SuaraJatim.id - Ribut-ribut dugaan kasus pelecehan seksual di Universitas Negeri Surabaya (UNESA), kepolisian akhirnya segera menyelidiki kasus tersebut.
Hal ini disampaikan Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Gatot Repli Handoko, Kamis (13/01/2022). Ia mengatakan polda melakukan penyelidikan kasus tersebut.
Saat ini polisi sedang mengumpulkan informasi dari berbagai pihak untuk mengetahui seperti apa alur ceritanya. Ia berharap para korban melapor ke kepolisian.
"Kita mengumpulkan informasi dulu atau pengumpulan bahan keterangan (pulbaket) untuk mengetahui bagaimana sih rangkaian peristiwanya," ujarnya seperti dikutip dari beritajatim.com, jejaring media suara.com, Kamis (13/1/2022).
Gatot menambahkan, dengan penyelidikan yang dilakukan maka pihaknya berharap ada korban yang melapor sehingga bisa dilakukan proses kasus ini.
"Imbauannya sih agar para korban segera melapor agar bisa kita proses," ujarnya menambahkan.
Sejauh ini, kasus ini ribut di media sosial. Adalah akun Instagram @dear_unesacatcallers, yang pertama kali memviralkan kasus dugaan pelecehan dosen Unesa melalui postingan, pada Minggu, 9 Januari 2022.
Sampai akhirnya kasus tersebut mendapat perhatian serius dari pihak kampus. Akun itu juga terus mengupdate perkembangan penanganan kasusnya.
"Ada sembilan mahasiswi, empat orang (dosen)," demikian keterangan akun tersebut saat dikonfirmasi lewat aplikasi Instagram.
Baca Juga: "Chemistry" Dishon Lowery dengan Skuad Dewa United Surabaya Mulai Terbangun
Admin akun @dear_unesacatcallers menambahkan, seridaknya sudah ada sembilan mahasiswa yang melapor dari berbagai fakultas di Kampus Unesa. Selain itu, pelaku juga dosen yang berbeda-beda pula.
"Beda fakultas dan beda pelaku (dosen)," ucapnya.
Dia pun mengimbau agar para korban tidak takut untuk melaporkan pelecehan seksual yang menimpa dirinya. Terutama menyangkut nama dosen yang memiliki hubungan kedekatan di ranah akademis.
Menurutnya, apabila tidak ada yang melaporkan hal tersebut, bakal ada banyak korban berikutnya pelecehan seksual akan terus berlanjut di terutama di dunia pendidikan.
"Untuk para korban, jangan takut untuk speak up (bersuara), jangan hanya karena ada relasi dosen dan mahasiswa, kemudian menjadi takut. Jika korban tidak speak up sekarang, maka akan ada korban-korban berikutnya," ujarnya.
Berita Terkait
-
"Chemistry" Dishon Lowery dengan Skuad Dewa United Surabaya Mulai Terbangun
-
Kantongi Identitas Pelaku Penendang Sesajen di Gunung Semeru, Polda Jatim: Segera Menyerahkan Diri
-
Sebanyak 12 Ribu Lansia di Kota Surabaya Jadi Target Vaksin Booster Hari Ini
-
Bukan Cuma Penendang Sesajen, Pengunggah Video di Medsos Pun Diburu Polisi Jatim
-
Terungkap! Jakarta Bukan Kota Paling Macet di Indonesia, Lalu Mana nih?
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Bubuk Mercon Diduga Penyebab Ledakan di Pacitan, 3 Rumah Hancur!
-
Heboh Ledakan Hancurkan 3 Rumah di Pacitan, Sejumlah Warga Luka-luka
-
BRI Perluas Layanan Lewat AgenBRILink untuk Akses Keuangan Merata, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik
-
Gubernur Khofifah Sapa Warga di Pasar Murah Bangkalan: Logistik Masyarakat Jelang Nataru Dipenuhi
-
GoTo Luncurkan Bantuan Iuran BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan bagi Mitra Berkinerja Terbaik