Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Senin, 21 Februari 2022 | 18:18 WIB
Pengusaha tahu takwa Kediri [Foto: ANTARA]

SuaraJatim.id - Sejak beberapa hari terakhir harga kedelai naik tinggi. Hal ini berimbas pada industri tahu rumahan. Mereka pun mulai menaikkan harga.

Misalnya yang terjadi di Kediri Jawa Timur. Pengusaha tahu takwa khas Kediri mengaku mulai menaikkan harga jual tahunya. Bila sebelumnya per 10 biji tahu dijual Rp 22 ribu, sekarang naik menjadi Rp 23 ribu.

Seperti disampaikan Wakil Paguyuban Kampung Tahu Kota Kediri Marjuni. Ia mengatakan kalau kenaikan harga tahu ini imbas dari naiknya harga kedelai yang mencapai Rp 11 ribu per kilogram.

"Kami terpaksa menaikkan Rp1.000 untuk harga jual tahu. Harga kedelai kini Rp11 ribu per kilogram. Ini sudah naik dua kali (harga kedelai), tapi kami baru menaikkan harga tahu takwa sekali saja," katanya, Senin (21/02/2022).

Baca Juga: Cetak Gol Perdana di Persija, Irfan Jauhari Puji Taufik Hidayat dan Makan Konate

Ia menyebutkan harga kedelai sebagai bahan baku pembuatan tahu yang mencapai Rp11.000 per kilogram membuat para perajin tahu seperti dirinya kesulitan.

Namun, dirinya memutuskan tidak sampai ikut mogok massal seperti di kota besar lainnya yang berencana mogok massal.

Selain menaikkan harga jual tahu takwa, pihaknya juga mengurangi produksi dari sekitar 40 kilogram kedelai setiap harinya menjadi sekitar 30 kilogram kedelai.

"Kami tidak ikut mogok massal. Kalau mogok, siapa nanti yang membayar pegawai, kasihan juga. Kami hanya ingin harga kedelai stabil, jadi harga tahu pun juga tidak dinaikkan," kata pengelola tahu merek MJS Kota Kediri ini.

Ia berharap, harga kedelai nantinya bisa stabil, sehingga harga jual tahu pun juga bisa stabil. Dengan itu, pelanggan pun tidak akan lari ke tempat lain.

Baca Juga: Harga Kedelai Nasional Melonjak, Produsen di Batam Akan Naikkan Harga Tahu dan Tempe

"Yang kami harapkan itu, harga stabil. Kami menyiasatinya bingung, kalau harga (kedelai) naik. Ini kan belum stabil, jadi belum bisa normal," ungkap Marjuni.

Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Kediri Salim Darmawan menjelaskan harga kedelai di pasaran dunia saat ini memang mahal, sehingga terimbas kepada negara yang impor. Di Indonesia, kebutuhan impor kedelai hingga 80 persen.

Ia menambahkan, selama ini, perajin tahu dan tempe mengandalkan kedelai impor sebagai bahan baku usahanya.

"Kedelai kan memang dari pasaran dunia mahal, jadi penurunan pasokan global. Makanya imbas ke harga beli di negara pengimpor," ujarnya.

"Kalau dari komunikasi dengan beberapa perajin tahu, untuk produk tahu dari penjul tidak berani serta merta menaikkan harga, karena konsumen akan lari," kata Salim Darmawan menambahkan.

Dirinya juga sudah komunikasi dengan beberapa perajin tahu dan tempe di Kota Kediri, dan mayoritas tidak akan ikut mogok massal dengan tidak produksi.

"Saya kira mereka tetap jalan normal. Intinya, asal barang tidak langka tidak masalah dengan harga sekian tetap ada profit margin, namun berkurang. Jadi, tidak ada mogok massal," kata Salim.

Di Kampung Tahu Kelurahan Betet, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, ada sekitar 11 orang perajin tahu dan sekitar 15 orang perajin tempe. ANTARA

Load More