Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Kamis, 20 Januari 2022 | 17:42 WIB
Guru sanggar tari di Kota Malang cabuli tujuh bocah [Foto: ANTARA]

SuaraJatim.id - Guru sanggar tari menggegerkan Kota Malang. Ia dilaporkan menyetubuhi bocah-bocah di bawah umur, antara 12 hingga 15 tahun.

Korban sebanyak 7 anak, rata-rata murid di sanggar tari tersebut. Kasus ini berhasil diungkap Kepolisian Resor Kota (Polresta) Malang Kota.

Terbaru, tim dari kepolisian melibatkan tim trauma healing untuk memulihkan kondisi psikologis tujuh orang anak berusia korban persetubuhan dan pencabulan di wilayah tersebut.

Seperti dijeskan Kasat Reskrim Polresta Malang Kota Kompol Tinton Yudha Riambodo. Ia mengatakan kondisi psikologis para anak korban persetubuhan dan pencabulan tersebut menjadi perhatian utama pihak kepolisian.

Baca Juga: Viral Anggota Polisi Kepergok Anaknya Sedang Berduaan dengan Wanita Lain, Kasusnya Diperiksa Propam Polresta Malang Kota

"Kami berpikir mengenai masalah psikologis korban, kami melibatkan tim trauma healing Polresta Malang Kota untuk membantu para korban," kata Tinton, seperi dikutip dari ANTARA, Kamis (20/01/2022).

Sebagai informasi, Polresta Malang Kota menangkap YR berusia 37 tahun, warga Kecamatan Klojen, Kota Malang, Jawa Timur, yang melakukan persetubuhan dan pencabulan terhadap tujuh orang anak di wilayah tersebut.

Dari tujuh korban yang berusia antara 12-15 tahun itu, sebanyak enam anak disetubuhi dan dicabuli oleh pelaku, sementara satu lainnya dicabuli.

Pihak kepolisian saat ini tengah melakukan pendalaman pada kasus tersebut dan meminta masyarakat melapor jika ada korban lain.

Tinton menjelaskan, para korban persetubuhan dan pencabulan yang masih anak-anak tersebut mengalami trauma akibat perbuatan yang dilakukan oleh tersangka. Tim Trauma Healing Polresta Malang Kota berupaya untuk memulihkan kondisi psikologis korban.

Baca Juga: Pelatih Tari di Kota Malang Cabuli 7 Anak Didiknya, Berdalih Ritual Supaya Menari Lebih Baik

"Memang ada trauma. Dari tim trauma healing, bekerja keras untuk mengembalikan kondisi psikologis korban yang merupakan anak-anak tersebut," katanya.

Load More