SuaraJatim.id - Kasus pasien HIV (Human Immunodeficiency Virus) kian menurun di Kota Malang, terutama selama Pandemi Covid-19 ini.
Berdasarakan data dari Dinas Kesehatan Kota Malang, pada tahun 2021 ini terdapat 560 pasien. Sementara tahun 2020 lalu terdapat kurang lebih 600 pasien.
"Untuk yang on treatment itu di Kota Malang sekitar 560-an. Yang on treatment itu artinya mendapatkan pengobatan di Kota Malang," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Husnul Muarif, Selasa (30/11/2021).
Sementara dari data tahun 2021 ini warga asli Kota Malang yang mengidap HIV hanyalah sedikit.
"Yang warga Kota Malang itu tidak sampai 10 persen jadi cuma 56-an," ujarnya.
Penurunan pasien ini, jelas Husnul, dikarenakan pandemi Covid-19. Masyarakat banyak yang sadar tidak berkerumun untuk menghindari penularan Covid-19.
Kesadaran itu juga menyebabkan HIV juga tidak tersebar.
"Turun karena kerumunan keramaian (dibatasi) itu juga mempengaruhi untuk dihindari. Klien-klien juga sudah paham untuk menghindari kerumunan. Sehingga untuk tidak melakukan kegiatan itu (berhubungan seksual) berarti kan proses penularannha terhenti. Itu analisa penurunan di 2021," paparnya.
Husnul pun menyebut, Pemkot Malang sudah punya program untuk mengantisipasi penyebaran virus yanh belum ada obatnya tersebut.
Baca Juga: Terungkap! Viral Kasus Pengeroyokan Malang Diduga Korbannya Pelaku Pencabulan
Dia menyebut setiap Puskesmas yang ada di Kota Malang selalu rutin memeriksa orang-orang dengan risiko tingi mengidap HIV. Tujuannya agar bisa segera tertangani dan tidak menyebar.
"Risiko tinggi tentu berkaitan dengan perilakunya dan itu bisa diperikasa di Puskesmas," kata dia.
Jika orang yang berada di risiko tinggi itu setelah dilakukan konseling dan testing hasilnya positif HIV, maka akan ada perawatan lebib lanjut. Biaya perawatan dan pengobatannya pun gratis.
"Akan dilakukan konseling yang namanya voluntary counseling and visity Puskesmas untuk penanganannya dan akan diobati ada di Pusksmas. Ada obat HIV, yakni ARV (antiretroviral) dan ini berlangsung terus pengobatannya," ujarnya.
Untuk mensosialisasikan pengobatan ini, Dinkes Kota Malang menggandeng komunitas berisiko tinggi seperti komunitas waria, hingga gay di Kota Malang.
"Kami sudah punya strategi yaitu TOP temukan, kami punya LSM mitra seperti Igama Ikatan Gay Malang kemudian komunitas pemakai narkoba suntik kami punya itu untuk menemukan yang berisiko tinggi. Jika ditemukan maka diajak untuk diobati ke Puskesmas," ujarnya.
Berita Terkait
-
Terungkap! Viral Kasus Pengeroyokan Malang Diduga Korbannya Pelaku Pencabulan
-
Kasus Kekerasan Anak di Kota Malang Meningkat dalam Setahun Ini
-
Mahasiswa di Malang Tolak Permendikbud Nomor 30 Tahun 2021
-
Kondisi Terkini Korban Pencabulan dan Kekerasan Anak di Malang
-
Kemenkes Sebut Varian Corona Jenis Omicron Berkaitan dengan Infeksi HIV
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Kopdes Merah Putih di Jatim Mendapatkan Apresiasi, Pengamat Ungkap Peran Vital Gubernur Khofifah
-
Silaturahim Masyarakat NTT Asal Jatim, Gubernur Khofifah: Guyub Rukun, Perkuat Sinergi Ekonomi
-
4 Link Spesial Jumat Berkah, Saldo DANA Kaget Melimpah! Raih Hingga Rp270 Ribu
-
Jumat Berkah, Hujan Rezeki DANA KagetRp 225 Ribu Siap Diklaim Sebelum Lenyap
-
7 Fakta Mengejutkan Ktut Tantri, Pejuang Bule yang Jadi Suara Perlawanan Surabaya