SuaraJatim.id - Bupati Lumajang Thoriqul Haq menginstruksikan pembatasan akses menuju lokasi terdampak Erupsi Gunung Semeru di Desa Supiturang Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang pada Kamis (9/12/2021) pagi.
Pembatasan tersebut dilakukan untuk mempermudah akses bagi petugas agar bisa menjalankan tugas dalam proses penanganan bencana.
Pada Kamis pagi, sejumlah petugas menjaga portal di depan Balai Desa Supiturang menuju dusun yang terdampak Erupsi Semeru yang terjadi pada Sabtu (4/12/2021).
“Pembatasan ini kami lakukan atas instruksi Bupati Lumajang. Pertama alasannya untuk mempermudah akses petugas dan relawan untuk proses evakuasi warga terdampak,” kata Wadanki Satbrimob Polda Jatim, IPDA Devi Krisyana yang menjaga portal di depan Balai Desa Supiturang.
Dikutip dari Beritajatim.com-jaringan Suara.com, Devi mengemukakan, penjagaan tersebut sesuai dengan instruksi dari Bupati Lumajang.
Dia menjelaskan, penjagaan di jalan masuk tersebut untuk menghalau masyarakat yang tidak berkepentingan.
“Kita halau masyarakat yang tidak berkepentingan. Karena apa untuk memudahkan aktivitas petugas dan relawan menolong warga serta evakuasi barang,” katanya.
Dia mengemukakan, selain menyeleksi warga dan pihak lain yang tidak berkepentingan, langkah tersebut merupakan antisipasi terjadinya pencurian di wilayah terdampak bencana. Lantaran, masih banyak barang miliki warga terdampak erupsi Semeru yang masih berada di dalam rumah.
“Barang berharga warga masih ada dirumah. Kita lakukan evakuasi biar tidak terjadi pencurian dan penjarahan, masyarakat yang tidak berkepentingan kita halau agar tidak masuk lokasi bencana,” ujarnya.
Baca Juga: Update Jumlah Korban Erupsi Gunung Semeru
Selain itu dia mengemukakan, hanya petugas TNI-Polri serta relawan bencana serta warga setempat yang boleh memasuki kawasan terdampak.
“Ada dua penjagaan, pos satu di depan Balaidesa Supiturang. Pos kedua di tugu Pancasila,” katanya.
Untuk diketahui, per Kamis (9/12/2021) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat korban erupsi Gunung Semeru yang meninggal dunia berjumlah 39 orang. Sedangkan, 13 warga dilaporkan hilang.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, petugas masih melakukan identifikasi dan verifikasi terhadap warga meninggal.
Sementara untuk pencarian korban yang hilang, Tim SAR gabungan menargetkan waktu hingga enam hari ke depan. Fokus pencarian dilakukan di wilayah Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh dan Desa Curah Kobokan.
Selain itu, jumlah warga yang mengungsi berdasarkan data Pos Komando (posko) Tanggap Darurat Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru, berjumlah 6.022 jiwa dan tersebar di 115 titik pos pengungsian.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Geger 7 Ekor Ular Piton Muncul di Tempat Sampah Sekolah Surabaya, Waspada Musim Hujan!
-
Kecelakaan Tragis di Tol Jombang, Pejalan Kaki Tewas Usai Tabrakkan Diri ke Truk Box!
-
Derita Warga Korban Erupsi Gunung Semeru: Rumah Tertimbun, Yang Tersisa Selimut dan Bantal!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Pelukan di Bawah Abu Gunung Semeru: Kisah Dramatis Imron Hamzah Gendong Putra Lari dari Wedus Gembel