Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Rabu, 03 November 2021 | 06:00 WIB
Ilustrasi garam. [Shutterstock]

SuaraJatim.id - Pemerintah Kabupaten Bangkalan mengakui pengelolaan industri garam di wilayahnya masih belum maksimal. Terbukti minimnya jumlah produksi dibandingkan dengan tiga kabupaten lain di Pulau Madura.

Direktur PT Garam, Ahmad Hardiyanto mengatakan saat ini Harga Eceran Tertinggi (HET) garam saat masih cukup rendah. Penyebabnya, sejak 2015 garam tidak lagi masuk dalam produk bahan pokok dan penting.

“Sehingga ini juga mengurangi semangat para petani garam, namun kami terus berupaya menyuarakan agar harga garam lokal dapat bersaing,” katanya mengutip dari Beritajatim.com jaringan Suara.com, Selasa (2/11/2021).

Selain itu, tidak sedikit produk garam lokal yang masih di bawah standar. Mulai dari produk garam yang berwarna keruh hingga kandungan magnesium yang masih tinggi.

Baca Juga: Tidak Laku di Pasaran, Stok Garam Karawang Ribuan Ton Menumpuk di Gudang

“Untuk standar dasarnya itu harus berwarna putih dan juga kandungan Nacl tinggi dan magnesium rendah,” tambahnya.

Ia juga mengatakan, produksi garam di Bangkalan cukup rendah namun secara letak, Bangkalan unggul dalam lokasi yang strategis. Sehingga, pengembangan produkai garam perlu ditingkatkan. 

Wakil Bupati Bangkalan, Mohni mengatakan saat ini terdapat lima kecamatan potensial penghasil garam. Dari 5 kecamatan itu, terdapat 715 hektare lahan garam yang bisa dimanfaatkan.

“Lima kecamatan itu ada di Kamal, Kwanyar, Klampis, Sepulu dan Tanjung Bumi dengan total lahan sebanyak 715 hektare,” jelasnya.

Ia juga berharap adanya investor garam yang membangun industri garam di Bangkalan. Namun hingga hari ini masih sulit terwujud.

Baca Juga: Persoalan Garam Rakyat, Jokowi Perintahkan Moeldoko Segera Cari Solusi

Load More