Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Senin, 27 September 2021 | 16:52 WIB
Macan Tutul Jawa [Foto: Timesindonesia]

"Kegiatan perekaman dalam satu tahun dilakukan hanya sekali, yakni di bulan Oktober dan November. Pada tahun 2020 kita mendapatkan tangkapan hasil gambar macan tutul sebanyak 26 ekor," kata Probo.

Habitat Macan Tutul Jawa di TN Baluran

Sedangkan di kawasan Taman Nasional (TN) Baluran, habitat kucing predator ini juga masih terjamin kelestariannya. Dari data yang diperoleh TIMES Indonesia, bahkan predator ini mengalami kenaikan jumlah yang cukup lumayan.

Pada tahun 2019, pihak TN Baluran mencatat ada pergerakan 31 ekor macan di kawasan tersebut. Setelah dilakukan pemantauan, jumlahnya meningkat sampai 35 ekor. Memungkinkan, masih ada lagi macan tutul Jawa ini yang lolos dari pemantauan.

Baca Juga: Asyik Pemotretan, Seorang Model di Jerman Diserang Macan Tutul

"Ini hasil dari data camera trap yang kita pasang tahun 2020 lalu. Ada 35 ekor yang tertangkap fotonya," kata Kepala Balai Taman Nasional (TN) Baluran Pudjiadi.

Untuk kegiatan pemantauan, pihak TN Baluran telah menyebar sebanyak 45 camera trap. Di tahun 2021 ini, pihaknya belum mengetahui apakah populasi kucing predator di kawasan hutan seluas 25 ribu hektar ini bisa bertambah lagi atau tidak.

"Untuk 2021 belum ada data ya. Karena masih belum kita lakukan," katanya.

Untuk menghindari kepunahan, pihaknya secara rutin melakukan patroli. Mewaspadai oknum-oknum pemburu liar yang mencoba menangkap satwa dilindungi tersebut. Selain itu sosialisasi kepada masyarakat untuk menghindari kontak langsung dengan predator ini juga dilakukan.

Pihak TN Baluran menduga, ditutupnya akses wisatawan karena kebijakan PPKM menjadi salah satu faktor pendukung berkembangbiaknya macan tutul.

Baca Juga: Ada Penampakan Raja Hutan, Gunung Sanggabuana Bakal Sandang Status Ini

"Karena banyak penutupan destinasi wisata membuat satwa ini berkembang biak dengan baik. Ini progres yang baik bagi pelestarian Macam Tutul Jawa," cetusnya.

Load More