Scroll untuk membaca artikel
Siswanto
Senin, 21 Februari 2022 | 10:14 WIB
Ilustrasi Jalan Tol [setkab.go.id]

SuaraJatim.id - Pembangunan jalan tol Demak - Tuban rencananya dimulai tahun 2023. Proyek ini merupakan kelanjutan dari ruas tol Semarang - Demak.

Kepala Desa Jarorejo, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, Sugiman, mendapat informasi jalan tol itu akan melewati desanya.

Itulah sebabnya, Sugiman meminta pemerintah segera menginformasikan titik-titik yang akan terkena pembebasan tanah warga untuk pembangunan tol Demak - Tuban.

Alasannya, setelah mengetahui tanah yang akan dibebaskan, desa dapat melindungi warga Jarorejo dari aksi para spekulan tanah.

Baca Juga: Proyek Tol Cimanggis - Cibitung Sudah 80 Persen, Jagorawi - Transyogi Cuma 5 Menit

"Bila tahu petanya jalan tol, maka ketika ada yang beli tanah dengan harga murah milik warga tentunya bisa dicegah," ujar Sugiman.

Sugiman mengaku mengkhawatirkan perangkat desa dianggap ikut bermain dalam pembebasan tanah dengan bekerjasama dengan spekulan.

Panjang tol

Beberapa waktu yang lalu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan Tuban Bambang Irawan menjelaskan panjang ruas jalan tol Demak - Tuban mencapai 171 kilometer.

Di Tuban akan dilewati jalan tol sepanjang 53,8 kilometer dengan lebar delapan meter, dari Bancar sampai Tuban yang melewati 35 desa.

Baca Juga: Catat! 3 Kecamatan di Kudus Bakal Dilewati Proyek Tol Demak-Tuban, Ini Deretan Lengkapnya

"Tol ini bisa melewati persawahan, tegalan dan rumah juga. Pemkab Tuban juga belum tahu detailnya," kata Bambang.

Bambang mengatakan pemerintah daerah juga belum mengetahui kapan persisnya dimulai proyek pembangunan tol Demak - Tuban.

Saat ini, kata dia, baru sampai pada tahap studi dan setelah lahan clear proyek fisik baru dibangun.

"Kalau lahan belum clear, Kementrian PUPR tidak mau membangun. Pemkab tugasnya akan mengkondisikan warga supaya tidak ada gejolak saat pembebasan lahan nantinya," katanya.

Menurut informasi yang didapat Sugiman, jalan tol akan berada di perbatasan Desa Jarorejo dan Kasiman.

Pinggiran desa

Dia memperkirakan lahan yang akan dibebaskan meliputi tanah gogol atau tanah kas desa, mulai dari Desa Wolutengah, Gaji, Kedungreji, dan Kasiman yang semuanya berada di pinggiran desa.

"Yang diambil kelihatannya sungai. Pemerintah lebih menghindari pemukiman warga," kata dia.

Sugiman mengungkapkan di daerahnya pernah terjadi sengketa tanah dengan perusahaan semen. Perangkat desa tidak mau menandatangani pengajuan sertifikat tanah yang diajukan perusahaan semen sebanyak 163 bidang atau 53 hektare.

"Kemungkinan yang kena tol hanya lima hektare dari 53 hektare itu. Sengketa sejak tahun 1997 sampai sekarang," kata dia.

Tukar guling atau?

Pembebasan tanah untuk pembangunan jalan tol Demak - Tuban rencananya dimulai akhir Februari sampai Maret 2022 oleh tim yang saat ini masih berada di Kudus, Jawa Tengah.

Sugiman mengatakan belum menyiapkan skenario untuk mengantisipasi terjadi konflik di lapangan.

Dia akan berkoordinasi dengan perusahaan semen bila tanah yang akan dibebaskan nanti ternyata yang dulu pernah disengketakan.

Tapi jika tanah yang dibebaskan merupakan tanah gogol atau TKD, sesuai aturan, harus dilakukan tukar guling.

Menurut Sugiman tukar guling tanah di Desa Jarorejo saat ini sulit dilakukan, karena satu bidang ditukar dua bidang tanah.

"Lahan yang sekarang sudah banyak dibeli oleh milyarder dari Desa Sumurgeneng, Jenu setelah mendapatkan uang ganti untung lahan Kilang GRR Tuban," kata dia. [Beritajatim]

Load More