Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Selasa, 30 November 2021 | 15:39 WIB
Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Husnul Muarif di Balai Kota Malang, Selasa (30/11/2021) [Suara.com/Bob Bimantara Leander]

SuaraJatim.id - Kasus pasien HIV (Human Immunodeficiency Virus) kian menurun di Kota Malang, terutama selama Pandemi Covid-19 ini.

Berdasarakan data dari Dinas Kesehatan Kota Malang, pada tahun 2021 ini terdapat 560 pasien. Sementara tahun 2020 lalu terdapat kurang lebih 600 pasien.

"Untuk yang on treatment itu di Kota Malang sekitar 560-an. Yang on treatment itu artinya mendapatkan pengobatan di Kota Malang," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Husnul Muarif, Selasa (30/11/2021).

Sementara dari data tahun 2021 ini warga asli Kota Malang yang mengidap HIV hanyalah sedikit.

Baca Juga: Terungkap! Viral Kasus Pengeroyokan Malang Diduga Korbannya Pelaku Pencabulan

"Yang warga Kota Malang itu tidak sampai 10 persen jadi cuma 56-an," ujarnya.

Penurunan pasien ini, jelas Husnul, dikarenakan pandemi Covid-19. Masyarakat banyak yang sadar tidak berkerumun untuk menghindari penularan Covid-19.

Kesadaran itu juga menyebabkan HIV juga tidak tersebar.

"Turun karena kerumunan keramaian (dibatasi) itu juga mempengaruhi untuk dihindari. Klien-klien juga sudah paham untuk menghindari kerumunan. Sehingga untuk tidak melakukan kegiatan itu (berhubungan seksual) berarti kan proses penularannha terhenti. Itu analisa penurunan di 2021," paparnya.

Husnul pun menyebut, Pemkot Malang sudah punya program untuk mengantisipasi penyebaran virus yanh belum ada obatnya tersebut.

Baca Juga: Kasus Kekerasan Anak di Kota Malang Meningkat dalam Setahun Ini

Dia menyebut setiap Puskesmas yang ada di Kota Malang selalu rutin memeriksa orang-orang dengan risiko tingi mengidap HIV. Tujuannya agar bisa segera tertangani dan tidak menyebar.

"Risiko tinggi tentu berkaitan dengan perilakunya dan itu bisa diperikasa di Puskesmas," kata dia.

Jika orang yang berada di risiko tinggi itu setelah dilakukan konseling dan testing hasilnya positif HIV, maka akan ada perawatan lebib lanjut. Biaya perawatan dan pengobatannya pun gratis.

"Akan dilakukan konseling yang namanya voluntary counseling and visity Puskesmas untuk penanganannya dan akan diobati ada di Pusksmas. Ada obat HIV, yakni ARV (antiretroviral) dan ini berlangsung terus pengobatannya," ujarnya.

Untuk mensosialisasikan pengobatan ini, Dinkes Kota Malang menggandeng komunitas berisiko tinggi seperti komunitas waria, hingga gay di Kota Malang.

"Kami sudah punya strategi yaitu TOP temukan, kami punya LSM mitra seperti Igama Ikatan Gay Malang kemudian komunitas pemakai narkoba suntik kami punya itu untuk menemukan yang berisiko tinggi. Jika ditemukan maka diajak untuk diobati ke Puskesmas," ujarnya.

Kontributor : Bob Bimantara Leander

Load More