Scroll untuk membaca artikel
Nur Afitria Cika Handayani
Rabu, 02 Februari 2022 | 11:48 WIB
Sejumlah santri dan pelayat melakukan salat jenazah KH Hasyim Muzadi di Pondok pesantren Al Hikam, Cenggerayam, Malang, Jawa Timur, Kamis (11/3). [Antara Foto/Ari Bowo Sucipto/aww/17]

SuaraJatim.id - Umat muslim wajib menyolatkan saudara seimannya apabila mereka meninggal. Ibadah ini kerap disebut dengan sholat jenazah.

Namun, sholat jenazah dilaksanakan apabial jenazah berada di dekatnya. Apabila jenazah berada di tempat yang jauh, maka umat muslim dapat melaksanakan sholat ghaib untuknya.

Sholat ghaib merupakan sholat jenazah tetapi dilaksanakan apabila jenazah berada di tempat yang jauh.

Perbedaan sholat jenazah dan sholat ghaib adalah letak jenazah dan niat yang dilafalkan. Berkaitan dengan sholat ghaib, terdapat dalil yang terkait dengan itu, berikut dalilnya:

Baca Juga: Bacaan Niat Sholat Jenazah Laki-laki, Lengkap dengan Rukunnya

“Sungguh Nabi saw memberitakan kabar kematian Raja Najasyi di hari kewafatannya, lalu beliau bersama para sahabatnya keluar ke tempat sholat, membariskan sahabatnya dan bertakbir sebanyak empat kali (sholat Ghaib).” (Alawi Abbas al-Maliki, Hasan Sulaiman an-Nuri, Ibânatul Ahkâm Syarhul Bûlugil Marâm, juz II, halaman 173).

Terdapat beberapa syarat pelaksanaan sholat ghaib. Syarat-syarat tersebut yakni jenazah harus berada di luar daerah yang jauh dari jangkauan atau di tempat yang dekat tetapi sulit dijangkau.

Kedua, ia telah menduga kuat bahwa jenazah sudah dimandikan karena apabila disholatkan sebelum dimandikan maka sholatnya tidak sah.

Namun apabila tidak diketahui, maka niatnya dapat berupa “Saya menyalati jenazah dengan catatan sudah dimandikan” maka sholatnya tetap sah.

Berikut tata cara sholat ghaib yang baik dan benar:

Baca Juga: Niat Sholat Jenazah untuk Korban Erupsi Gunung Semeru

1. Membaca niat

Ushalli ‘all mayyitil (fulan/fulannah) gh’ibi arba‘a takbrtin fardha kifyatin lillhi ta‘l.

Artinya, “Aku menyengaja sembahyang jenazah gaib empat takbir fardhu kifayah karena Allah SWT.”

Bila jenazahnya adalah dua laki-laki atau satu laki-laki dan dua perempuan atau satu perempuan, maka niatnya adalah:

Ushallî ‘alâ mayyitaini/mayyitataini ‘Fulânin wa Fulânin—Fulân wa Fulânah/Fulanâh wa Fulânah’ al-ghaibaini/al-ghaibataini arba’a takbîrâtin fardhal kifayâti imâman/ma’mûman lillâhi ta’âlâ.   

Artinya, “Saya menyalati dua jenazah ‘Si Fulan dan Si Fulan/Si Fulan dan Si Fulanah/Si Fulanah dan Si Fulanah (sebutkan namanya)’ yang berada di tempat lain empat takbir dengan hukum fardhu kifâyah sebagai imam/makmum karena Allah ta’âlâ.”

Bila jenazahnya banyak, seperti korban bencana alam, maka niatnya adalah:

Ushallî ‘alâ jamî’i mautâ qaryati kadzâl ghaibînal muslimîna arba’a takbîrâtin fardhal kifayâti imâman/ma’mûman lillâhi ta’âlâ.   Artinya, “Saya menyalati seluruh umat muslim yang jadi korban  di desa ‘...’ (sebutkan nama desanya) yang berada di tempat lain empat takbir dengan hukum fardhu kifâyah sebagai imam/makmum karena Allah ta’âlâ.”

2. Takbiratul Ihram sebanyak 4 kali tanpa rukuk dan sujud.

3. Membaca Al Fatihah pada takbir pertama

4. Takbir kedua membaca shalawat nabi

“Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad”

6. Setelah takbir ketiga membaca:

“Allahummaghfirlahu, warhamhu, wa ‘afihi wa’fu anhu.”

Artinya: Ya Allah ampuniah dia, berilah dia rahmat dan sejahterakan serta maafkanlah dia.

6. Setelah takbir ke empat membaca:

“Allahumma la tahrimna ajrahu wala taftinna ba’dahu waghfirlana walahu”

Artinya: Ya Allah, janganlah Engkau halangi pahalanya yang akan sampai kepada kami, dan jangan Engkau memberi fitah kepada kami sepeninggalnya serta ampunilah kami dan dia

Demikian penjelasan terkait sholat ghaib, syarat pelaksanaan sholat ghaib, keutamaan, dan tata cara sholat ghaib.

Selanjutnya diketahui baha menyolatkan jenazah yang jauh dapat dilakukan dengan sholat ghaib dan sholat ghaib harus dilakukan apabila jenazah telah dimandikan.

Namun terdapat pula kemudahan terkait hal tersebut yakni dengan membaca niatnya.

Kontributor : Annisa Fianni Sisma

Load More