- SDN Supiturang 4 Lumajang menjadi posko pengungsian warga Pronojiwo sejak Jumat malam 21 November 2025.
- Koordinator kesehatan posko melayani kebutuhan obat umum seperti pereda nyeri, batuk, dan pemeriksaan tensi.
- Sebagian besar 214 pengungsi kembali ke rumah saat siang dan hanya mengungsi penuh saat kondisi memburuk.
SuaraJatim.id - Jumat malam 21 November 2025, SDN Supiturang 4 di Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, tidak lagi dipenuhi tawa murid, melainkan suara warga yang mengungsi dari ancaman erupsi Gunung Semeru.
Dari sekolah yang disulap menjadi posko inilah, tersimpan kisah-kisah perjuangan warga Lumajang mencari tempat berlindung.
Di sudut sekolah itu terdapat meja yang berjejer macam-macam obat. Beberapa pengungsi antre untuk meminta bantuan pengobatan.
Koordinator kesehatan posko, Ike Yuli Suryani, nampak sibuk melayani pemeriksaan tensi. Tak jarang seorang pria meminta popok bayi kepadanya. Seorang ibu-ibu juga bersahut meminta minyak angin.
"Kebanyakan (disini minta obat) nyeri kepala sama pegel linu. Ada beberapa yang batuk pilek, asma tapi enggak terlalu banyak sih. Batuk pilek, asma, ada yang nyeri perut. Tapi yang paling banyak itu tadi," kata Ike saat ditemui di lokasi.
Ike menjelaskan, ia harus kerja ekstra saat menjelang malam. Sebab, kebanyakan pengungsi kembali ke rumahnya saat pagi hingga sore hari.
"Untuk pengungsi sendiri kalau pagi itu kebanyakan pulang ke rumah masing-masing. Masih membawa barang-barang yang bisa diambil lah. Kalau sore atau ada kondisi di gunung hujan atau apa itu baru ke pengungsian. Jumlahnya di sini sekitar 214," ujarnya.
Tantangan melakoni sebagai relawan kesehatan di posko pengungsian harus bisa memberikan pengertian kepada para warga saat bantuan tiba.
"Karena kondisi masyarakatnya di sini kan. Jadi harus lebih sabar-sabar, soalnya mereka itu menganggapnya kalau bantuan tiba maunya itu kayak mintanya langsung dibagi gitu-gitu," ungkapnya.
"Prosedurnya tidak seperti itu kan, kalau seperti itu tidak merata kan. Terus sebagian juga yang tidak terdampak seperti di lingkungan sini itu beberapa kalau misalkan ada bantuan datang itu mereka ikut masuk. Tantangannya itu," lanjutnya.
Sejauh ini, kata dia, tidak ada pengungsi yang mengalami kondisi kritis. Hanya pemeriksaan tensi hingga permintaan obat-obatan.
"Alhamdulillah sampai saat ini tidak ada yang sampai butuh perawatan khusus. Maksudnya tidak perlu sampai dirujuk," katanya.
Berita Terkait
-
Lumajang Tetapkan Status Darurat Bencana Usai Erupsi Gunung Semeru
-
Gunung Semeru Erupsi, Gimana Nasib Jadwal Penerbangan?
-
Video Letusan Dahsyat Gunung Semeru, Erupsi dan Muntahkan Awan Panas
-
Semeru 'Batuk' Keras, Detik-detik Basarnas Kawal 187 Pendaki Turun dari Zona Bahaya
-
Benarkah Gunung Semeru Adalah Paku Pulau Jawa? Inilah Sejarah dan Legendanya
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Di Tengah Keriuhan, Relawan Kesehatan Jadi Penopang Pengungsian Erupsi Semeru
-
Cerita Lansia 90 Tahun Saat Mengungsi Akibat Erupsi Gunung Semeru
-
Aktivitas Gunung Semeru Belum Stabil, Awan Panas Masih Mengancam!
-
Pengungsi Erupsi Gunung Semeru Mulai Pulang, BNPB Pastikan Situasi Membaik!
-
Erupsi Semeru Tak Ganggu Penerbangan di Bandara Notohadinegoro, Begini Kondisi Terkini