijstry.
Kontributor : Fisca Tanjung
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Tinggal Pelatih Persebaya Paul Munster, Dapat Hukuman Berat Kemarin
- Jakmania Gerah Persija Dipimpin Mohamad Prapanca dan Bambang Pamungkas, Pelatih: Nggak Tahu
- 1 Detik Gabung Bhayangkara FC Shayne Pattynama Cetak Rekor Jadi Pemain Termahal?
- Wonderkid 21 Tahun Minat Gabung Timnas Indonesia U-23, Sudah Tembus Skuad Utama di Klubnya
- Gantengnya Motor Petualang Yamaha TW200: Mesin Sekelas Tiger, Harga Premium Setara XMAX
Pilihan
-
PSS Sleman dalam Bahaya, Bintang Persija Tegaskan Ingin Lanjutkan Kemenangan
-
Siapa Raja Gol dan Assist BRI Liga 1? Egy Maulana Vikri Dikepung 4 Asing
-
Ogah Bernasib Seperti Yuran, Bojan Hodak Pilih Bungkam Soal Sanksi Ciro Alves
-
Temui Kasmudjo, Jokowi Tawarkan Bantuan Hukum Soal Dugaan Ijazah Palsu
-
Meski Anjlok, Penjualan Mobil Listrik Masih Unggul dari Mobil Hybrid di April 2025
Terkini
-
7 Tahun Berlalu, Kisah Penyintas Menghapus Memori Bom Bunuh Diri Mapolrestabes Surabaya
-
Bikin Resah Warga Mojokerto, Belasan Debt Collector dan Preman Diamankan
-
Gubernur Khofifah: Wujudkan Ketahanan Pangan dan Zero Stunting di Jatim Lewat Pasar Murah
-
Cerita Pria Ngawi 'Anunya' Terjepit Paralon, Evakuasi Berlangsung Dramatis
-
Awas Pungli Saat PPDB, DPRD Jatim Buka Diri Terima Laporan