Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Sabtu, 26 Februari 2022 | 08:17 WIB
Ilustrasi kedelai sebagai bahan olahan tahu. [ANTARA]

SuaraJatim.id - Kenaikan harga kedelai di Indonesia memukul para pelaku industri tempe dan tahu serta usaha lain. Kondisi ini terjadi di sejumlah daerah di Jawa Timur ( Jatim ).

Para pengusaha tahu di Kediri misalnya, mereka kelimpungan mengatus siasat agar industri mereka tetap aman, mulai dari memperkecil ukuran tahu dan tempe, menaikkan harga. Bahkan ada yang sampai menutup sementara industri mereka.

Kondisi serupa terjadi di Banyuwangi dan Jombang Jawa Timur. Para perajin tahu mulai kelimpungan dengan kenaikan harga bahan baku kedelai ini.

Di Sampang Madura kondisi mirip juga terjadi. Bahkan pemerintah kabupaten setempat tak berkutik diterpa kenaikan harga kedelai tersebut.

Baca Juga: Kedelai Lokal dari Grobogan Bisa Bersaing dengan Kedelai Impor asal Amerika Serikat

Seperti disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan, Diskoperindag Sampang, Sapta N Ramlan. Ia mengatakan pihaknya sudah melakukan monitoring ke pedagang pasar terkait tingginya harga kedelai.

"Pemicu naiknya harga kedelai karena stok kosong. Sehingga para pedagang harus berburu kedelai ke daerah luar, sehingga dikenakan biaya transportasi dan oprasinal," katanya seperti dikutip dari beritajatim.com jejaring media suara.com, Jumat (25/2/2022).

Ia menambahkan, tingginya harga kedelai saat ini merata di seluruh pasar se Kabupaten Sampang. Ia juga memprediksi kenaikan harga kedelai akan terus berlangsung.

Dengan kondisi ini, Diskopindag Sampang belum melakukan upaya apapun, sebab tugasnya hanya mengawasi perkembangan harga.

"Untuk diketahui, harga kedelai di Kabupaten Sampang awalnya hanya Rp 10.600 per kilogram dalam sepekan merangkak naik dua kali hingga mencapai Rp 11.600 per kilogram," ujarnya.

Baca Juga: Usai Mogok Produksi, Harga Tempe Naik, Perajin: Kedelai Belum Stabil

Load More